Akan tetapi oleh karena Pasal 1460 merupakan lex spesialis, ketentuan Pasal 1237 KUHPerdata sebagai lex generalis, dengan sendirinya
tersingkir b.
Objek jual beli terdiri dari barang yang dijual dengan timbangan, “bilangan atau ukuran” resiko atas barang”, tetap berada dipihak penjual,
sampai saat barang itu ditimbang, diukur atau dihitung Pasal 1461 KUH Perdata
Sedangkan resiko jual beli dalam KUH Perdata ada tiga peraturan yaitu: 1
Mengenai barang tertentu Pasal 1460; 2
Mengenai barang yang dijual menurut berat, jumlah atau ukuran Pasal 1461; dan
3 Mengenai barang-barang yang dijual menurut tumpukan Pasal 1462.
3. Kewajiban penjual dan pembeli
Tentang kewajiban penjual, pengaturannya dimulai dari Pasal 1473KUH Perdata Penjual wajib menegaskan dengan jelas untuk apa ia mengikat diri dalam
persetujuan jual beli. Lantas, lebih lanjut pasal tersebut memberikan suatu “interpretasi”. Segala sesuatu yang kurang jelas dalam persetujuan jual beli, atau
yang mengandung pengertian kembar harus diartikan sebagai maksud yang “merugikan” bagi pihak penjual.Jika Pasal 1473 tidak menyebut apa-apa yang
menjadi kewajiban pihak penjual, kewajiban itu baru dapat dijumpai pada pasal berikutnya. Yakni Pasal 1474 KUH Perdata. Pada pokoknya kewajiban penjual
menurut pasal tersebut terdiri dari dua :
Universitas Sumatera Utara
a. Kewajiban penjual untuk menyerahkan barang yang dijual kepada
pembeli. b.
Kewajiban penjual memberi pertanggungan atau jaminan vrijwaring, bahwa barang yang dijual tidak mempunyai sangkutan apapun, baik
yang berupa tuntutan maupun pembebanan. Selain kewajiban diatas masih ada kewajiban lain dari pernjual yaitu,
seperti: 1
Menjamin bahwa barang yang dijual baik kondisi maupun jenis dan jumlahnya sesuai dengan yang disepakati dalam perjanjian jual-beli.
2 Penjual juga bertanggung jawab terhadap cacat-cacat tersembunyi yang
membuat barang tersebut tidak dapat dipakai atau dapat mengurangi pemakaian itu, sehingga seandainya sipembeli tahu keadaan tersebut,
ia tidak akan membeli barang tersebut atau membelinya dengan harga yang kurang dari harga yang telah disepakati.
Adapun yang menjadi tanggung jawab pembeli, ialah: a
Membayar harga barang yang telah disepakati. Jika ternyata pembeli tidak membayar harga barang yang telah disepakati, maka penjual
dapat menuntut ganti rugi atau pembatalan, karena hal yang demikian itu merupakan wanprestasi.
b Melakukan pembayaran tepat pada waktunya. Apabila barang yang
dijual itu belum dibayar oleh si pembeli, penjual tidak diwajibkan atau diharuskan menyerahkan barang yang dijualnya itu, kecuali si penjual
sendiri mengijinkan penundaan pembayaran oleh pembeli.
Universitas Sumatera Utara
c Menanggung biaya akta jual-beli, jika tidak diatur sebaliknya dalam
perjanjian. Sedangkan kewajiban utama sipembeli ialah membayar harga pembelian pada
waktu dan ditempat sebagaimana ditetapkan menurut perjanjian. Harga tersebut harus berupa sejumlah uang. Meskipun mengenai hal ini
tidak ditetapkan dalam sesuatu pasal undang-undang, namun sudah dengan sendirinya termaktub didalam pengertian jual beli oleh karena bila tidak,
umpamanya harga itu berupa barang makan itu akan merubah perjanjiannya menjadi “tukar-menukar”, atau kalau harga itu berupa suatu jasa perjanjiannya
akan menjadi suatu perjanjian kerja, dan begitu seterusnya Harga itu harus ditetapkan oleh kedua belah pihak, namun adalah
diperkenankan untuk menyerahkan kepada perkiraan atau penentuan soal pihak ketiga. Dalam hal yang demikian maka jika pihak ketiga ini tidak suka atau tidak
mampu mebuat perkiraan tersebut atau menentukannya , maka tidaklah terjadi suatu pembelian.
4. Pengikatan Perjanjian Jual-Beli PPJB