5. Pengertian, asas dan tujuan hukum perlindungan konsumen
Pada umumnya masyarakat telah menyebut tentang hukum konsumen, terutama hukum perlindungan konsumen. Tetapi dalam tata hukum Indonesia,
hukum konsumen danatau hukum perlindungan konsumen tersebut belum dikenal.
Begitu pula dikalangan ahli hukum, bahkan tentang eksistensinya pun belum ada kesepakatan. Keadaan agak berubah setelah hadirnya undang-undang
No.8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen. Tetapi dalam UUPK sendiri tidak banyak diuraikan tentang perlindungan konsumen itu.
UUPK memberikan pengertian perlindungan konsumen dalam pasal 1 angka 1, yaitu segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untukk
memberikan perlindungan kepada konsumen. Az.Nasution, berpendapat hukum perlindungan konsumen merupakan
bagian dari hukum konsumen yang memuat asas-asas atau kaidah kaidah bersifat mengatur, dan juga mengandung sifat yang melindungi kepentingan konsumen.18
Perlindungan konsumen yang dijamin oleh undang-undang ini adalah adanya kepastian hukum terhadap segala perolehan kebutuhan konsumen, yang
bermula dari “benih hidup dalam rahim ibu sampai dengan tempat pemakaman dan segala kebutuhan di antara keduanya”.
Kepastian hukum itu meliputi segala upaya berdasarkan hukum untuk memberdayakan konsumen memperoleh atau menentukan pilihannya atas barang
18 Shidarta, op. cit., hal 3.
Universitas Sumatera Utara
danatau jasa serta mempertahankan atau membela hak-haknya apabila dirugikan oleh perilaku pelaku usaha penyedia kebutuhan konsumen tersebut.
Adapun yang menjadi asas-asas perlindungan konsumen sesuai dengan Pasal 2 UUPK yaitu perlindungan konsumen berasaskan manfaat, keadilan,
keseimbangan, keamanan dan keselamatan konsumen, serta kepastian hukum. Jika diuraikan berdasarkan penjelasan diatas maka, perlindungan
konsumen diselenggarakan sebagai usaha bersama berdasarkan Lima asas yang relevan dalam pembangunan nasional, yaitu :
a. Asas manfaat dimaksudkan untuk mengamanatkan bahwa segala upaya
dalam penyelenggaraan perlindungan konsumen harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi kepentingan konsumen dan pelaku usaha
secara keseluruhan. b.
Asas keadilan dimaksudkan agar partisipasi seluruh rakyat dapat diwujudkan secara maksimal dan memberikan kesempatan kepada
konsumen dan pelaku usaha untuk memperoleh haknya dan melaksanakan kewajibannya secara adil
c. Asas keseimbangan dimaksudkan untuk memberikan keseimbangan antara
kepentingan konsumen, pelaku usaha dan pemerintah dalam arti materiil ataupun spiritual.
d. Asas jaminan dan keselamatan konsumen dimaksudkan untuk memberikan
jaminan atas keamanan dan keselamatan kepada konsumen dalam penggunaan, pemakaian dan pemanfaatan barang danatau jasa yang
dikonsumsi atau digunakan
Universitas Sumatera Utara
e. Asas kepastian hukum dimaksudkan agar baik pelaku usaha maupun
konsumen menaati hukum dan memperoleh keadilan dalam penyelenggaraan perlindungan kosumen, serta Negara menjamin kepastian
hukum.19 Dan yang menjadi tujuan perlindungan konsumen terdapat di Pasal 3
UUPK tentang perlindungan kosumen yaitu: 1
Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri;
2 Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara
menghindarkannya dari ekses negatif pemakaian barang danatau jasa; 3
Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan dan menuntut hak-haknya sebagai konsumen;
4 Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsure
kepastian hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi;
5 Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pentingnya
perlindungan konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha;
6 Meningkatkan kualitas barang danatau jasa yang menjamin kelangsungan
usaha produksi barang danatau jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan dan keselamatan konsumen.
19 Happy Susanto op. cit., hal 17-18.
Universitas Sumatera Utara
Dari apa yang dikemukakan di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa sangat penting untuk dapat melindungi konsumen dari berbagai hal yang dapat
mendatangkan kerugian bagi mereka. Konsumen perlu dilindungi, karena konsumen dianggap memiliki suatu “kedudukan” yang tidak seimbang dengan
pelaku usaha.
6. Tanggung jawab ProdukProdusen