commit to user 1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah.
Endometriosis merupakan sebukan jaringan sel-sel kelenjar dan stroma yang abnormal mirip endometrium endometrium like tissue yang tumbuh di sisi luar kavum
uteri, dan memicu reaksi peradangan menahun. Jejas atau sebukan endometriotik pada umumnya dikenal lewat pemeriksaan laparaskopi, kemudian di konfirmasi dengan
histopatologi, paling banyak berlokalisasi di ovarium dan kavum douglasi. Pada umumnya endometriosis menyebabkan gangguan berupa nyeri, infertilitas dan pembesaran atau
tumor, salah satu atau ketiga gejala itu yang menjadi alasan penderita datang berobat. Akhir-akhir ini banyak laporan mengenai peningkatan risiko terjadinya keganasan ovarium
yang berasal dari endometriosis atau lebih tepatnya dari endometriosis ovarii endometrioma
1
. Bila mana sudah terjadi perubahan menjadi karsinoma ovarii memberi prognosa yang jelek pada penderita. Pada penelitian ini akan dicari makna perbedaan antara
endometrioma dengan karsinoma ovarii melalui jalur genetik, sehubungan dengan mekanisme transformasi ke arah keganasan.
Pada penelitian dilaporkan endometriosis bertransformasi menjadi karsinoma endometrioid 26, karsinoma sel bening 21 kemudian berturut-turut berubah menjadi
karsinoma serosa, musinosa dan karsinoma jenis lain berkisar antara 4, 6 dan 6
2
Penelitian lain dengan memeriksa sediaan histologi dari 42 preparat dengan karsinoma endometrioid ovarium 57 penderita sudah dalam pasca menopause, 26 dengan
endometrioma. Pada pengamatan terlihat daerah transisi histologi epitel dari jinak keganas
commit to user 2
meliputi 50 dari preparad. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bila terjadi endometrioma pada pasca menopause sebaiknya ovarium diangkat
2
. Dari 15 publikasi jenis
endometriosis yang berhubungan dengan karsinoma meliputi sel bening 39,2, endometrioid 21,2, serosa 3,3 dan musinous 3,0. Angka kejadian karsinoma sel
bening di Jepang paling tinggi dan karsinoma endometrioid lebih rendah hal ini berbeda dengan angka kejadian di dunia barat. Angka kejadian keganasan meningkat pada epitelial
atipik. dikemukakan 3 kriteria yang menunjukkan neoplasma ganas berasal dari sel endometriotik; 1 jaringan jinak yang berdampingan dengan jaringan ganas pada satu
organ; 2 karsinoma tersebut merupakan tumor primer; 3 terdapat gambaran kelenjar dan stroma
4
.
Endometrioma merupakan suatu campuran antara kelainan jinak dan ganas, sekalipun endometrioma tidak bisa disebut sebagai kondisi premalignan akan tetapi data
epidemiologi, histopatologi dan molekuler memberi kesan endometrioma mempunyai potensi untuk menjadi ganas. Karsinoma ovarii lesi awal yang berasal dari endometrioma
atau berasal dari metaplasi ductus mullerian dari epitel permukaan ovarium atau ovarian surface epitheliumOSE. Dari beberapa penelitian terdapat hubungan antara endometrioma
dengan karsinoma ovarii berkenaan dengan faktor risiko, perubahan genetik, penyimpangan aktifitas onkogen dan jalur anti apoptosis.Teori histogenesis dari endometrioma meliputi 5
kategori: celomic metaplasia ,darah haid berbalik, embryonic cell rests, induksi, penyebaran limfatik dan hematogen. Karsinoma ovarium secara teoritis juga disebabkan
oleh karena perubahan genetik karena kerusakan epitel ovarium selama ovulasi, peningkatan gonadotropin, androgen yang berlebihan dengan penurunan progesteron.
Darah haid berbalik yang mengakibatkan kavum pelvis terkontaminasi dan terjadi inflamasi
commit to user 3
kronis. Telah banyak dikumpulkan usulan kriteria untuk mendiagnosa keganasan ovarium yang berasal dari endometrioma
5
.
Publikasi mengenai kanker hallmarks yang menentukan 7 ciri khusus untuk kriteria fenotip kanker
6
.Dari kriteria tersebut ini nampak bahwa endometriosis merupakan proses neoplasma dengan melihat persamaan 1patologi klinik
dan 2molekuler dan ciri genetik dari endometriosis berhubungan dengan kerangka yang diusulkan oleh Hanahan. Dengan dasar ini dapat menjelaskan patogenesis endometriosis
dengan mempergunakan ‘molecular signatures’. Dengan bukti–bukti epidemiologi yang menunjukkan hubungan antara
endometrioma dan karsinoma ovarii maka dilakukan penelitian dengan pendekatan molekuler dan ciri genetik dari endometrioma yang berhubungan dengan karakteristik suatu
karsinoma yang diusulkan oleh Hanahan Weinberg. Terdapat 7 kriteria antar lain memiliki kemampuan yang cukup dalam sinyal pertumbuhan, tidak peka terhadap sinyal
anti proliferasi, kebal terhadap apoptosis, tidak terbatas potensi replikasi, sokongan dari angiogenesis, invasi dan metastase ke jaringan,memiliki instabilitas genetik. Dari ketujuh
kriteria tersebut akan diambil satu kriteria yaitu kebal terhadap apoptosis sebagai dasar mencari kesamaan antara endometrioma dengan karsinoma ovarii
6
. Kebal terhadap
apoptosis merupakan ciri dari suatu keganasan yang dibuktikan dengan ekspresi yang berlebihan dari anti apoptosis BCL-2, ekspresi yang kurang dari factor proapoptosis
BAX, dan gen p53 p53 merupakan tumour suppressor gene TSG yang protein TP53merupakan pro-apoptoticyang tidak aktif melalui proses mutasi. Jejas endometriotik
mempunyai kesamaan di dalam perkembangannya melalui strategi menghindari dari apoptosis dengan 1 meningkatkan ekspresi BCL-2 2 penurunan BAX
7
regulasi pertahanan dan matrix metalloproteinases MMPs
8
3 peningkatan fas ligand Fasl dan
commit to user 4
interleukin IL-8 di dalam zalir peritoneal yang memicu apoptosis dari limfosit T yang memungkinkan sel endometriotik menghindar dari kematian sel
9
, 4sel germinal
10
dan sel somatik yang di dapat
11
tidak aktifnya mutasi gen p53. Pada penelitian ini ditujukan untuk mengetahui ekspresi Bcl-2 dari endometrioma dan karsinoma ovarii. Bila terdapat ekspresi
Bcl-2 pada endometrioma yang merupakan salah satu indikator suatu keganasan sekalipun belum setinggi ekspresi Bcl-2 pada karsinoma ovarium maka kemungkinan besar ada
kesamaan molekuler antara endometrioma dengan karsinoma ovarium. 1.2. Rumusan
Masalah.
Apakah ada perbedaan ekspresi onkogen Bcl-2 antara endometrioma dan karsinoma Ovarii.
1.3. Tujuan Penelitian.