Kistiono, 2014 Pengembangan Model Praktikum Kontekstual Pada Praktikum Fisika Dasar Untuk Meningkatkan
Keterampilan Generik Sains Dan Pemahaman Konsep Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
conceptual laboratory dan lain sebagainya. Adanya berbagai desain ini memberi keleluasaan kepada para pengajar fisika untuk memilihnya sesuai dengan
kompetensi yang akan dibangun atau dibekalkan dalam pembelajaran fisika yang dilaksanakan. Misalnya ketika pembelajaran diorientasikan pada peningkatan
pemahaman konsep dan kemampuan problem solving, maka desain praktikum yang dapat dipilih adalah desainproblem solving laboratory.
Dalam rangka menunjang penguasaan materi ajar fisika dan membekalkan kemampuan mengembangkan dan melaksanakan praktikum fisika, dalam
beberapa perkuliahan fisika di tingkat Universitas diselenggarakan kegiatan praktikum fisika, salah satunya adalah praktikum Fisika Dasar. Hal ini dipandang
amat strategis apalagi untuk mahasiswa calon guru fisika yang nantinya akan bertugas sebagai guru fisika yang tidak akan bisa terhindar dari kegiatan
praktikum. Dalam kurikulum Program Studi Pendidikan fisikadi FKIP salah satu Universitas Negeri di Sumatera Selatan dinyatakan bahwa tujuan penyelenggaraan
kegiatan praktikum Fisika Dasar antara lain adalah: a untuk menanamkan pemahaman konsep-konsep dasar fisika agar mahasiswa mempunyai kepahaman
konsep yang baik dan ajeg untuk menunjang pemahaman materi ajar pada perkuliahan Fisika selanjutnya, b melatihkan menggunakan metode ilmiah, c
melatihkan berbagai keterampilan hands-on minds-on seperti keterampilan proses sains, ketrampilan generik sains dan keterampilan berpikir kreatif dan kritis
FKIP Unsri: 2010. Pada pelaksanaannya kegiatan praktikum ini diselenggarakan di luar jam tatap muka perkuliahan bertempat di laboratorium fisika dasar dengan
alokasi waktu selama 120 menit.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Hasil observasi terhadap proses dan hasil kegiatan praktikum yang dilakukan pada FKIP di salah satu Universitas Negeri di Sumatera Selatan
mengindikasikan bahwa kegiatan praktikum yang dilaksanakan selama ini belum dapat berperan sebagaimana fungsinya yaitu memberikan dukungan yang optimal
Kistiono, 2014 Pengembangan Model Praktikum Kontekstual Pada Praktikum Fisika Dasar Untuk Meningkatkan
Keterampilan Generik Sains Dan Pemahaman Konsep Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
terhadap pencapaian hasil perkuliahan Fisika Dasar sebagaimana tujuan diselenggarakannya praktikum Fisika Dasar.
Praktikum Fisika Dasar yang dilaksanakan selama ini cenderung diorientasikan sebagai sarana pembuktian konsep, hukum atau prinsip yang
sebelumnya telah diinformasikan dalam perkuliahan tatap muka di kelas. Desain yang digunakan adalah praktikum verifikatif cookbooklab, hal ini tercermin dari
hasil telaah terhadap modul praktikum atau lembar kerja mahasiswa LKM yang disusun dan digunakan selama ini, yang secara rinci memuat langkah-langkah
praktis yang harus diikuti mahasiswa selama pelaksanaan praktikum, mahasiswa hanya berperan sebagai tukang ukur yang harus patuh mengikuti langkah demi
langkah dan ketentuan demi ketentuan yang tertera dalam panduan praktikum dan tidak boleh berbeda sama sekali. Praktikum semacam ini tidak banyak
mengembangkan kemampuan berpikir dan hanya sedikit melibatkan intelektual mahasiswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Wenning 2011 yang menyatakan
bahwa cookbook labs memiliki ciri antara lain:are driven step-by step instructions requiring minimum intelectual involvement thereby promoting robotic, rule-
conformng behaviors, assume student will learn the nature of the scientific process by “experience” or implicity, student execute imposed experimental
design; tell which variables to hold constant, which to vary, which are independent, and which dependent.
Praktikum yang bersifat verifikasi ini terkadang justru mendorong kecurangan mahasiswa untuk
memanipulasi data pengukuran, karena
sesungguhnya angka besaran yang akan dibuktikan dan persamaan yang digunakan untuk pembuktian sudah mereka ketahui, sehingga untuk mencapai
angka yang tepat mereka dapat menyiapkannya bahkan sebelum mereka memasuki laboratorium. Tentu ini merupakan hal yang tidak diinginkan, karena
dampak negatif yang justru tumbuh. Organisasi dan tata urut pelaksanaan tema-tema praktikum juga sering
tidak selaras dengan materi ajar Fisika Dasar yang sedang dibahas dalam
Kistiono, 2014 Pengembangan Model Praktikum Kontekstual Pada Praktikum Fisika Dasar Untuk Meningkatkan
Keterampilan Generik Sains Dan Pemahaman Konsep Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
perkuliahan. Ada beberapa tema atau judul praktikum yang harus dipraktikumkan terlebih dahulu sebelum materi ajar yang relevan dibahas dalam perkuliahan.
Misalnya ketika pada perkuliahan masih membahas tentang dinamika partikel, beberapa kelompok praktikum ada yang sudah melaksakan praktikum osilasi
pegas dan bahkan hukum Archimides. Hal ini bisa terjadi karena adanya keterbatasan jumlah setup alat percobaan. Jelas ini tidak sesuai dengan desain
verifikasi yang mengharuskan materi ajar dibahas lebih dahulu dalam perkuliahan untuk kemudian diverifikasi, tentu kurang mendukung pada penguasaan materi
ajar Fisika dasar yang sedang dibahas. Dalam proses praktikum yang selama ini dilakukan dosen dan mahasiswa
sering kali mengalami kesulitan dalam pengukuran peristiwa dinamis seperti persoalan gerak benda, sulit sekali diperoleh data akurat untuk pengukuran posisi
benda bergerak sebagai fungsi waktu dengan menggunakan alat ukur waktu seperti stopwatch. Data-data yang dikumpulkan banyak yang merupakan hasil
perkiraan. Data yang terlalu banyak diperkirakan akan berakibat pada penyimpangan hasil pennyelidikan. Nilai besaran fisika yang diperoleh dari hasil
praktikum akan menyimpang jauh dari nilai yang semestinya yang terdapat pada literatur, misalnya percepatan gravitasi Bumi di literatur nilainya sekitar 9,8 ms
2
, tetapi dari hasil praktikum hanya diperoleh sebesar 7,2 ms
2
. Tentu ini malah akan membingungkan mahasiswa itu sendiri, percaya yang mana? apakah yang mereka
peroleh dari informasi pada perkuliahan atau yang mereka peroleh dari kegiatan praktikum?
Hasil studi pengaruh kegiatan perkuliahan dan praktikum dengan model konvensional melalui pemberian tes pemahaman konsep PK dan tes
keterampilan generik sains KGS terhadap 20 mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika FKIP salah satu Universitas Negeri di Sumatera Selatan yang
pernah mengontrak mata kuliah Fisika Dasar menunjukkan bahwa rata-rata pemahaman konsep dan keterampilan generik sains mereka berada pada kategori
Kistiono, 2014 Pengembangan Model Praktikum Kontekstual Pada Praktikum Fisika Dasar Untuk Meningkatkan
Keterampilan Generik Sains Dan Pemahaman Konsep Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
rendah. Hal ini diindikasikan oleh perolehan hasil tes pemahaman konsep dan keterampilan generik sains mahasiswa yang seperti ditunjukkan pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Hasil tes Pemahaman Konsep dan Keterampilan Generik Sains
Mahasiswa pada Saat Studi pendahuluan Tes Pemahaman Konsep
Tes Keterampilan Generik Sains Rentang skor
Persentase jumlah mahasiswa
Rentang skor Persentase jumlah
mahasiswa 10-20
33 10-20
55 21-30
67 21-30
25 30
31-40 20
40 Skor maks = 100
Skor maks = 100
Rekapitulasi data hasil tes PK dan KGS selengkapnya disajikan pada Lampiran A2.
Rendahnya capaian tes kemampuan pemahaman konsep PK dan keterampilan generik sains KGS mahasiswa diduga erat hubungannya dengan
pelaksanaan perkuliahan dan praktikum Fisika Dasar yang masih bersifat konvensional. Berdasarkan hasil penjaringan respon terhadap 25 mahasiswa
terhadap pelaksanaan praktikum Fisika Dasar yang selama ini dilaksanakan, diperoleh hasil seperti berikut: 80 mahasiswa merasakan bahwa praktikum
Fisika Dasar yang pernah dilakukan tidak menambah kepahaman mereka terhadap konsep-konsep Fisika Dasar, 68 mahasiswa menyatakan bahwa praktikum
Fisika Dasar yang pernah dilakukan belum banyak memfasilitasi kegiatan berpikir dan penggunaan intelektual yang tinggi pada mahasiswa, 76 mahasiswa
menyatakan bahwa praktikum yang pernah dilakukan kurang membangkitkan motivasi mereka untuk melaksanakan kegiatan praktikum dengan sungguh-
sungguh, 92 mahasiswa menyatakan bahwa mereka mengikuti kegiatan praktikum hanya karena memenuhi kewajiban dari perkuliahan Fisika Dasar yang
mereka kontrak, dan 72 mahasiswa menyatakan bahwa praktikum Fisika Dasar yang pernah dilakukan tidak terlalu menunjang pada penguasaan materi ajar
Fisika Dasar. Data selengkapnya disajikan pada Lampiran A1.
Kistiono, 2014 Pengembangan Model Praktikum Kontekstual Pada Praktikum Fisika Dasar Untuk Meningkatkan
Keterampilan Generik Sains Dan Pemahaman Konsep Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Dari hasil beberapa temuan yang terkait dengan pelaksanaan praktikum Fisika Dasar di atas, tampak jelas bahwa pelaksanaan praktikum Fisika Dasar
dengan desain konvensional, tidak banyak menguntungkan mahasiswa dalam pembekalan kompetensinya, hal ini sesuai dengan pendapat beberapa ahli seperti
Heuvelen 2001 yang menyatakan bahwa model pelaksanaan praktikum konvensional cookbook lab tidak menguntungkan mahasiswa, terutama yang
terkait dengan pembekalan keterampilan sains, hands-on bahkan keterampilan minds-on. Dermott et al. 2000 menyatakan bahwa kegiatan laboratorium yang
bersifat konvensional tidak banyak membantu dalam mengembangkan kemampuan berpikir, sedangkan Syam, dkk 2007 menyatakan bahwa praktikum
konvensional cookbook lab lebih diarahkan pada pembuktian teori yang telah diinformasikan kepada mereka sebelumnya, sehingga kurang menumbuhkan
kreativitas mereka dalam bereksperimen. Berdasarkan paparan di atas, teridentifikasi berbagai persoalan masalah
yang dihadapi dalam kegiatan praktikum Fisika Dasar serta faktor-faktor penyebabnya. Untuk mengatasi persoalan-persoalan tersebut maka perlu
dilakukan inovasi dalam kegiatan praktikum Fisika Dasar agar peran dan fungsinya dalam menyokong proses dan hasil perkuliahan Fisika Dasar dapat
ditingkatkan. Tentu dalam menginovasi kegiatan praktikum Fisika Dasar ini diperlukan pertimbangan-pertimbangan yang matang dengan melandaskan diri
pada keperluan dan teori belajar yang mapan dan relevan. Atas dasar masalah yang dihadapi maka perlu dipertimbangkan beberapa hal, Pertama, perubahan
fokus praktikum yang semula berorientasi pada pembuktian verifikasi atau cookbook lab pengetahuan yang sudah diinformasikan menjadi berorientasi pada
konstruksi konsep oleh mahasiswa. Perlu perubahan dari verifikasi menjadi inkuiri. Kedua, perlu ada tahapan dalam praktikum yang berorientasi pada proses
memotivasi mahasiswa untuk melaksanakan kegiatan praktikum dengan sungguh- sungguh. Untuk itu salah satu caranya adalah dengan mengaitkan konten yang
dipelajari dengan fenomena atau peristiwa fisis dalam keseharian fenomena
Kistiono, 2014 Pengembangan Model Praktikum Kontekstual Pada Praktikum Fisika Dasar Untuk Meningkatkan
Keterampilan Generik Sains Dan Pemahaman Konsep Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
kontekstual. Ketiga, perlu ada peningkatan interaksi baik antar sesama mahasiswa dalam pelaksanaan kegiatan praktikum melalui optimalisasi kerja
kelompok secara kooperatif dan kolaboratif, Keempat, perlu dipertimbangkan penggunaan alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur secara akurat
variabel-variabel ukur yang terlibat dalam peristiwa dinamis seperti persoalan gerak benda, yang selama ini sulit dilakukan. Kelima, agar kegiatan praktikum
benar-benar dirasakan menunjang pada penguasaan materi ajar Fisika Dasar, perlu dipertimbangkan organisasi penyajian tema-tema atau topik-topik yang
dipraktikumkan harus selaras dengan konten atau materi ajar Fisika Dasar yang sedang dibahas, selain itu dapat pula dipertimbangkan kegian praktikum tersebut
dibawa ke kelas dan dijadikan sebagai metode pembelajaran Fisika Dasar, tidak terpisah dari kegiatan perkuliahan seperti sekarang.
Kelima hal yang dipertimbangkan tersebut, yaitu inkuiri, kerja kooperatif, aspek kontekstual, faham konstruktivisme, dan akurasi data merupakan bagian
dari pendekatan CTLcontextual teaching and learning yang telah kita kenal selama ini. Pendekatan CTL ini sangat relevan jika diangkat dan dipergunakan
dalam kegiatan praktikum Fisika Dasar. Kegiatan praktikum fisika bisa diawali dengan penyajian fenomena fisis yang sering dijumpai dalam keseharian real
world problem sebagai sarana penumbuhan motivasi, kemudian dilanjutkan dengan konstruksi pengetahuan dan keterampilan oleh mahasiswa itu sendiri
melalui kegiatan inquiry laboratory dimana dalam pelaksanaannya dilakukan secara kelompok kooperatif. Untuk mengatasi persoalan pemerolehan data
pengukuran yang akurat terutama untuk peristiwa dinamik gerak benda bisa digunakan alat bantu video based laboratory VBL yang dilengkapi kamera
pencitra gerak dan program software tracker untuk pengolahan dan analisis data hasil pencitraan gerak benda. Douglas 2008 merekomendasikan untuk
menganalisis jejak gerak benda, misalnya melacak posisi obyek tiap satuan waktu sehingga dapat ditentukan kecepatan dan percepatannya, energi kinetiknya,
momentumnya dan lain-lain, dengan menggunakan VBL yang memiliki fungsi
Kistiono, 2014 Pengembangan Model Praktikum Kontekstual Pada Praktikum Fisika Dasar Untuk Meningkatkan
Keterampilan Generik Sains Dan Pemahaman Konsep Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
ganda yaitu untuk merekam dan menganalisis gerak benda secara detil dan akurat. Keampuhan VBL telah dibuktikan oleh beberapa peneliti, diantaranya Fatkhulloh
2012 dalam penelitianya tentang “Penentuan koefisien restitusi menggunakan
video based laboratory dan logger 3.84, menyimpulkan bahwa video based laboratory VBL dapat membantu mahasiswa dalam menentukan koefisien
restitusi secara tepat dan dapat membantu mahasiswa dalam menghubungkan representasi gejala fisis tumbukan yang abstrak dengan dunia nyata.
Dari paparan di atas muncul gagasan untuk melakukan inovasi dalam kegiatan praktikum Fisika Dasar melalui pengembangan model praktikum Fisika
Dasar yang dalam prosesnya mengadaptasi beberapa komponen pendekatan CTL seperti tersebut di atas. Program praktikum yang dikembangkan selanjutnya diberi
nama atau istilah Model Praktikum Kontekstual atau disingkat MPK. Untuk mewujudkan gagasan tersebut maka telah dilakukan pengembangan MPK melalui
serangkaian kegiatan riset. Diantara desain-desain praktikum fisika yang sudah tersedia, MPK memiliki kekhasan dalam hal tahapan penyajian dan penjelasan
fenomena fisis relevan sebagai sarana pembangkit motivasi mahasiswa dalam bereksperimen dan melatih kemampuan mengaplikasikan konsep dalam persoalan
dunia nyata, yang selama ini memang kurang mendapat perhatian. Unsur itulah yang diklaim sebagai unsur kebaruan dari penelitian ini. Untuk melihat potensi
MPK dalam membekalkan pemahaman konsep PK dan keterampilan generik sains KGS mahasiswa, maka dalam penelitian ini dilakukan studi pengaruh dari
implementasi MPK dalam praktikum Fisika Dasar terhadap peningkatan pemahaman konsep dan keterampilan generik sains KGS melalui studi
eksperimen. Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan tema penelitian ini antara
lain: penelitian yang dilakukan oleh Dahniar 2006 tentang penggunaan model pembelajaran berbasis observasi gejala fisis, hasil penelitiannya menunjukkan
bahwa pembelajaran fisika berbasis observasi gejala fisis dapat dijadikan alternatif pilihan model pembelajaran, karena dapat membantu siswa dalam
Kistiono, 2014 Pengembangan Model Praktikum Kontekstual Pada Praktikum Fisika Dasar Untuk Meningkatkan
Keterampilan Generik Sains Dan Pemahaman Konsep Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
mempermudah memahami konsep Fisika. Penelitian yang dilakukan Kaniawati 2005 tentang pembelajaran fisika berbasis inkuiri, diperoleh kesimpulan bahwa
pembelajaran fisika berbasis inkuiri dapat secara efektif meningkatkan kemampuan bahasa simbolik dan pemodelan matematika mahasiswa. Penelitian
yang dilakukan oleh Usmedi 2012 tentang pembelajaran FisikaTeknik berbasis kegiatan laboratorium, diperoleh bahwa pembelajaran Fisika Teknik berbasis
kegiatan laboratorium dapat meningkatkan keterampilan generik sains mahasiswa.
Berdasarkan identifikasi masalah dan pemikiran-pemikiran solusi seperti yang dipaparkan di atas maka dirumuskan suatu permasalahan yang dikaji dalam
penelitian ini, yaitu : “Bagaimanakah mengembangkan model praktikum
kontekstual MPK untuk keperluan praktikum Fisika Dasar di tingkat Universitas yang dapat meningkatkan pemahaman konsep PK dan keterampilan generik
sains KGS mahasiswa. Agar penelitian ini terarah, maka rumusan masalah tersebut dijabarkan dalam pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah karakteristik MPK yang dikembangkan untuk praktikum
FisikaDasar? 2.
Bagaimanakah efektivitas penggunaan MPK yang dikembangkan dalam meningkatkan pemahaman konsep PK dibandingkan dengan program
praktikum konvensional yang bersifat verifikatif? 3.
Bagaimanakah efektivitas penggunaan MPK yang dikembangkan dalam meningkatkan keterampilan generik sains KGS dibandingkan dengan
program praktikum konvensional yang bersifat verifikatif? 4.
Bagaimanakah pengaruh penggunaan video based laboratory VBL dalam pelaksanaan MPK terhadap peningkatan pemahaman konsep PK dan
keterampilan generik sains KGS ? 5.
Bagaimanakah tanggapan mahasiswa dan dosen terhadap penerapan MPK dalam praktikum Fisika Dasar?
Kistiono, 2014 Pengembangan Model Praktikum Kontekstual Pada Praktikum Fisika Dasar Untuk Meningkatkan
Keterampilan Generik Sains Dan Pemahaman Konsep Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
6. Bagaimanakah kekuatan dan kelemahan MPK yang dikembangkan untuk
praktikum Fisika Dasar dalam implementasinya?
C. Tujuan Penelitian