BAB I BAB I
BAB I BAB I
Asesmen Makroekonomi Asesmen Makroekonomi
Asesmen Makroekonomi Asesmen Makroekonomi
1.1 K
ONDISI
U
MUM
Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara pada triwulan IV-2008 masih tumbuh cukup baik meskipun menunjukkan pergerakan yang melambat dibandingkan triwulan-triwulan sebelumnya.
Perlambatan ini didorong oleh penurunan kinerja pada beberapa sektor yang cukup dominan dalam pembentukan PDRB Provinsi Sulawei Tenggara seperti sektor pertambangan yang
dipengaruhi oleh menurunnya permintaan luar negeri pasca terjadinya krisis keuangan global. Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara yang diukur berdasarkan PDRB harga konstan pada
triwulan IV-2008 sebesar 7,35
1
y.o.y lebih rendah dibandingkan triwulan IV-2007 dimana pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 8,47
2
y.o.y grafik 1.1.
Grafik 1.1. Perekonomian Sulawesi Tenggara
S umber: data BPS diolah
Proyeksi Bank Indonesia
Secara sektoral, laju pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2008 terutama didorong oleh kinerja sektor pertanian, sektor perdagangan, dan sektor bangunan yang masing-masing
1
Proyeksi Bank Indonesia dengan metode dekomposisi
2
Data BPS Prov. Sultra
A
SESMEN
M
AKROEKONOMI
10
Sumber: BPS diolah ProyeksiBank Indonesia
memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan sebesar 2,05, 1,33, dan 1,06. Pada sisi lain, sektor pertambangan masih tercatat mengalami kontraksi.
Pada sisi penggunaan, penyumbang tertinggi pertumbuhan ekonomi pada triwulan laporan adalah permintaan domestik seiring dengan datangnya hari raya keagamaan Idul Fitri, Idul Adha
dan Natal serta tahun baru 2009 yang diikuti dengan libur panjang.
1.2 PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA
Berdasarkan data PDRB menurut lapangan usaha, pada triwulan IV-2008 tercatat terdapat satu sektor yang mengalami kontraksi yaitu sektor pertambangan sementara sektor yang lain masih
tumbuh positif. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Tenggara tabel 1.1 pada triwulan IV- 2008 terutama didorong oleh sektor pertanian, sektor perdagangan, dan sektor bangunan yang
masing-masing tumbuh sebesar 5,70 y.o.y, 8,83 y.o.y, dan 12.54 y.o.y.
Tabel 1.1 Pertumbuhan Tiap Sektor dalam persen
Q3 Q4
Q1 Q2
Q3 Q4
Pertanian 4.87
4.89 6.33
10.40 6.71
5.70 Pertambangan
22.29 27.00
18.45 12.33
22.20 0.67
Industri 0.73
4.72 2.34
7.42 24.74
9.21 Listrik, Gas dan Air
5.82 0.81
9.07 8.66
5.69 10.78
Bangunan 5.87
5.77 16.63
10.92 12.40
12.54 Perdagangan, Hotel
Restoran 7.88
11.70 5.02
8.71 13.69
8.83 Angkutan Komunikasi
0.77 15.70
14.37 12.96
12.44 13.20
Keuangan 16.68
19.51 16.90
3.88 0.32
2.29 Jasa-jasa
4.86 5.37
2.88 4.97
8.07 7.55
PDRB 6.23
8.47 7.78
6.11 8.02
7.35 2008
2007 Sektor
Sumber: BPS diolah Proyeksi Bank Indonesia
Tabel 1.2. Kontribusi Tiap Sektor Thd Pertumbuhan PDRB Lapangan Usaha dalam persen
Q3 Q4
Q1 Q2
Q3 Q4
Pertanian 1.74
1.82 2.29
3.55 2.37
2.05 Pertambangan
1.27 1.14
0.99 -0.76
-1.45 -0.03
Industri 0.06
0.43 0.21
-0.75 2.01
0.81 Listrik, Gas dan Air
0.04 -0.01
0.07 0.06
0.04 0.07
Bangunan 0.48
0.50 1.16
0.85 1.00
1.06 Perdagangan, Hotel
Restoran 1.18
1.71 0.79
1.33 2.08
1.33 Angkutan Komunikasi
-0.06 1.07
1.10 0.96
0.93 0.96
Keuangan 0.90
1.10 0.77
0.21 0.02
0.14 Jasa-jasa
0.63 0.69
0.40 0.66
1.03 0.94
PDRB 6.23
8.47 7.78
6.11 8.02
7.35 Sektor
2007 2008
A
SESMEN
M
AKROEKONOMI
11
Dilihat dari kontribusinya terhadap pertumbuhan tabel 1.2, sektor pertanian tercatat sebagai sektor yang memberikan kontribusi tertinggi yaitu sebesar 2,05. Selain itu, kontribusi
sektor perdagangan dan sektor bangunan terhadap pertumbuhan juga cukup besar yaitu 1,33 dan 1,06 sedangkan kontribusi dari sektor yang lain masih di bawah 1,00.
Sementara itu, kontribusi terhadap pembentukan PDRB pada triwulan IV-2008 masih didominasi oleh sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel restoran, serta sektor jasa-jasa yang
masing-masing memberikan kontribusi terhadap pembentukan PDRB sebesar 35,40, 15,30 dan
12,53 seperti tampak pada Grafik 1.2.
Perkembangan tiap-tiap sektor ekonomi pembentuk PDRB akan dianalisis lebih lanjut dalam sub bab berikut ini.
1.2.1 Sektor Pertanian
Sektor pertanian pada triwulan IV-2008 tumbuh sebesar 5,70 y.o.y. Pertumbuhan sektor pertanian pada triwulan ini lebih rendah dibandingkan triwulan III-2008. Perlambatan kinerja sektor
pertanian pada periode laporan antara lain disebabkan oleh melambatnya kinerja sub sektor tanaman bahan makanan tabama dan sub sektor perkebunan. Perlambatan yang terjadi pada sub
sektor tabama terjadi seiring dengan berakhirnya masa panen raya yang terjadi pada bulan Agustus – September 2008, meskipun demikian masih terdapat beberapa daerah yang mengalami panen
seperti di Kabupaten Konawe namun dengan luas panen yang relatif turun dibandingkan dengan
Grafik 1.2. Kontribusi Setiap Sektor Thd Pembentukan PDRB
Sumber: Proyeksi Bank Indonesia 0.00
5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00
Pertanian Pertambangan
Industri Listrik, Gas dan Air
Bangunan Perdagangan
Angkutan Keuangan
Jasa-jasa
A
SESMEN
M
AKROEKONOMI
12
Sumber: Data BPS Prov. Sulawesi Tenggara ARAM III-2008
Panen Produksi
Panen Produksi
Panen Produksi
Panen Produksi
Ha Ton
Ha Ton
Ha Ton
Ha Ton
Padi 21,548.00
80,766.67 56,236.00
216,881.67 32,542.00
132,870.98 110,326.00
430,519.31 - Padi Sawah
16,316.00 66,667.00
48,104.00 197,756.00
29,576.00 121,439.00
93,996.00 385,862.00
- Padi Ladang 4,845.00
12,825.00 6,664.00
15,607.00 352.00
894.00 11,861.00
29,326.00 Jagung
22,598.00 55,139.00
11,990.00 28,968.00
3,242.00 8,663.00
37,830.00 92,770.00
Kedelai 1,951.00
1,906.00 1,390.00
1,201.00 690.00
638.00 4,031.00
3,745.00 Kacang Tanah
3,510.00 3,233.00
3,606.00 3,112.00
825.00 759.00
7,941.00 7,104.00
Kacang Hijau 675.00
554.00 801.00
652.00 526.00
448.00 2,002.00
1,654.00 Ubi Kayu
2,926.00 45,646.00
5,377.00 83,779.00
6,656.00 106,563.00
14,959.00 235,987.00
Ubi Jalar 703.00
5,623.00 1,825.00
15,768.00 1,258.00
10,649.00 3,786.00
32,040.00 46,097.00
137,811.67 69,616.00
247,050.67 36,474.00
142,171.98 152,187.00
527,034.31
Komoditi Ramalan III 2008
Januari-April Mei-Agustus
September-Desember Januari-Desember
KabKota 2004
2005 2006
2007 2008
Kolaka Utara 389.3
508.8 678.4
875.4 1,729.9
Kolaka 6,277.4
8,369.9 11,788.6
15,200.1 30,085.3
Konawe 498.7
647.7 907.1
1,170.5 2,321.3
Konawe Utara 1,300.8
1,689.4 2,116.7
2,731.2 4,354.9
Konawe Selatan 768.0
1,011.0 1,658.6
2,463.0 3,742.1
Bombana 1,786.0
2,415.0 3,233.5
4,172.2 7,334.2
Kota Kendari 659.3
856.2 1,141.6
1,473.0 2,384.8
Muna 5,852.1
7,600.2 10,242.8
13,230.2 18,455.9
Buton Utara 1,851.9
2,405.0 3,340.4
4,310.2 7,682.6
Buton 6,403.4
7,617.5 10,574.3
14,532.0 23,292.8
Kota Bau-Bau 798.5
1,040.6 1,660.4
2,142.5 3,280.7
Wakatobi 8,965.8
12,976.7 17,302.3
22,325.5 33,651.6
Sultra 35,551.2
47,138.0 64,644.7
84,625.8 138,316.1
Pertumbuhan 28.41
32.59 37.14
30.91 63.44
triwulan sebelumnya dimana produksi tabama Provinsi Sulawesi Tenggara periode September 2008 – Desember 2008 tercatat 142,17 ribu ton sedangkan produksi tabama untuk periode Mei 2008 –
Agustus 2008 tercatat sebesar 247,05 ribu ton tabel 1.3. Sementara itu, perlambatan kinerja sub sektor perkebunan kakao antara lain disebabkan oleh siklus tanaman kakao yang mulai memasuki
masa berbunga, usia tanaman kakao yang sudah tidak produktif, dan serangan hama PBK yang semakin meningkat seiring dengan meningkatnya curah hujan.
Tabel 1.3 Produksi Tabama Prov. Sultra 2008
Pada sisi lain, peningkatan produksi rumput laut memberikan dampak positif terhadap kinerja pertanian Sulawesi Tenggara. Total produksi rumput laut Sulawesi Tenggara tahun 2008
tercatat sebesar 138,31 ribu ton atau meningkat 63,44 dibandingkan tahun 2007 yang tercatat sebesar 84,62 ribu ton.
Tabel 1.4 Produksi Rumput Laut Sulawesi Tenggara ton
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Sultra
A
SESMEN
M
AKROEKONOMI
13
1.2.2 Sektor Pertambangan
Sektor pertambangan Provinsi Sulawesi Tenggara pada triwulan IV-2008 mengalami penurunan sebesar -0,67 y.o.y. Sektor pertambangan Sulawesi Tenggara masih didominasi oleh
komoditas biji nikel yang diproduksi oleh PT. Aneka Tambang Antam Pomalaa, PT. Arga Morini Indah, PT. Dharma Rosadi Internasional, dan PT. Dharma Bumi Kendari.
Penurunan yang terjadi di sektor pertambangan pada triwulan ini antara lain dipengaruhi oleh penurunan volume produksi biji nikel Provinsi Sulawesi Tenggara seiring dengan menurunnya
permintaan luar negeri terhadap biji nikel Provinsi Sulawesi Tenggara terutama oleh negara Eropa Timur dan Cina sebagai negara tujuan ekspor nikel Sulawesi Tenggara pasca terjadinya krisis
ekonomi global. Hal ini antara lain diindikasikan dengan menurunnya produksi biji nikel PT. Antam Pomalaa. Total produksi biji nikel PT. Antam Pomalaa pada triwulan IV-2008 sebesar 312.603 Wmt
atau turun -36,36 dibandingkan produksi pada triwulan IV-2007 sebesar 491.224 wmt grafik 1.3.
1.2.3 Sektor Industri Pengolahan
Pada triwulan IV-2008 industri pengolahan mengalami pertumbuhan 9,21 y.o.y dan cenderung melambat dibandingkan dengan periode sebelumnya. Kinerja industri pengolahan di
Sulawesi Tenggara hingga saat ini masih didominasi oleh produksi PT. Aneka Tambang Antam Pomalaa. Volume produksi ferronikel PT. Antam Pomalaa pada triwulan IV-2008 tercatat sebesar
3.540,65 ton nikel atau menurun dibandingkan dengan produksi pada triwulan IV-2007
Grafik 1.3 Volume Produksi Biji Nikel
Sumber: PT. Antam Pomalaa Angka Triwulan IV-2008 adalah angka Sementara
A
SESMEN
M
AKROEKONOMI
14
Sumber: PT. Antam Pomalaa Angka Triwulan III-2008 adalah Angka Sementara
sebesar 6.274 ton nikel grafik1.4. Penurunan produksi ferronikel PT. Antam Pomalaa pada
triwulan IV-2008 tersebut terjadi seiring dengan telah terpenuhinya target produksi tahun 2008.
Lebih lanjut, krisis keuangan global yang diikuti dengan perlambatan perekonomian dunia telah berdampak terhadap turunnya permintaan ferronikel PT. Antam Pomalaa. Kondisi ini secara
langsung berpengaruh terhadap menurunnya produksi ferronikel PT. Antam Pomalaa.
1.2.4 Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran
Pada triwulan IV-2008, Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran PHR mengalami pertumbuhan sebesar 8,89 y.o.y. Pertumbuhan Sektor PHR antara lain dipengaruhi oleh faktor
musiman seperti hari raya keagamaan, tahun baru dan libur panjang anak sekolah. Sementara, maraknya kampanye untuk pemilihan legislatif baik untuk daerah pemilihan tingkat II, tingkat I,
maupun tingkat nasional serta penyelenggaraan even Pekan Olah Raga Pelajar Wilayah POPWIL IV di Kota Kendari pada tanggal 21-26 November 2008 juga memberikan dampak positif terhadap
kinerja sektor PHR pada periode laporan. Kegiatan POPWIL IV tersebut diikuti oleh pelajar-pelajar tingkat SMP dan SMA di Provinsi Jawa Timur, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa
Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tenggara.
Grafik 1.4 Volume Produksi Ferronikel Dan Toll Feni
A
SESMEN
M
AKROEKONOMI
15
-100 -50
50 100
150 200
250 300
- 10,000
20,000 30,000
40,000 50,000
60,000 70,000
80,000 90,000
Ja n-
07 Fe
b- 07
M ar
-0 7
A pr
-0 7
M ay
-0 7
Ju n-
07 Ju
l- 07
A ug
-0 7
Se p-
07 O
ct -0
7 N
ov -0
7 D
ec -0
7 Ja
n- 08
Fe b-
08 M
ar -0
8 A
pr -0
8 M
ay -0
8 Ju
n- 08
Ju l-
08 A
ug -0
8 Se
p- 08
O ct
-0 8
N ov
-0 8
D ec
-0 8
Volume Bongkar Pertumbuhan Bulanan
T M
3
Grafik 1.5 Arus Bongkar Di Pelabuhan Kendari TonM
3
Pertumbuhan sektor perdagangan antara lain ditandai dengan meningkatnya jumlah barang yang dibongkar melalui PT. Pelabuhan IV di Kota Kendari. Pada triwulan IV-2008 volume
barang yang dibongkar tercatat sebesar 170.651 TM
3
atau meningkat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 116.181 TM
3
.
1.2.5 Sektor Bangunan
Pada triwulan IV-2008, sektor bangunan di Sulawesi Tenggara mengalami pertumbuhan sebesar 12,54 y.o.y atau lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya. Membaiknya kinerja
sektor bangunan pada periode laporan antara lain didorong oleh adanya realisasi proyek-proyek pemerintah. Masih meningkatnya realisasi proyek pemerintah khususnya pembangunan sarana fisik
antara lain dipengaruhi oleh belum tercapainya target pengerjaan pada triwulan sebelumnya seiring dengan berkurangnya tenaga bangunan karena adanya alih profesi dari tenaga bangunan menjadi
pendulang emas di Kabupaten Bombana. Peningkatan kinerja sektor bangunan pada periode laporan antara lain ditandai dengan
meningkatnya realisasi pengadaan semen di Sulawesi Tenggara dimana realisasi pengadaan semen pada triwulan IV–2008 tercatat sebesar 69,32 ribu ton atau meningkat 52,37 dibandingkan
dengan triwulan III-2008 yang tercatat sebesar 45,49 ribu ton.
Sumber: Data PT. Pelabuhan IV Kendari diolah
A
SESMEN
M
AKROEKONOMI
16
2007 Tw IV
Tw I Tw II
Tw III Tw IV
q-t-q y-o-y
- KPR sd Type 70 71,342 86,459 97,597 116,604
134,097 15.00
87.96 - KPR di atas Type 70
64,231 73,939 82,769 93,548 98,730
5.54 53.71
- Ruko dan Rukan 53,490 60,293 70,836 74,131
71,553 -3.48
33.77 Total
189,063 220,691
251,202 284,283
304,380 7.07
60.99 2008
Penggunaan Growth
Selain itu, peningkatan kinerja sektor bangunan juga diindikasikan oleh meningkatnya kredit untuk pembangunan perumahanruko, dimana pada triwulan IV-2008 tercatat sebesar
Rp304,38 miliar tumbuh sebesar 7,07 q.t.q dibandingkan triwulan III-2008.
Tabel 1.5 Perkembangan Kredit PerumahanRuko
Sumber: LBU Bank Umum
1.2.6 Sektor Angkutan dan Komunikasi
Pada triwulan IV-2008, sektor angkutan dan komunikasi tumbuh sebesar 13,20 y.o.y.
Kinerja sektor angkutan pada triwulan IV-2008 antara lain didipengaruhi oleh faktor adanya libur panjang pada akhir bulan Desember 2008 hingga awal bulan Januari 2009 seiring dengan adanya
peringatan hari besar keagamaan Natal dan Tahun Baru Hijriyah dalam waktu yang berdekatan, perayaan tahun baru, serta datangnya masa liburan sekolah. Kondisi tersebut diikuti dengan arus
mudik yang mulai dirasakan pada minggu III bulan Desember 2008. Selain itu, adanya pemberangkatan 1.690 orang jemaah calon haji dari Sulawesi Tenggara serta penyelenggaraan
POPWIL IV yang diikuti oleh 6 provinsi di luar Sulawesi Tenggara juga memberikan stimulus terhadap membaiknya kinerja sektor angkutan udara pada triwulan IV-2008. Meningkatnya kinerja
Grafik 1.6 Realisasi Pengadaan Semen di Sulawesi Tenggara
Sumber: Asosiasi Semen Indonesia
A
SESMEN
M
AKROEKONOMI
17
sektor angkutan antara lain ditandai dengan meningkatnya pengguna transportasi udara pada triwulan IV-2008 dimana jumlah penumpang yang berangkat sebanyak 57.821 orang atau
meningkat 9,36 dibandingkan dengan triwulan IV-2007 sebanyak 52.871 orang grafik 1.7
Lebih lanjut, kinerja sub sektor komunikasi diperkirakan juga mengalami peningkatan. Hal ini antara lain didukung dengan akses telekomunikasi telephone dan hand phone yang semakin
mudah dan relatif murah yang respons positif oleh masyarakat Sulawesi Tenggara dengan memanfaatkan media komunikasi tersebut terutama pada saat perayaan hari raya dan tahun baru.
1.2.7 Sektor Keuangan
Sektor keuangan pada triwulan IV-2008 tercatat tumbuh sebesar 2,29. Kondisi ini antara lain ditandai dengan NTB perbankan Sulawesi Tenggara yang tercatat sebesar Rp1.306,00 miliar
atau meningkat dibandingkan dengan triwulan III-2008 yang tercatat sebesar Rp911,32 miliar Meskipun tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan III-2008, namun kinerja sektor keuangan
pada triwulan IV-2008 menunjukkan kecenderungan yang melambat. Perlambatan antara lain ditandai dengan perlambatan DPK yang berhasil dihimpun oleh
perbankan di Sulawesi Tenggara dimana pertumbuhan DPK pada triwulan IV-2008 sebesar 14,74 y.o.y atau lebih lambat dibanding triwulan III-2008 sebesar 15,09 y.o.y. Sementara itu,
Sumber: Bandara Wolter Monginsidi Kendari
Grafik 1.7 Jumlah Penumpang Yang Berangkat Dari Bandara Wolter Monginsidi Kendari
A
SESMEN
M
AKROEKONOMI
18
pertumbuhan penyaluran kredit oleh perbankan Sulawesi Tenggara juga mengalami perlambatan dimana pertumbuhan kredit pada periode laporan tercatat sebesar 36,08 y.o.y atau lebih
lambat dibandingkan dengan triwulan III-2008 sebesar 42,31 y.o.y.
1.2.8 Sektor Lainnya
Sementara itu, sektor listrik, gas air bersih LGA serta sektor jasa-jasa masing masing tumbuh sebesar 10,78 y.o.y dan 7,55 y.o.y. Kinerja sektor LGA antara lain didorong oleh
telah beroperasinya mesin pembangkit listrik tambahan dengan kapasitas 6 MW di Kota Kendari pada bulan November 2008. Mesin tersebut didatangkan oleh PLN Kota Kendari guna memenuhi
kebutuhan listrik dimana pada saat ini kebutuhan listrik mencapai 32 MW sementara kapasitas produksi listrik dari pembangkit yang ada hanya 28 MW.
1.3 PDRB MENURUT PENGGUNAAN
Dari sisi penggunaan, pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2008 didorong oleh permintaan domestik karena adanya faktor musiman hari raya keagamaan dan perayaan
menyambut tahun baru 2009. Namun demikian, permintaan domestik tersebut menunjukkan pergerakan yang melambat.
Grafik 1.8 NTB Perbankan Di Sulawesi Tenggara
Sumber:Data LBU Bank Umum diolah
A
SESMEN
M
AKROEKONOMI
19
1.3.1 K
ONSUMSI
Konsumsi pada triwulan IV-2008 tumbuh sebesar 4,41 y.o.y. Meningkatnya konsumsi
rumah tangga antara lain dipengaruhi faktor musiman hari raya keagamaan, perayaan menyambut tahun baru dan berbagai kegiatan yang dilakukan selama triwulan IV-2008 menjadi faktor
pendorong pertumbuhan konsumsi Sulawesi Tenggara.
Tabel 1.6 Indeks Keyakinan Konsumen Juli - Desember 2008
Meskipun masih tumbuh positif, namun pertumbuhan konsumsi pada periode laporan menunjukkan kecenderungan yang melambat. Perlambatan tersebut antara lain ditandai dengan
menurunnya optimisme masyarakat terhadap kondisi perekonomian saat seperti yang tercermin dari indeks keyakinan konsumen IKK yang menunjukkan kecenderungan menurun dimana IKK
pada bulan Desember 2008 tercatat sebesar 129,33 atau lebih rendah dibandingkan bulan November 2008 sebesar 136,33
3
. Lebih lanjut, penurunan optimisme masyarakat terhadap kondisi ekonomi saat ini juga tercermin dari menurunnya indeks kondisi ekonomi IKE dimana IKE bulan
Desember tercatat sebesar 117,00 atau lebih rendah dari bulan November sebesar 126,67
4
. Penurunan IKE ini dipengaruhi oleh persepsi masyarakat bahwa lapangan kerja cenderung
mengalami penurunan serta persepsi masyarakat untuk menunda pembelian barang-barang tahan lama.
Grafik 1.9 Realisasi Kredit Konsumsi
3
Sumber: Survei Konsumen KBI Kendari
4
Sumber: Survei Konsumen KBI Kendari
Sumber: Survei Bank Indonesia
Juli Agustus
September Oktober
November Desember
1 Indeks Keyakinan Konsumen 112.67
122.67 126.50
142.33 136.33
129.33 2 Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini
111.67 115.00
119.67 135.67
126.67 117.00
3 Indeks Ekspektasi Konsumen 113.67
130.33 133.33
149.00 146.00
141.67
Perhitungan indeks hasil survei
Sumber : Laporan Bank Umum
A
SESMEN
M
AKROEKONOMI
20
Sementara itu, melambatnya pertumbuhan konsumsi pada triwulan IV-2008 juga ditandai dengan realisasi kredit konsumsi pada periode laporan yang mengalami perlambatan dimana
pertumbuhan realisasi kredit konsumsi tercatat sebesar 14,53 y.o.y dengan nilai Rp288,56 miliar sedangkan pertumbuhan kredit triwulan IV-2007 sebesar 98,28 y.o.y dengan nilai Rp251,96
miliar grafik 1.9. Perlambatan realisasi kredit pada periode laporan antara lain dipengaruhi oleh melemahnya
daya beli masyarakat yang mendorong peningkatan risiko kredit bermasalah sehingga perbankan lebih berhati-hati dalam menyalurkan kredit.
1.3.2 I
NVESTASI
Pada triwulan IV-2008, investasi di Sulawesi Tenggara tercatat tumbuh sebesar 16,89 y.o.y atau mengalami perlambatan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun
sebelumnya sebesar 21,33 y.o.y. Perlambatan investasi di Sulawesi Tenggara antara lain ditandai dengan adanya penundaan realisasi investasi di sektor pertambangan seiring dengan belum
membaiknya permintaan terhadap hasil pertambangan. Selain itu, pembangunan ruko-ruko baru di Kota Kendari juga mengalami penurunan sementara proses pembangunan ruko yang sedang
berlangsung sudah memasuki tahap penyelesaian akhir. Melambatnya investasi pada periode laporan juga ditandai dengan melambatnya realisasi kredit investasi. Realisasi kredit investasi pada
triwulan IV-2008 tercatat sebesar Rp38,00 miliar turun -37,82 y.o.y dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp61,11 miliar grafik 1.10.
Grafik 1.10 Realisasi Kredit Investasi
Sumber : Laporan Bank Umum
A
SESMEN
M
AKROEKONOMI
21
Grafik 1.11 Realisasi Kredit Modal Kerja dan Investasi
Sumber: LBU Bank Umum
Lebih lanjut, pelaku usaha di Sulawesi Tenggara juga menahan ekspansi usaha seiring dengan menurunnya daya beli masyarakat yang mulai dirasakan pada akhir 2008. Kondisi ini antara
lain ditandai dengan menurunnya realisasi kredit modal kerja pada triwulan IV-2008 dimana realisasi kredit tercatat sebesar Rp94,39 miliar jauh lebih rendah dibanding periode yang sama
tahun sebelumnya sebesar Rp111,81 miliar.
Meskipun masih tumbuh cukup tinggi namun kinerja investasi pada triwulan IV-2008 masih belum optimal terutama terkait dengan pembangunan gedung, perumahan, dan ruko. Kondisi ini
antara lain dipengaruhi oleh berkurangnya tenaga kerja di sektor bangunan seiring dengan adanya aktivitas penambangan emas di beberapa lokasi di Sulawesi Tenggara pada bulan September 2008
yang berdampak terjadinya alih profesi dari sektor bangunan menjadi penambang emas.
1.3.3 E
KSPOR
I
MPOR
Komoditas utama yang diekspor Provinsi Sulawesi Tenggara meliputi beberapa kelompok komoditas seperti biji besi, ferronikel, ikan, kakao, mutiara, dan aspal. Namun demikian, kegiatan
ekspor Sulawesi Tenggara masih sangat tergantung dari hasil pertambangan khususnya biji nikel dimana ekspor hasil pertambangan tersebut sangat tergantung dengan permintaan dari luar negeri
mengingat hasil pertambangan tersebut dikirim langsung ke luar negeri.
A
SESMEN
M
AKROEKONOMI
22
Sumber: Disperindagkop Prov. Sulawesi Tenggara
Pada triwulan IV-2008, kinerja ekspor Sulawesi Tenggara tercatat mengalami kontraksi
sebesar -0,20 y.o.y. Kontraksi pada ekspor Sulawesi Tenggara pada triwulan ini terjadi seiring dengan menurunnya ekspor luar negeri dari Provinsi Sulawesi Tenggara dimana total ekspor pada
periode laporan tercatat hanya sebesar 133,86 ribu ton jauh di bawah ekspor pada triwulan IV- 2007 sebesar 771,92 ribu ton. Berdasarkan komoditasnya, ekspor yang terjadi pada triwulan IV-
2008 hanya ekspor biji nikel dan ferro nikel ke Jepang, China, dan Switzerland. Sementara itu, pada periode laporan tidak tercatat adanya ekspor kakao dari Sulawesi Tenggara langsung ke luar negeri
sedangkan pada triwulan IV-2007 ekspor kakao langsung ke luar negeri tercatat sebesar 6,20 ribu ton. Tidak adanya ekspor kakao pada tiwulan IV-2008 dipengaruhi oleh penurunan produksi kakao
yang disebabkan karena usia tanaman tua, serangan PBK, dan tanaman kakao mulai memasuki masa berbunga. Rendahnya produksi kakao pada triwulan IV-2008 tersebut berdampak terhadap
tidak terpenuhinya kuota untuk pengiriman langsung ke luar negeri dimana proses pengiriman langsung ke luar negeri dilakukan dengan mendatangkan kapal pengangkut langsung dari luar
Singapura atau Malaysia dengan batas minimum satu kali pengiriman 1.000 ton kakao.
Tabel 1.7 Volume Ekspor Provinsi Sulawesi Tenggara
Definisi ekspor dan impor dalam pembentukan PDRB adalah seluruh arus perdagangan keluar dan masuk baik yang sifatnya antar wilayah provinsi maupun antar negara. Berdasarkan
definisi tersebut, Provinsi Sulawesi Tenggara tercatat masih memiliki nilai net balance perdagangan yang negatif atau impor masih lebih tinggi dari ekspor. Berdasarkan asal barangnya, impor Provinsi
Sulawesi Tenggara masih didominasi oleh perdagangan dalam negeri dimana sebagian besar barang yang masuk ke Sulawesi Tenggara berasal dari Sulawesi Selatan dan Surabaya.
Q1 Q2
Q3 Q4
Q1 Q2
Q3 Q4
Biji Nikel 498.60
665.41 427.57
744.34 717.95
882.07 546.65
124.16 Ferro Nikel
145.93 100.86
11.71 21.37
0.45 32.94
14.25 9.70
Ikan 0.18
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 Kakao
1.50 1.00
4.00 6.20
2.00 0.00
0.00 0.00
Mutiara 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 Bambu Laut
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 0.00
0.02 0.00
Aspal 0.00
0.00 6.50
0.00 0.00
0.00 0.00
0.00 Total
646.22 767.27
449.78 771.92
720.39 915.01
560.92 133.86
Komoditi 2007
2008
A
SESMEN
M
AKROEKONOMI
23
Grafik 1.12 Arus Bongkar Muat Di Pelabuhan Kendari TonM3
Berdasarkan data dari PT. Pelabuhan IV Kendari, pada triwulan IV-2008 perdagangan dalam negeri masih didominasi oleh arus bongkar barang yang tercatat sebesar 170.651 tonm
3
. Sementara itu, volume barang yang dimuat di PT. Pelabuhan IV Kendari sebesar 105.722 tonm
3
grafik 1.11. Sementara itu, pada triwulan IV-2008 terdapat impor antrasit batu bara dari Cina dengan volume 6.240 ton senilai 1.835,18 ribu.
Sumber: Data PT. Pelabuhan IV Kendari diolah
A
SESMEN
M
AKROEKONOMI
24
Halaman ini sengaja dikosongkan
Jan Feb
Mar Apr
Mei Juni
Juli Agst
Sept Okt
Nov Des
Bulanan m.t.m 1.94 -0.07 1.02 0.44 2.13
6.49 1.77
-0.06 1.57
0.91 -0.62
0.45 Thn Berjalan y.t.d
1.94 1.87 2.91 3.36 5.56 10.78 12.74 12.67 14.44 15.48 14.76 15.28
Tahunan y.o.y 7.50
7.65 8.42 8.58 9.57 13.19 13.40 13.98 16.22 16.43 14.89 15.28 Inflasi Umum
2008
BAB II BAB II
BAB II BAB II
ASESMEN INFLASI ASESMEN INFLASI
ASESMEN INFLASI ASESMEN INFLASI
2.1 Kondisi Umum
Pada triwulan IV-2008, perkembangan harga secara umum di Sulawesi Tenggara yang digambarkan oleh perubahan Indeks Harga Konsumen IHK di Kota Kendari, secara tahunan
tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan IV-2007. Perkembangan harga yang diukur dengan Indeks Harga Konsumen IHK pada
triwulan IV-2008 mengalami inflasi sebesar 15,28 y.o.y atau lebih tinggi dibandingkan triwulan IV-2007 yang mengalami inflasi sebesar 7,53 y.o.y. Laju inflasi di Sulawesi
Tenggara tersebut juga tercatat masih lebih tinggi dari inflasi nasional sebesar 11,06 y.o.y. Berdasarkan kelompoknya, inflasi tertinggi di Sulawesi Tenggara terjadi pada
kelompok bahan makanan dimana laju inflasi tahunan kelompok bahan makanan sebesar 32,02 y.o.y.
Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Provinsi Sulawesi Tenggara
Sumber: data BPS diolah
2.2 Perkembangan Inflasi di Provinsi Sulawesi Tenggara