Kondisi Umum ProdukHukum BankIndonesia

BAB III BAB III BAB III BAB III PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERBANKAN PERBANKAN PERBANKAN PERBANKAN

3.1 Kondisi Umum

Memasuki triwulan IV-2008, dampak krisis subprime mortgage di Amerika Serikat yang telah memicu krisis keuangan global juga telah merambat ke pasar keuangan di Indonesia termasuk sektor perbankan. Hal ini antara lain ditandai oleh ketatnya likuiditas sehingga perbankan mengurangi laju pertumbuhan kreditpembiayaannya. Namun demikian, langkah-langkah antisipatif yang dilakukan oleh Pemerintah bersama otoritas pengaturan dan pengawasan perbankan yang cukup reponsif dengan mengeluarkan berbagai kebijakan, telah mengurangi tekanan krisis sehingga dampaknya terhadap perbankan nasional hingga akhir tahun 2008 menjadi tidak begitu signifikan. Kondisi serupa juga terjadi pada perbankan Sulawesi Tenggara, dimana pada triwulan IV-2008 perbankan masih menunjukkan kinerja yang cukup baik. Isu krisis keuangan yang diperkirakan akan berdampak negatif pada dunia perbankan nasional tidak direspon oleh masyarakat dengan menarik dananya secara besar-besaran. Hal ini terlihat pada masih berjalannya pelaksanaan fungsi intermediasi. Dana pihak ketiga yang dihimpun maupun Kreditpembiyaan yang disalurkan masih menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi. Kualitas kredit yang disalurkan masih berada pada tingkat yang aman. Demikian halnya dengan efisiensi dan perolehan laba usaha, memperlihatkan peningkatan yang cukup baik. Total aset perbankan Sulawesi Tenggara pada triwulan IV-2008 tercatat sebesar Rp5.911,67 miliar, meningkat 2,46 dibandingkan posisi triwulan III-2008 yang tercatat sebesar Rp5.769,49 miliar sehingga secara tahunan tumbuh sebesar 14,96. Pertumbuhan aset tersebut masih didorong oleh meningkatnya dana pihak ketiga DPK dan antar kantor pasiva. DPK yang dihimpun perbankan Sulawesi Tenggara pada triwulan IV-2008 sebesar Rp4.613,06 miliar, meningkat 11,65 dibanding posisi triwulan III-2008 yang tercatat sebesar Rp4.539,26 miliar q-t-q. Peningkatan terjadi pada tabungan dan deposito, dengan pertumbuhan masing-masing sebesar 19,13 dan 11,58, sementara giro mengalami penurunan sebesar 13,50 q-t-q. Penurunan yang terjadi pada giro, terutama giro milik pemerintah daerah disebabkan oleh adanya realisasi pembayaran untuk proyek-proyek pemerintah yang telah selesai pengerjaannya pada akhir tahun 2008. Sementara itu, PE P ERKEMBANGAN P ERBANKAN 36 peningkatan tabungan dan deposito, selain didorong oleh adanya shifting dari giro pemerintah daerah ke tabungandeposito milik masyarakatbadan usaha sehubungan dengan adanya pembayaran proyek, juga didorong oleh mulai mengalirnya dana-dana masyarakat dari penghasilan penambangan emas di Kabupaten Bombana ke sektor perbankan, hal ini diindikasikan oleh meningkatnya DPK perbankan di wilayah tersebut. Peningkatan DPK tersebut tentunya telah memberi peluang kepada perbankan untuk terus meningkatkan pangsa kreditpembiayaannya. Posisi kreditpembiayaan pada triwulan IV- 2008 tercatat sebesar Rp3.829,84 miliar, meningkat 2,01 dibandingkan posisi triwulan III- 2008 yang sebesar Rp3.754,35 miliar q-t-q, sehingga secara tahunan kreditpembiayaan perbankan Sulawesi Tenggara tumbuh sebesar 36,03 y-o-y. Peningkatan kredit terjadi pada kredit investasi dan kredit konsumsi yang masing-masing tumbuh sebesar 2,13 dan 4,25, sementara kredit modal kerja turun sebesar 5,96 q-t-q. Berdasarkan sektor ekonomi, peningkatan laju pertumbuhan kredit pada triwulan laporan terjadi pada sektor jasa sosial, angkutan, dan PHR yang masing-masing tumbuh sebesar 11,95, 3,47 dan 2,94 q-t-q. Peningkatan kredit tersebut mencerminkan semakin berkembangnya kegiatan ketiga sektor tersebut terutama sektor PHR yang kontribusinya terhadap pembentukan PDRB cukup besar. Dengan meningkatnya kredit yang disalurkan perbankan Sulawesi Tenggara, serta pelaksanaan good corporate governance GCG yang baik terutama dari sisi efisiensi usaha sebagaimana tercermin pada rasio antara biaya operasional dengan pendapatan operasional BOPO yang turun dari 65,37 pada akhir tahun 2007 menjadi 53,75 pada tahun 2008, telah mendorong peningkatan laba sebelum pajak perbankan Sulawesi Tenggara dari Rp265,64 miliar menjadi Rp310,45 miliar atau meningkat sebesar 16,87 y-o-y. Sementara itu dari sisi kualitas, kualitas kredit yang disalurkan perbankan Sulawesi Tengara masih berada pada tingkat yang aman meskipun sedikit mengalami peningkatan. Hal ini tercermin pada rasio non performing loans NPL gross yang tercatat sebesar 2,81, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan posisi triwulan III-2008 yang tercatat sebesar 2,70. Meskipun demikian, untuk memitigasi risiko kerugian yang muncul, perbankan tetap membentuk cadangan yang cukup berupa Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif PPAP sehingga NPL nett tercatat sebesar 1,83. Peningkatan laju pertumbuhan kredit yang lebih besar dari laju pertumbuhan dana pihak ketiga, telah meningkatkan Loan to Deposit Ratio LDR perbankan Sulawesi Tenggara dari 82,71 pada triwulan III-2008 menjadi 83,02 pada triwulan IV-2008. PERKEMBANGAN P ERBANKAN 37 Sementara itu kredit berdasarkan lokasi proyek 1 pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp4.792,84 miliar, dimana sebesar Rp3.787,67 miliar 79,03 disalurkan oleh perbankan Sulawesi Tenggara, sementara sisanya sebesar Rp1.005,15 miliar 20,97 disalurkan oleh perbankan dari luar Sulawesi Tenggara. Hal ini menunjukkan bahwa peran perbankan di luar Sulawesi Tengara cukup signifikan dalam membiayai proyek-proyek yang ada di Sulawesi Tenggara. Hal ini terjadi antara lain karena masih terbatasnya kewenangan memutus kredit bagi pemimpin cabang bank. Selain itu, terdapat beberapa investor dari luar yang berinvestasi di Sulawesi Tenggara yang berkantor pusat di luar Sulawesi Tenggara yang pada umumnya memperoleh pembiayaan dari perbankan yang berlokasi sama dengan kantor pusat perusahaan investor. Tabel 3.1: Indikator Perbankan Sulawesi Tenggara Dalam Jutaan Rp. Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV q-t-q y-o-y Aset 5.142.573 5.356.080 5.523.781 5.769.497 5.911.674 2,46 14,96 - Bank Umum 5.095.575 5.311.193 5.472.534 5.712.576 5.855.031 2,49 14,90 - BPR 46.998 44.887 51.247 56.921 56.643 -0,49 20,52 DPK 4.018.925 4.131.714 4.335.081 4.539.260 4.613.062 1,63 14,78 - Bank Umum 3.977.083 4.092.218 4.291.751 4.491.929 4.563.263 1,59 14,74 - BPR 41.842 39.496 43.330 47.331 49.799 5,21 19,02 Kredit 2.815.517 3.011.481 3.402.845 3.754.348 3.829.841 2,01 36,03 - Bank Umum 2.783.387 2.977.109 3.363.730 3.710.907 3.787.686 2,07 36,08 - BPR 32.130 34.372 39.115 43.441 42.155 -2,96 31,20 LDR 70,06 72,89 78,50 82,71 83,02 - Bank Umum 69,99 72,75 78,38 82,61 83,00 - BPR 76,79 87,03 90,27 91,78 84,65 NPLS Gross 4,52 4,44 5,07 2,70 2,81 - Bank Umum 4,52 4,37 5,05 2,67 2,77 - BPR 4,59 9.93 6,48 5,50 6,53 Growth 2007 Indikator 2008 Sumber: LBU Bank Umum BPR 1 Kredit yang disalurkan oleh perbankan di seluruh Indonesia untuk membiayai proyek di Sulawesi Tenggara. PE P ERKEMBANGAN P ERBANKAN 38

3.2 Perkembangan Bank Umum