commit to user 41
bening sekitar 21-54, endometrioid sekitar 35. Serous, musinous dan karsinoma lain sekitar 9
79,80
. Sitologi atipik terlihat pada 20 dari jejas endometriosis dan 33,6 atipik berat kemungkinan awal dari karsinoma ovarium. Terdapat persamaan pada loss of
heterozygosity pada jejas endometriotik dan karsinoma ovarium. Perempuan dengan endometriosis stadium lanjut memperlihatkan penurunan ekspresi dari tumor supresi gen
PTEN dan DNA repair gen hMLH1, hal ini juga terlihat pada karsinoma ovarium
81
.
2.9.5. Hubungan endometriosis dengan karsinoma ovarii berdasar data epidemiologi.
Beberapa penelitian epidemiologi membuktikan perempuan dengan karsinoma ovarium mempunyai riwayat endometriosis, hal ini menjadi dasar dari bukti yang kuat
bahwa terdapat hubungan antara endometrioma dengan karsinoma ovarii
82
. Pada penelitian
perkiraan endometrioma sebagai faktor risiko untuk terjadinya karsinoma ovarium dari 727 perempuan dengan karsinoma ovarium dan 1367 sebagai kontrol. Sesudah disesuaikan data
mengenai usia, jumlah kehamilan, riwayat keluarga dengan karsinoma ovarii, ras, pemakaian oral kontrasepsi, ligasi tuba, histerektomi, dan menyusui, ditemukan
perempuan dengan karsinoma ovarium meliputi 1,7kali 95CI 1.2-2.4 yang memiliki riwayat endometriosis
83
.
2.9.6. Peran inflamasi pada kejadian karsinoma ovarii.
Sel inflamasi dikontrol oleh produksi toxic oxidants oxidative stress yang menyebabkan kerusakan DNA, protein, dan lipid
84
. Inflamasi kronis menghasilkan nekrose dan kompensasi sel untuk membelah. Pembelahan sel yang cepat meningkatkan kesalahan
replikasi terutama jika terjadi pada regulasi seperti p53, meningkatkan risiko untuk mutagenesis. Inflamasi disertai dengan pelepasan sitokin dan growth factor, keduanya
merupakan kondisi kritis untuk pertumbuhan progresivitas dari keganasan. Dari data-data
commit to user 42
disimpulkan bahwa inflamasi berperanan pada kejadian karsinoma ovarii
85
. Bebarapa
inflamasi yang ada hubungannya dengan karsinoma ovarium adalah inflamasi pelvis oleh karena inflamasi panggul yang kronis
86,87
. Kondisi lain seperti endometriosis, hipertiroid dan kista ovarii ada kaitannya dengan inflamasi pelvis dan meningkatkan risiko terjadinya
karsinoma ovarium
86
. Kondisi kontras seperti ligasi kedua tuba dan histerektomi tanpa
oovorektomi menurunkan risiko terjadinya karsinoma ovarii
86,88
. Kemungkinan besar
dengan terputusnya jalur antara traktus genitalis bawah dan atas menghambat kondisi lingkungan inflamasi untuk mencapai epitel ovarium.
Paritas
89,90
kontrasepsi oral
90,91,92
dan menyusui lama, faktor – faktor ini mencegah terjadinya karsinoma ovarii oleh karena kondisi tersebut terjadi penekanan ovulasi.
Pengamatan ini memunculkan suatu hipotesis bahwa ovulasi adalah mutagenik.Apa sebab ovulasi merupakan mutagenik ? Pada ovulasi terjadi proses inflamasi
85
. Sitokin
proinflamasi seperti tumor nekrosis faktor- α TNF-α ,interleukin IL-1, dan IL-6
meningkat selama ovulasi
93,94
. Ovulasi disertai dengan proses inflamasi yang lain seperti proliferasi, stress oksidasi, permeabilitas vaskuler dan peningkatan prostaglandin dan
leukositosis
95
. NSAIDs menghambat ovulasi
96
dan mencegah terjadinya karsinoma ovarium.
Kaitan antara inflamasi dengan karsinoma ovarium diperoleh dari pengamatan secara umum bahwa sel inflamasi terlihat mengelilingi karsinoma ovarium dan tidak
berdaya untuk membersihkannya. Pada kenyataannya pertumbuhan neoplasma baik pada ovarium dan kanker yang lain meliputi serbuan host interaksi dengan sel kanker dimana sel
kanker tersebut menarik produksi dari growh factor, sitokin dan host menginduksi,
commit to user 43
menseleksi dan ekspansi dari tumor tersebut. Secara spesifik mRNA dari TNF - α, IL-1 dan
IL-6 terdapat pada epitel tumor ovarium dan karsinoma ovarium yang disertai asites. Lebih lanjut makrofag inflamasi dari host memproduksi matrik metalloprotein – 9 MMP-9
yang merupakan kondisi kritis merobek matrik ekstraselluler dan menyebabkan tumor melakukan invasi
97
.
2.9.7. Perubahan respon imun pada endometriosis.