Sarana dan Prasarana Kondisi Organisasi Sosial

46 Kontribusi Organisasi Sosial dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial pelayanannya fungsi orsos. Data yang terhimpun dari penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi perkatoran orgasnisasi sosial sangat variatif, artinya perkantoran yang sangat sederhana sampai dengan perkantoran yang sudah dikategorikan maju. Organisasi sosial yang masih dikategorikan sangat sederhana umumnya menggunakan rumah tinggal pimpinan organisasi untuk kegiatan perkantoran, pertemuan rapat pengurus, bahkan beberapa organisasi sosial juga menggunakan rumah tinggal untuk sekaligus kegiatan pelayanan kepada klien. Dari segi kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki tersebut dapat dikategorikan sebagai Orsos tipe D yakni Orsos Embrio, yaitu yang belum memenuhi standar kelembagaan dan pelayanan, dan masih perlu bantuan untuk memenuhi standar minimal. Dalam kerangka peningkatan pelayanan masih perlu pendampingan untuk pengembangannya. Jika dicermati, kondisi di atas sangat terkait dengan pemahaman masyarakat tentang kegiatan kesejahteraan sosial yang mengurusi orang banyak. Seolah - olah pekerjaan organisasi sosial seperti kegiatan Rukun Tetangga dan atau Rukun Warga RTRW di satu wilayah. Kondisi ini dapat dipahami, bahwa pemahaman masyarakat sosial kesejahteraan sosial lebih bersifat pada aktivitas yang diselenggarakan oleh masyarakat baik individu maupun kelompok secara sukarela 6 yang tidak berdasar pada pekerjaan sosial secara profesional. Kondisi masyarakat 6 Sosial dapat dimaknai dalam beberapa hal yakni: Pertama sosial dihubungkan dengan hiburan atau sesuatu yang menyenangkan, kedua, kata sosial ditempatkan sebagai lawan kata individual, dalam pengertian ini kata sosial cenderng ke arah pengertian sebagai kelompok sehingga dapat ditafsirkan sebagai society atau community, Ketiga, Kata sosial diartikan sebagai lawan dari pengertian benda. Kalau ditafsirkan dalam pembangunan, maka yang dimaksudkan bukan pembanguan yang menghasilkan objek fisik yang bersifat kebendaan, tetapi lebih berat pada aspek manusianya. Keempat kata sosial diartikan sebagai lawan ekonomi. Kelima, konsep sosial diartikan dalam kaitannya dengan hak azasi seseorang sebagai anggota masyarakat. Soetomo, 2006, Strategi strategi Pembangunan Masyarakat, Pustaka Pelajar Yogyakarta, cet 1. 47 Kontribusi Organisasi Sosial dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial ini mengindikasikan kurangnya sosialisasi tentang pekerjaan yang berkaitan dan atau untuk mewujudkan kesejahteraan sosial masyarakat. Organisasi sosial yang telah dikategorikan sebagai orsos yang telah maju dan telah berkiprah cukup lama umumnya telah mempunyai sarana dan prasarana dan terpisah dengan rumah pribadi. Sarana yang dimiliki tidak hanya sebatas untuk pelaksanaan kegiatan administratif perkantoran. Sarana dan prasarana untuk operasionalisasi pelayanan organisasi sosial tersebut telah dilengkapi dengan gedung dan peralatan yang memadai. Organsiasi sosial tersebut dapat dikategorikan umumnya adalah organisasi yang sudah mapan, dan memperoleh dukungan besar dari masyarakat luas, sehingga mampu membiayai organisasi dan tenaga pelaksana pelayanannya. Organisasi sosial tersebut dapat dikategorikan sebagai Orsos tipe A yang dikategorikan Mandiri, yaitu yang telah memenuhi standar kelembagaan dan pelayanan, tidak bergantung pada bantuan pemerintah, dapat dijadikan contoh.

3. Sumber daya manusia

Dalam kerangka pelayanan, sumber daya manusia SDM sebagai pelaksana kegiatan organisasi merupakan faktor yang berpengaruh cukup kuat terhadap optimalisasi hasil layanan. Dari aspek pendidikan, umumnya pelaksana organisasi sosial berpendidikan menengah ke atas yakni SLTA atau sederajat-lulusan Perguruan Tinggi S1, S2, S3. Meskipun SDM yang dijumpai adalah berpendidikan menengah ke atas, namun beberapa SDM organisasi sosial masih banyak yang membutuhkan peningkatan kemampuan keterampilan dari segi pelayanan sosial. Walaupun ada beberapa organisasi sosial yang telah mapan dan sudah memiliki SDM yang berkualitas sesuai dengan yang kebutuhan pelayanannya. Pemahaman tentang pelayanan sosial di lingkungan masyarakat organisasi sosial tentunya akan berpengaruh dengan siapa yang akan menjalankan kegiatan, perekrutan tenaga dan gaji yang harus dibayar. 48 Kontribusi Organisasi Sosial dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial Dalam kerangka memenuhi kebutuhan tenaga pelayanan, strategi yang dipergunakan untuk rekruitmen tenaga dapat dijumpai perekrutan yang masih sangat sederhana lebih menekankan pada hubungan interpersonal sampai pada perekrutan tenaga berdasar seleksi sesuai dengan kebutuhan organisasi. Ditinjau dari motivasi pengurus organisasi, mereka adalah sumber daya manusia yang sangat besar. Artinya mereka telah memberikan pengorbanan yang cukup besar dibanding dengan hasil yang diperoleh. Sebagai ilustrasi, banyak pengurus dan pelaksana pelayanan organisai yang memperoleh honor yang sangat minim hanya sekedar untuk biaya trasport atau bahkan tidak digaji. Pengorbanan mereka tidak hanya sekedar pikiran, tenaga, dan keterampilan tetapi termasuk di dalamnya adalah sumbangan dalam bentuk dana dan harta benda. Jika lingkungan masyarakat memandang pekerjaan sosial sebagai kegiatan yang tidak berorientasi pada ekonomi lawan kata ekonomi apa lagi terkait dengan nilai profesi, maka strategi perekruitan tenaga pelaksana lebih menekankan pada hubungan interpersonal social net working. Syarat yang dijadikan tuntutan tidak terlalu berat. Artinya sepanjang ada minat dan kerelaan melaksanakan tugas sosial. Orang bekerja di organisasiyayasan sosial seolah hanya melaksanakan pekerjaan sebagai relawan sosial yang menjalankan tugas kemanusiaan. Sebagai ilustrasi ayah sebagai pimpinan, ibu sebagai sekretaris, anak sebagai bendahara. Kondisi ini terjadi karena masyarakat memandang bahwa pekerjaan sosial dapat dilakukan oleh siapa saja. Dampak ikutannya adalah gaji orang yang bekerja di organisasi sosial kurang mendapat perhatian. Kondisi perekrutan tenaga organisasi ini berbeda dengan organisasi sosial yang sudah mapan percontohan, ketentuan syarat yang harus dipenuhi cukup ketat. Kualitas SDM baik dari segi pendidikan maupun pengalaman tentunya akan berpengaruh dalam pelaksanaan kegiatan oprganisasi, baik dalam tata kelola administrasi dan tata kelola kegiatannya, maupun dalam menjalin relasi mitra kerja, penyusunan Term Of Refference TOR sampai dengan kemampuan untuk mengakses program dari lembaga