Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat BPR

PERKEMBANGAN P ERBANKAN 49

3.2.8 Efisiensi Usaha

Pelaksanaan good corporate governance terutama dalam penerapan efisiensi nampaknya sudah dilakukan secara konsisten oleh manajemen dan sumber daya perbankan, hal ini terlihat dari rasio antara beban operasional dan pendapatan operasional BOPO yang cukup baik, dimana pada triwulan IV-2008 BOPO tercatat sebesar 63,75 sementara pada triwulan IV-2007 tercatat sebesar 65,38 table 3.9. Peningkatan beban operasional terutama didorong oleh meningkatnya biaya bunga, tenaga kerja, promosi serta penghapusan kredit. Tabel 3.9. Perkembangan Pendapatan Beban Operasional Dalam Jutaan Rupiah Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Pendapatan Operasional 568.810 153.742 326.642 519.764 715.119 Beban Operasional 371.884 97.418 234.337 352.941 455.867 Rasio BOPO 65,38 63,36 71,74 67,90 63,75 Indikator 2007 2008 Sumber: LBU

3.3 Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat BPR

Ketatnya likuiditas bank umum yang terjadi pada triwulan IV-2008 pasca terjadinya krisis keuangan global sedikit berpengaruh terhadap kinerja BPR di Sulawesi Tenggara, sebagaimana terlihat pada menurunnya total aset BPR. Namun demikian tingkat kepercayaan masyarakat terhadap BPR masih cukup tinggi, sebagaimana diindikasikan oleh meningkatnya dana pihak ketiga yang dihimpun BPR. Total aset BPR Sulawesi Tenggara pada triwulan IV-2008 tercatat sebesar Rp56,64 miliar, turun sebesar 0,49 dibandingkan triwulan III-2008 yang sebesar Rp56,25 miliar tabel 3.10. Penurunan total aset antara lain didorong oleh menurunnya antar bank pasiva. Tabel 3.10. Perkembangan Indikator BPR Sulawesi Tenggara Juta Rupiah Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV q-t-q y-o-y ASET 46.998 44.887 51.247 56.921 56.643 -0,49 20,52 TOTAL DPK 41.842 39.496 43.330 47.331 49.799 5,21 19,02 Kredit 32.130 34.372 39.115 43.441 42.155 -2,96 31,20 L D R 76,79 87,03 90,27 91,78 84,65 2008 2007 Indikator Growth Sumber: LBBPR Total DPK yang dihimpun tercatat sebesar Rp49,79 miliar, meningkat 5,21 PE P ERKEMBANGAN P ERBANKAN 50 dibandingkan posisi triwulan III-2008 yang sebesar Rp47.33 q-t-q. Peningkatan terjadi baik pada tabungan maupun deposito, yang menunjukkan pertumbuhan masing-masing sebesar 8,36 dan 0,84 q-t-q. tabel 3.11. Meningkatnya DPK tidak terlepas dari promosi yang dilakukan manajemen serta menariknya suku bunga simpanan yang diberikan BPR terhadap simpanan masyarakat. Meningkatnya DPK yang dihimpun tersebut mencerminkan juga terjaganya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap BPR yang beroperasi di Sulawesi Tenggara. Besarnya kepercayaan ini juga tidak terlepas dari program antisipasif pemerintah yang menaikan batas jumlah dana masyarakat yang dijamin pemerintah dari Rp100 juta menjadi Rp1 miliar. Tabel 3.11. Dana Pihak Ketiga BPR Juta Rupiah Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV q-t-q y-o-y Deposito 16.227 16.116 18.432 19.785 19.951 0,84 22,95 Tabungan 25.614 23.380 24.898 27.546 29.848 8,36 16,53 Total 41.841 39.496 43.330 47.331 49.799 5,21 19,02 2008 2007 DPK Growth Sumber: LBBPR Dengan semakin meningkatnya DPK yang dihimpun BPR Sulawesi Tenggara, tentunya memungkinkan BPR untuk terus mendorong perekonomian daerah melalui peningkatan penyaluran kreditannya. Kredit yang disalurkan pada triwulan IV-2008 tercatat sebesar Rp42,16 miliar turun sebesar 2,96 q-t-q dibandingkan triwulan III-2008 yang sebesar Rp43,44 miliar tabel 3.12. Penurunan ini didorong oleh adanya pelunasan kredit. Tabel 3.12. Kredit BPR berdasarkan jenis penggunaan Dalam Jutaaan Rupiah Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV q-t-q y-o-y Modal Kerja 23.273 24.698 26.587 28.435 28.018 -1,47 20,39 Investasi 254 375 150 148 146 -1,35 -42,52 Konsumsi 8.604 9.299 12.378 14.858 13.991 -5,84 62,61 Jumlah 32.131 34.372 39.115 43.441 42.155 -2,96 31,20 2008 2007 Indikator Growth Sumber: LBBPR PERKEMBANGAN P ERBANKAN 51 Berbeda dengan komposisi penyaluran kredit pada bank umum, yang lebih didominasi untuk tujuan konsumsi, kredit yang disalurkan BPR sebagian besar digunakan untuk tujuan modal kerja yang mencapai Rp28,02 miliar dengan pangsa sebesar 66,46. Sementara, untuk tujuan konsumsi pangsanya hanya sebesar 33,19 grafik 3.11.. Hal ini mencerminkan bahwa peran BPR dalam menggerakkan sektor usaha, terutama usaha mikro yang umumnya bergerak di sektor PHR melalui pemberian modal kerja yang cukup signifikan. Dilihat pertumbuhannya, baik kredit modal kerja, investasi maupun konsumsi pada triwulan ini mengalami penurunan dengan prosentase masing- masing sebesar 1,47, 1,35 dan 5,84. Sementara itu, secara sektoral penyaluran kredit oleh BPR didominasi oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan pangsa sebesar 52,22. Sementara sektor industri merupakan sektor dengan pangsa kredit BPR terkecil yakni sebesar 1,06 grafik 3.12. Kondisi ini berbeda dengan bank umum dimana secara sektoral penyaluran kreditnya lebih didominasi sektor lainnya. Sementara itu, kualitas kredit yang disalurkan pada triwulan ini mengalami sedikit penurunan, sebagaimana terlihat pada rasio kredit bermasalah NPLs gross, yang meningkat dari 5,50 pada triwulan III-2008 menjadi 6,53 pada triwulan laporan. Sementara NPLs nett tercatat sebesar 5,10. Untuk memitigasi risiko kerugian yang muncul, pengelola BPR telah membentuk cadangan PPAP yang cukup, sebagaimana terlihat pada NPLs nett yang hanya sebesar 4,13. tabel 3.13. Grafik 3.11 Pangsa Kredit Berdasarkan Penggunaan 66,46 0,35 33,19 Modal Kerja Investasi Konsumsi Grafik 3.12. Pangsa Kredit BPR berdasarkan sektor ekonomi 6,871,06 52,22 6,57 33,28 Pertanian Industri PHR Jasa-Jasa Lainnya Sumber: LBPR PE P ERKEMBANGAN P ERBANKAN 52 Tabel 3.13. Perkembangan Kolektibilitas Kredit BPR Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Lancar 30.654 30.654 36.580 41.051 39.403 Kurang Lancar 217 217 732 587 822 Diragukan 596 596 472 723 743 Macet 662 662 1.331 1.079 1.187 Kredit 32.129 32.129 39.115 43.440 42.155 NPL Nominal 1.475 1.475 2.535 2.389 2.752 NPL Gross 4,59 4,59 6,48 5,50 6,53 2008 Kolektibilitas 2007 Sumber : LBBPR Sementara itu, berdasarkan kelembagaan jumlah BPR yang beroperasi di Sulawesi Tenggara pada triwulan IV-2008 tidak mengalami perubahan dibandingkan posisi akhir Desember 2007, yakni sebanyak 6 BPR yang tersebar di wilayah Kendari, Kolaka, Raha dan Bau-Bau.

3.4 Perkembangan Perbankan per Wilayah