Perkembangan Inflasi di Provinsi Sulawesi Tenggara InflasiDeflasi Terbesar per- Sub kelompok

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des Bulanan m.t.m 1.94 -0.07 1.02 0.44 2.13 6.49 1.77 -0.06 1.57 0.91 -0.62 0.45 Thn Berjalan y.t.d 1.94 1.87 2.91 3.36 5.56 10.78 12.74 12.67 14.44 15.48 14.76 15.28 Tahunan y.o.y 7.50 7.65 8.42 8.58 9.57 13.19 13.40 13.98 16.22 16.43 14.89 15.28 Inflasi Umum 2008 BAB II BAB II BAB II BAB II ASESMEN INFLASI ASESMEN INFLASI ASESMEN INFLASI ASESMEN INFLASI

2.1 Kondisi Umum

Pada triwulan IV-2008, perkembangan harga secara umum di Sulawesi Tenggara yang digambarkan oleh perubahan Indeks Harga Konsumen IHK di Kota Kendari, secara tahunan tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan IV-2007. Perkembangan harga yang diukur dengan Indeks Harga Konsumen IHK pada triwulan IV-2008 mengalami inflasi sebesar 15,28 y.o.y atau lebih tinggi dibandingkan triwulan IV-2007 yang mengalami inflasi sebesar 7,53 y.o.y. Laju inflasi di Sulawesi Tenggara tersebut juga tercatat masih lebih tinggi dari inflasi nasional sebesar 11,06 y.o.y. Berdasarkan kelompoknya, inflasi tertinggi di Sulawesi Tenggara terjadi pada kelompok bahan makanan dimana laju inflasi tahunan kelompok bahan makanan sebesar 32,02 y.o.y. Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Provinsi Sulawesi Tenggara Sumber: data BPS diolah

2.2 Perkembangan Inflasi di Provinsi Sulawesi Tenggara

Perkembangan IHK di Kota Kendari pada periode Oktober 2008-Desember 2008 ditandai dengan terjadinya inflasi bulanan yang terjadi pada bulan Oktober 2008 dan bulan Desember 2008 sedangkan pada bulan November 2008 terjadi deflasi grafik 2.1. Inflasi bulanan tertinggi terjadi pada bulan Oktober 2008 yaitu sebesar 0,91 m.t.m. Inflasi yang terjadi pada bulan Oktober 2008 antara lain masih disebabkan karena masih adanya kenaikan harga bahan makanan khususnya untuk komoditas ikan. Kenaikan harga ikan pada bulan Oktober 2008 antara lain disebabkan oleh berkurangnya aktivitas nelayan seiring dengan adanya aktivitas pertambangan emas di Kabupaten Bombana dan Kabupaten Kolaka sehingga pasokan ikan terganggu yang pada akhirnya mendorong kenaikan harga ikan. . A SESMEN I NFLASI 26 Tahunan y.o.y Thn Berjalan y.t.d Bulanan m.t.m Sumbangan m.t.m Bahan Makanan 32.02 32.02 1.78 0.440 Makanan Jadi, Minuman, Rokok Tembakau 16.36 16.36 0.36 0.040 Perumahan, Air, Listrik, Gas Bahan Bakar 15.72 15.72 1.05 0.240 Sandang 7.56 7.56 1.51 0.122 Kesehatan 8.9 8.9 0.02 0.001 Pendidikan, Rekreasi, dan Olah Raga 4.92 4.92 0.09 0.006 Transpor, Komunikasi Jasa Keuangan 5.68 5.68 -1.77 -0.399 Kelompok Inflasi Bulan Desember 2008 Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Bulanan m.t.m Nasional Kendari Sumber: Data BPS diolah Sementara itu, Deflasi pada bulan November 2008 tercatat sebesar -0,62 m.t.m yang disebabkan oleh deflasi yang terjadi pada kelompok bahan makanan khususnya pada sub kelompok ikan diawetkan dan sub kelompok sayur mayur. Pada sisi lain, Kota Kendari mengalami inflasi sebesar 0,45 m.t.m pada bulan Desember 2008 dimana hampir seluruh kelompok mengalami inflasi dan hanya ada satu kelompok yang mengalami deflasi yaitu kelompok transportasi.

2.3 Faktor-Faktor Penyumbang Inflasi

Pada triwulan IV-2008, dari tujuh kelompok pengeluaran tercatat satu kelompok yang mengalami deflasi sementara enam kelompok lainnya mengalami inflasi seperti terlihat pada tabel 2.2. Kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan merupakan satu-satunya kelompok yang mengalami deflasi sebesar -1,77 m.t.m. Deflasi yang terjadi pada kelompok transportasi tersebut mampu meredam laju inflasi umum sebesar -0,39. Tabel 2.2. Inflasi September 2008 dalam Sumber: data BPS diolah A SESMEN I NFLASI 27 Pada sisi lain, terdapat tiga kelompok yang mengalami inflasi bulanan cukup tinggi yaitu kelompok bahan makanan, kelompok sandang, serta kelompok perumahan, air, listrik, gas bahan bakar yang mesing-masing mengalami inflasi sebesar 1,78 m.t.m, 1,51 m.t.m, dan 1,05 m.t.m. Total sumbangan ketiga kelompok tersebut terhadap inflasi umum sebesar 0,80

2.3.1 Kelompok Bahan Makanan

Meskipun terdapat beberapa komoditas pada kelompok bahan makanan mengalami deflasi namun kelompok bahan makanan mengalami inflasi bulanan sebesar 1,78 m.t.m dan memberikan sumbangan terhadap inflasi bulanan cukup besar yaitu 0,44. Berdasarkan sub kelompoknya, bumbu-bumbuan merupakan sub kelompok yang mengalami inflasi cukup tinggi yaitu 11,95 m.t.m sedangkan sub kelompok ikan diawetkan tercatat mengalami deflasi paling besar yaitu -6,19 m.t.m. Berdasarkan sumbangannya, inflasi yang terjadi pada bulan Desember 2008 didorong oleh kenaikan harga yang terjadi pada komoditas beras, ikan bandeng, udang basah, cabe rawit, tomat sayur, ikan kembung, daging ayam kampung, kol putih, dan ikan layang. Kenaikan beberapa komoditas tersebut antara lain dipengaruhi oleh faktor pasokan yang berkurang. Kondisi curah hujan yang berada di atas normal menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi hasil panen cabe di Sulawesi Tenggara dimana dengan curah hujan di atas normal berpotensi membuat cabe yang siap dipetik menjadi busuk. Sementara itu, kenaikan harga beras antara lain dipicu oleh relatif sedikitnya panen padi sehingga pasokan beras sedikit berkurang. Tabel 2.3. Perkembangan Harga Bulanan Beberapa Sayur Mayur November 2008 - Desember 2008 Rupiah SAYUR MAYUR SATUAN Nov-08 Dec-08 PERUBAHAN Bawang Merah kg 13,667 15,750 15.24 Bawang Putih kg 9,667 9,000 -6.90 Cabe Merah Besar kg 13,000 19,000 46.15 Cabe Merah Keriting kg 12,333 17,500 41.90 Cabe Rawit kg 44,000 47,500 7.95 Kol kg 7,333 9,000 22.73 Buncis kg 8,000 8,500 6.25 Kelapa kg 3,500 3,750 7.14 Sumber: Disperindagkop Prov. Sulawesi Harga rata-rata minggu ke IV A SESMEN I NFLASI 28 Harga daging pada periode laporan juga mengalami peningkatan. Kenaikan harga tertinggi terjadi pada harga daging ayam kampung dimana harga rata-rata daging ayam kampung pada bulan Desember 2008 sebesar Rp67.222Kg lebih tinggi 55,13 dibandingkan harga rata-rata pada bulan November 2008 tabel 2.4. Tabel 2.4. Perkembangan Harga Beberapa Daging dan Telur Pada Bulan Juli 2008 - September 2008 Rupiah DAGING SATUAN Nov-08 Dec-08 PERUBAHAN Daging Sapi Murni kg 65,000 66,250 1.92 Daging Ayam Broiler kg 21,111 22,222 5.26 Daging Ayam Kampung kg 43,333 67,222 55.13 Sementara itu, beras yang merupakan salah satu komoditas yang memiliki bobot cukup besar menunjukkan pergerakan harga yang cenderung meningkat seiring dengan mulai berakhirnya masa puncak panen padi. Pada bulan Desember 2008, kenaikan harga tertinggi terjadi pada beras jenis kepala super dimana pada bulan Desember 2008 dijual pada harga Rp5.200,00kg atau meningkat 10,64 dibandingkan pada bulan November 2008 seharga Rp4.867,00kg. Sementara itu, Beras jenis IR-42 diperdagangkan pada harga Rp5.300,00kg atau meningkat 0,95 dibandingkan harga pada bulan November 2008 seharga Rp5.267,00kg grafik 2.2. Grafik 2.2 Perkembangan Harga Beras Periode Juli 2008- September 2008 dalam Rupiah Sumber: Disperindagkop Prov. Sulawesi Harga rata-rata minggu ke IV Sumber: Disperindagkop Prov. Sulawesi A SESMEN I NFLASI 29 Grafik 2.3 Inflasi Bulanan Sub Kelompok Minuman

2.3.2 Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada bulan Desember 2008 mengalami inflasi sebesar 0,36 m.t.m dimana seluruh sub kelompok pada kelompok ini mengalami inflasi. Sub kelompok minuman tidak beralkohol tercatat mengalami inflasi cukup terbesar yaitu 1,44 m.t.m sedangkan sub kelompok makanan jadi dan sub kelompok rokok dan tembakau masing-masing mengalami inflasi sebesar 0,15 m.t.m dan 0,20 m.t.m. Berdasarkan komoditasnya, inflasi yang terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau didorong oleh kenaikan harga pada komoditi minuman ringan, biskuit, rokok kretek, gula pasir, serta sirop. Secara umum, komoditi-komoditi tersebut didatangkan dari luar Provinsi Sulawesi Tenggara sehingga faktor pasokan menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kanaikan harga. Selain itu, kondisi infrastruktur seperti kondisi jalan dan tonnase jalan yang tidak sama dengan daerah asal barang berdampak terhadap peningkatan frekuensi dimana satu kali pengiriman barang dari daerah asal akan diturunkan sebagian di pelabuhan dan akan diangkut dua kali karena batas maksimum tonnase jalan dari pelabuhan ke sentral penjualan sehingga berpengaruh terhadap pasokan serta mendorong peningkatan biaya. Grafik 2.4 Inflasi Bulanan Sub Kelompok Makanan Jadi Sumber: Data BPS Diolah Sumber: Data BPS Diolah A SESMEN I NFLASI 30 KOMODITI SATUAN Nov-08 Dec-08 PERUBAHAN SEMEN Merk Semen Tonasa zak50kg 59,000 60,000 1.69 Semen Bosowa zak50kg 57,000 64,500 13.16 Semen Tiga Roda zak50kg 58,000 59,000 1.72 BESI BETON Ukuran 6 mm Kurus batang 15,000 15,000 0.00 Gemuk batang 18,000 18,000 0.00 Ukuran 8 mm Kurus batang 23,500 23,500 0.00 Gemuk batang 27,500 27,500 0.00 Ukuran 10 mm Kurus batang 30,000 29,000 -3.33 Gemuk batang 39,333 39,000 -0.85 Ukuran 12 mm Kurus batang 50,000 49,500 -1.00 Gemuk batang 65,000 63,000 -3.08 Ukuran 14 mm Kurus batang 120,000 115,000 -4.17 Gemuk batang 140,000 145,000 3.57 Ukuran 16 mm Kurus batang 151,667 150,000 -1.10 Gemuk batang 161,667 165,000 2.06 Ukuran 19 mm Kurus batang 230,000 225,000 -2.17 Gemuk batang 275,000 270,000 -1.82 SENG GELOMBANG BJLS 0.50 kaki 6,400 6,300 -1.56 BJLS 0.20 kaki 6,500 6,401 -1.52 PASIR Pasir beton Rit 425,000 425,000 0.00 Pasir pasang Rit 450,000 450,000 0.00 Pasir urung Rit 400,000 400,000 0.00 KAYU BALOK Meranti m3 1,500,000 1,500,000 0.00 Kalapi m3 2,800,000 2,750,000 -1.79 Bayam m3 3,500,000 3,500,000 0.00 Silae m3 1,900,000 1,850,000 -2.63

2.3.3 Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Kelompok perumahan, air, listrik dan gas pada bulan Desember 2008 mengalami inflasi sebesar 1,05 m.t.m dengan sumbangan terhadap inflasi sebesar 0,240. Suluruh sub kelompok pada kelompok ini tercatat mengalami inflasi dimana biaya tempat tinggal tercatat sebagai sub kelompok yang mengalami inflasi tertinggi yaitu 1,68 m.t.m sedangkan inflasi terendah terjadi pada sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air sebesar 0,34 m.t.m. Sementara itu, sub kelompok perlengkapan rumah tangga dan penyelenggaraan rumah tangga tercatat mengalami inflasi sebesar 0,64 m.t.m dan 0,45 m.t.m. Tabel 2.5 Perkembangan Harga Rata-Rata Beberapa Bahan Bangunan Pada Bulan November 2008 - Desember 2008 Rupiah Sumber: Disperindagkop Prov. Sulawesi Harga rata-rata minggu ke IV A SESMEN I NFLASI 31 Berdasarkan komoditasnya, inflasi pada kelompok ini didorong oleh kenaikan harga yang terjadi pada seng, pasir, batu-bata, papan, bahan bakar rumah tangga dan kasur. Inflasi yang terjadi pada beberapa bahan bangunan antara lain disebabkan oleh terganggunya pasokan dimana secara umum bahan bangunan seperti seng dan papan didatangkan dari luar Sulawesi Tenggara. Sementara itu, pasokan batu bata juga mengalami gangguan seiring berkurangnya tenaga kerja pembuat batu bata sedangkan penurunan pasokan pasir selain dipengaruhi oleh berkurangnya penambang juga merupakan dampak adanya pelarangan pengambilan pasir di Sungai Pohara dengan menggunakan mesin penyedot.

2.3.4 Kelompok Sandang

Pada bulan Desember 2008, kelompok sandang mengalami inflasi sebesar 1,51 m.t.m dengan sumbangan terhadap inflasi bulanan sebesar 0,122. Dari empat sub kelompok dari kelompok ini, terdapat dua sub kelompok yang mengalami inflasi yaitu sandang wanita dan barang pribadi, dan sandang lainnya masing-masing sebesar 0,24 m.t.m dan 3,81 m.t.m. Sementara itu, kelompok sandang laki-laki mengalami deflasi - 0,01 m.t.m sedangkan sandang anak-anak tidak mengalami perubahan. Berdasarkan komoditasnya, inflasi pada kelompok ini didorong oleh kenaikan harga emas perhiasan, kemeja panjang katun, baju kaosT-Shirt, jaket, dan celana panjang bahan drill. Secara umum, inflasi yang terjadi pada kelompok sandang dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan seiring dengan perayaan hari besar keagamaan. Tabel 2.6 Perkembangan Harga Rata-Rata Beberapa Sandang Wanita Pada Bulan November 2008 - Desember 2008 Rupiah JENIS SATUAN Nov-08 Dec-08 PERUBAHAN Baju Katun Halus meter 35,000 35,000 0.00 Kasar meter 30,000 30,000 0.00 Bahan baju sersin Satin Kembang meter 45,000 50,000 11.11 Satin Tissu meter 50,000 50,000 0.00 BH katun model biasa potong 29,167 30,000 2.86 BH nilon model biasa potong 25,000 25,000 0.00 Celana panjang Jeans Biasa Ekspose potong 210,000 222,500 5.95 Rok Blus Biasa potong 200,000 215,000 7.50 Sarung Batik Tiga Bambu potong 35,000 35,000 0.00 Dua Ibu potong 35,000 35,000 0.00 Sumber: Disperindagkop Prov. Sulawesi Harga rata-rata minggu ke IV A SESMEN I NFLASI 32

2.3.5 Kelompok Transportasi, Komunikasi, Jasa Keuangan

Pada bulan Desember 2008, kelompok transportasi, komunikasi, jasa keuangan mengalami deflasi sebesar -1,77 m.t.m. Berdasarkan sub kelompoknya, transportasi merupakan satu-satunya sub kelompok yang mengalami deflasi yaitu sebesar -2,45 m.t.m sedangkan sub kelompok komunikasi dan jasa keuangan tidak mengalami perubahan. Deflasi yang terjadi pada sub kelompok transportasi didorong oleh adanya penurunan harga BBM bersubsidi seiring dengan turunnya harga minyak mentah dunia. Kondisi ini ditandai dengan sumbangan bensin terhadap inflasi yang tercatat sebesar -0,40 dan solar - 0,01. Deflasi yang terjadi pada sub kelompok transportasi juga telah berdampak meredam laju inflasi yang ditandai dengan sumbangan kelompok transpotrasi terhadap inflasi umum sebesar -0,40. Grafik 2.5 Inflasi Bulanan Sub Kelompok Transportasi Sumber: Data BPS diolah.

2.3.6 Lain-Lain

Pada bulan Desember 2008, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga mengalami inflasi sebesar 0,09 m.t.m dengan sumbangan terhadap inflasi bulanan sebesar 0,004. Berdasarkan sub kelompoknya, perlengkapanperalatan pendidikan dan rekreasi merupakan sub kelompok yang mangalami inflasi masing-masing sebesar 0,09 m.t.m dan 0,22 m.t.m. Inflasi pada sub kelompok perlengapanperalatan pendidikan terjadi seiring dengan kenaikan harga flash disk dan printer desk jet dimana kenaikan harga pada kedua komoditi tersebut terjadi karena adanya kenaikan harga ditempat asal pembelian. Pada sisi lain, sub kelompok kursus-kursuspelatihan dan sub kelompok olah raga tidak mengalami perubahan. A SESMEN I NFLASI 33 Sementara itu, kelompok kesehatan tercatat mengalami inflasi sebesar 0,02 m.t.mdengan sumbangan terhadap inflasi bulan Desember 2008 sebesar 0,005. Inflasi pada kelompok ini didorong oleh kenaikan harga obat-obatan dimana inflasi sub kelompok obat-obatan tercatat sebesar 0,08 m.t.m

2.4 InflasiDeflasi Terbesar per- Sub kelompok

Berdasarkan sub kelompoknya, sub kelompok bumbu-bumbuan tercatat mengalami inflasi tertinggi yaitu sebesar 11,95 m.t.m yang antara lain disebabkan oleh kenaikan harga cabe. Curah hujan yang berada di atas normal menjadi salah satu penyebab terganggunya pasokan cabe di Kota Kendari dimana cabe yang sudah siap dipanen menjadi rusak seiring dengan meningkatnya curah hujan. Selain itu, sub kelompok barang pribadi dan sandang lainnya juga tercatat mengalami inflasi yang cukup tinggi sebesar 3,81 m.t.m. Inflasi yang terjadi pada sub kelompok tersebut antara lain didorong oleh kenaikan harga emas. Secara umum, pergerakan harga emas di Kota Kendari mengikuti pergerakan emas di tingkat nasional. Tabel 2.7. Inflasi Deflasi terbesar per-Sub Kelompok Secara Bulanan KELOMPOKSUB KELOMPOK INFLASIDEFLASI DESEMBER 2008 BAHAN MAKANAN 178 BUMBU-BUMBUAN 11.95 IKAN DIAWETKAN -6.19 MAKANAN JADI, MINUMAN, ROKOK TEMBAKAU 0.36 MINUMAN YANG TIDAK BERALKOHOL 1.44 MAKANAN JADI 0.15 PERUMAHAN 1.05 BIAYA TEMPAT TINGGAL 1.68 BAHAN BAKAR, PENERANGAN AIR 0.34 SANDANG 1.51 BARANG PRIBADI SANDANG LAINNYA 3.81 SANDANG LAKI-LAKI -0.01 KESEHATAN 0.02 OBAT-OBATAN 0.08 JASA PERAWATAN JASMANI 0.00 PENDIDIKAN, REKREASI OLAH RAGA 0.09 REKREASI 0.22 OLAH RAGA 0.00 TRANSPORT KOMUNIKASI -1.77 KOMUNIKASI PENGIRIMAN 0.00 TRANSPORT -2.45 U M U M 0.45 Sumber: Data BPS diolah A SESMEN I NFLASI 34 Meskipun secara umum Kota Kendari mengalami inflasi, numun pada bulan Desember 2008 terdapat beberapa sub kelompok komoditas mengalami deflasi. Sub kelompok transportasi merupakan sub kelompok yang mengalami deflasi terbesar yaitu - 2,45 m.t.m. Deflasi yang terjadi pada sub kelompok transportasi terjadi seiring dengan turunnya harga BBM bersubsidi yang terjadi pada bulan Desember 2008. Selain itu, sub kelompok ikan diawetkan dan sub kelompok sandang laki-laki juga tercatat mengalami deflasi masing-masing sebesar -6,19 m.t.m dan -0,01 m.t.m BAB III BAB III BAB III BAB III PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERKEMBANGAN PERBANKAN PERBANKAN PERBANKAN PERBANKAN

3.1 Kondisi Umum