Pengertian Perkembangan Self-Regulated Learning

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Self-Regulated Learning

1. Pengertian

Self-Regulated Learning Self-regulated learning adalah sebuah konsep mengenai bagaimana seseorang peserta didik menjadi regulator atau pengatur bagi belajarnya sendiri Zimmerman Martinez-Pons, dalam Schunk Zimmerman,1998. Zimmerman dalam Woolfolk, 2004 mengatakan bahwa self-regulation merupakan sebuah proses dimana seseorang peserta didik mengaktifkan dan menopang kognisi, perilaku, dan perasaannya yang secara sistematis berorientasi pada pencapaian suatu tujuan. Ketika tujuan tersebut meliputi pengetahuan maka yang dibicarakan adalah self-regulated learning. Self-regulated learning merupakan proses dimana peserta didik mengaktifkan pikirannya, perasaan dan tindakan yang diharapkan dapat mencapai tujuan khusus pendidikan Zimmerman, Bonner Kovach, 2003. Selain itu Schunk Zimmermann 1998 menegaskan bahwa peserta didik yang bisa dikatakan sebagai self-regulated learners adalah yang secara metekognisi, motivasional dan behavioral aktif ikut serta dalam proses belajar. Peserta didik dengan sendirinya memulai usaha belajar secara langsung untuk memperoleh pengetahuan dan keahlian yang diinginkan tanpa bergantung pada guru, orang tua, dan orang lain. Universitas Sumatera Utara Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa self-regulated learning merupakan sebuah proses dimana peserta didik mengatur sistem pembelajarannya sendiri dengan melibatkan kognitif, afektif, dan perilakunya sehingga tujuan dari pembelajaran tercapai.

2. Perkembangan

Self-regulated learning Schunk dan Zimmerman dalam Woolfolk, 2004 mengemukakan model perkembangan self-regulated learning. Berkembangnya kompetensi self-regulated learning dimulai dari beberapa faktor yaitu: a. Pengaruh sumber sosial: Berkaitan dengan informasi mengenai akademik yang di peroleh dari lingkungan teman sebaya. b. Pengaruh lingkungan: Berkaitan dengan orang tua dan lingkungannya, sehingga peserta didik dapat menetapkan rencana dan tujuan akademiknya secara maksimal. c. Pengaruh personal atau diri sendiri. Berkaitan dengan diri sendiri peserta didik yang memiliki andil untuk memunculkan dorongan bagi dirinya sendiri untuk mencapai tujuan belajarnya. Di dalam faktor-faktor ini terdapat beberapa level berkembangnya self regulated learning, a. Level pengamatan observasional Peserta didik yang baru awalnya memperoleh hampir seluruh strategi- strategi belajar dari proses pengajaran, pengerjaan tugas, dan dorongan dari lingkungan sosial. Pada level pengamatan ini, sebagian peserta didik Universitas Sumatera Utara dapat menyerap ciri-ciri utama strategi belajar dengan mengamati model, walaupun hampir seluruh peserta didik membutuhkan latihan untuk menguasai kemampuan self-regulated learning. b. Level pesamaan emultive Pada level ini peserta didik menunjukkan performansi yang hampir sama dengan kondisi umum dari model. Peserta didik tidak secara langsung meniru model, namun mereka berusaha menyamai gaya atau pola-pola umum saja. Oleh karena itu, mereka mungkin menyamai tipe pertanyaan model tapi tidak meniru kata-kata yang digunakan oleh model. c. Level kontrol diri self-controlled Peserta didik sudah menggunakan dengan sendiri strategi-strategi belajar ketika mengerjakan tugas. Strategi-strategi yang digunakan sudah terinternalisasi, namun masih dipengaruhi oleh gambaran standar performansi yang ditujukan oleh model dan sudah menggunakan proses self-reward. d. Level pengaturan diri Level ini merupakan level terakhir dimana peserta didik mulai menggunakan strategi-strategi yang disesuaikan dengan situasi dan termotivasi oleh tujuan serta self-efficacy untuk berprestasi. Peserta didik memilih kapan menggunakan strategi-strategi khusus dan mengadaptasinya untuk kondisi yang berbeda, dengan sedikit petunjuk dari model atau tidak ada. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi berkembangnya self-regulated learning adalah faktor 1. Internal, berkaitan dengan kemampuan individu memunculkan dorongan dari dalam diri sendiri, dan 2. Eksternal, berkaitan dengan dukungan orangtua, lingkungan dan informasi akademik yang diterima individu. Kemudian level perkembangan self- regulated learning antara lain 1. Level pengamatan, 2. Level persamaan, 3. Level kontrol diri, 4. Level pengaturan diri.

3. Strategi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Self-Regulated Learning Terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Yang Aktif Berorganisasi Di Universitas Sumatera Utara

15 117 62

Perbedaan Self Regulated Learning antara Mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang Bekerja dengan yang Tidak Bekerja.

8 55 146

Hubungan antara Self-efficacy dengan Self-regulated Learning pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara

10 89 124

HUBUNGAN ANTARA SELF REGULATED LEARNING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA JURUSAN PSIKOLOGI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

5 30 219

HUBUNGAN ANTARA SELF-REGULATED LEARNING DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MAHASISWA Hubungan Antara Self-Regulated Learning Dengan Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 14

Case Processing Summary - Hubungan Antara Konsep Diri Akademik Dengan Self Regulated Learning Pada Mahasiswa Penghuni Asrama Mahasiswa Universitas Sumatera Utara

0 0 30

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. - Hubungan Antara Konsep Diri Akademik Dengan Self Regulated Learning Pada Mahasiswa Penghuni Asrama Mahasiswa Universitas Sumatera Utara

0 0 18

BAB I PENDAHULUAN A. - Hubungan Antara Konsep Diri Akademik Dengan Self Regulated Learning Pada Mahasiswa Penghuni Asrama Mahasiswa Universitas Sumatera Utara

0 0 10

Hubungan Antara Konsep Diri Akademik Dengan Self Regulated Learning Pada Mahasiswa Penghuni Asrama Mahasiswa Universitas Sumatera Utara

0 4 12

Hubungan antara self-regulated learning dan stres akademik pada mahasiswa - USD Repository

1 0 118