CA-125carcinoantigen-125. Aromatase. Sitokin.

commit to user 21

2.4.4.2. Tomografi terkomputerisasiCT scan.

Tehnik ini jarang dipergunakan sebagai diagnostik karena biaya yang tinggi dan penampakan lesi yang sangat berbeda-beda.

2.4.4.3. Pencitraan resonansi magnetik.

Pencitraan resonansi magnetik tersebut tidak dipakai secara rutin untuk diagnostik endometriosis.

2.4.5. Diagnostik laboratorik.

Sampai saat ini belum tersedia pemeriksaan laboratorik tunggal yang terpercaya untuk penggunaan klinis, tetapi tampaknya gabungan pemeriksaan marka penanda biokimiawi dan penilaian klinis dapat mengurangi kebutuhan untuk pemastian secara pembedahan.

2.4.5.1. CA-125carcinoantigen-125.

Kekhasan dan kepekaan CA-125 terlalu rendah untuk digunakan sebagai uji penapisan diagnosis endometriosis. Namun demikian, pengukurannya dalam serum masih dapat digunakan sebagai marka untuk memantau respon penanganan yang sedang atau telah dilakukan medisinal atau pembedahan terhadap endomatriosis, atau kekambuhannya, juga untuk membedakan kista jinak adneksa yang bukan endometriosis dengan endometrioma.

2.4.5.2. Aromatase.

Pemeriksaan aromatase dari sediaan biopsi endometrium secara imunohistokimia juga telah terbukti bermanfaat pada kasus dengan kecurigaan endometriosis, karena memiliki kepekaan dan kekhasan yang sangat tinggi hampir 100. commit to user 22

2.4.5.3. Sitokin.

Peran sitokin dalam patogenesis endometrioma juga sudah sangat dikenal. Sitokin-sitokin zalir peritoneal seperti interleukinIL yakni IL-6, IL-8 dan faktor nekrosis tumor tumor necrosis factor,TNF- α telah dikembangkan sebagai marka yang lebih jitu untuk menduga endometriosis.

2.5. Penanganan endometrioma.

Dapat dilakukan dengan pendekatan medisinalis maupun dengan melakukan membedahan baik konservatif maupun pembedahan radikal ataupun gabungan antara pembedahan dan medisinalis. Oleh karena patogenesis endometriosis masih belum jelas betul maka pendekatan penanganan baik secara medisinalis maupun pembedahan dan gabungan keduanya masih belum memberi hasil yang memuaskan.

2.6. Karsinogenesis.

Kanker merupakan suatu kelompok penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak terkontrol, melakukan invasif dan menyebar dari tempat asal sel tersebut ke tempat lain dalam tubuh. Terdapat tiga proses yang mempengaruhi jumlah sel secara keseluruhan pada makhluk hidup. Proliferasi sel adalah faktor yang utama. Faktor kedua adalah eliminasi sel melalui kematian sel yang terprogram. Hal terakhir adalah fase inaktif selama proses deferensiasi untuk memberi kesempatan bagi sel melakukan perbaikan bagi penyimpangan yang mungkin terjadi. Mutasi pada DNA dapat mempengaruhi proses pertumbuhan. apoptosis maupun differensiasi dan mempengaruhi jumlah sel secara keseluruhan. Sel kanker pada umumnya memiliki gangguan pada gen pengatur siklus sel yang mempengaruhi proliferasi sel yang tidak terkontrol tersebut 30 .