Sumber daya manusia Kondisi Organisasi Sosial

48 Kontribusi Organisasi Sosial dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial Dalam kerangka memenuhi kebutuhan tenaga pelayanan, strategi yang dipergunakan untuk rekruitmen tenaga dapat dijumpai perekrutan yang masih sangat sederhana lebih menekankan pada hubungan interpersonal sampai pada perekrutan tenaga berdasar seleksi sesuai dengan kebutuhan organisasi. Ditinjau dari motivasi pengurus organisasi, mereka adalah sumber daya manusia yang sangat besar. Artinya mereka telah memberikan pengorbanan yang cukup besar dibanding dengan hasil yang diperoleh. Sebagai ilustrasi, banyak pengurus dan pelaksana pelayanan organisai yang memperoleh honor yang sangat minim hanya sekedar untuk biaya trasport atau bahkan tidak digaji. Pengorbanan mereka tidak hanya sekedar pikiran, tenaga, dan keterampilan tetapi termasuk di dalamnya adalah sumbangan dalam bentuk dana dan harta benda. Jika lingkungan masyarakat memandang pekerjaan sosial sebagai kegiatan yang tidak berorientasi pada ekonomi lawan kata ekonomi apa lagi terkait dengan nilai profesi, maka strategi perekruitan tenaga pelaksana lebih menekankan pada hubungan interpersonal social net working. Syarat yang dijadikan tuntutan tidak terlalu berat. Artinya sepanjang ada minat dan kerelaan melaksanakan tugas sosial. Orang bekerja di organisasiyayasan sosial seolah hanya melaksanakan pekerjaan sebagai relawan sosial yang menjalankan tugas kemanusiaan. Sebagai ilustrasi ayah sebagai pimpinan, ibu sebagai sekretaris, anak sebagai bendahara. Kondisi ini terjadi karena masyarakat memandang bahwa pekerjaan sosial dapat dilakukan oleh siapa saja. Dampak ikutannya adalah gaji orang yang bekerja di organisasi sosial kurang mendapat perhatian. Kondisi perekrutan tenaga organisasi ini berbeda dengan organisasi sosial yang sudah mapan percontohan, ketentuan syarat yang harus dipenuhi cukup ketat. Kualitas SDM baik dari segi pendidikan maupun pengalaman tentunya akan berpengaruh dalam pelaksanaan kegiatan oprganisasi, baik dalam tata kelola administrasi dan tata kelola kegiatannya, maupun dalam menjalin relasi mitra kerja, penyusunan Term Of Refference TOR sampai dengan kemampuan untuk mengakses program dari lembaga 49 Kontribusi Organisasi Sosial dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial pemerintah maupun non pemerintah dan penggalangan dana. Menurut catatan dari beberapa lembaga yang mempunyai komitmen dalam peningkatan kinerja organisasi sosial instansi sosial di 6 kota mengungkapkan bahwa secara umum, SDM organisasi sosial masih memerlukan beberapa jenis pelatihan seperti 1. Pelatihan manajemen pengelolaan organisasi 2. Pelatihan pekerja sosial 3. Peningkatan kemampuan untuk menjalin kerjasama dengan Mitra Kerja Ditinjau dari sumber dana operasional dan pelayanan, penyandang dana organisasi sosial sangat bervariatif. Artinya sumber dana dapat berasal dari pemerintah, lembaga dunia, yayasan besar yang menaungi, dan masyarakat umum. Dana tersebut dapat berupa dana insidental dan kontinyu berkelanjutan. Dana yang bersifat insidental, antara lain dalam bentuk hibah, sumbangan masyarakat umumnya dalam bentuk uang dan barang. Dari pemerintah umumnya dalam bentuk stimulan. Pendanaan yang bersifat kontinyu umumnya dalam bentuk paket program dari pemerintah maupun lembaga internasional. Kondisi ini tentunya berkaitan dengan sifat program organisasi, apakah program organisasi tersebut dikategorikan sebagai charity, philantropi, atau pengembangan, pemberdayaan. Dari segi waktu apakah program tersebut hanya bersifat sesaat, sementara program antara atau program yang berkelanjutan yang membutuhkan waktu cukup lama.

B. Kontribusi Organisasi Sosial Dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial

Dalam kerangka memahami kontribusi organisasi dalam pembangunan kesejahteraan sosial, ada beberapa pertanyaan yang mendasar yang perlu dijawab, yakni sejak kapan organisasi sosial itu berdiri mulai berkiprah? Apa yang dijadikan alasan yang mendasari motivasi organisasi sosial tersebut melakukan tindakan upaya? Jenis pelayanan apa saja yang 50 Kontribusi Organisasi Sosial dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial diberikan kepada masyarakat? Bagaimana mereka memberikan layanan tersebut? Berdasar dari data dan informasi yang terhimpun dari penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut.

1. Motivasi Pembentukan Organisasi

Ditinjau dari motivasi terbentuknya organisasi, minimal dapat dikaji dari dasar alasan pembentukannya. Beberapa alasan yang mendasari pembentukan organisasi sosial antara lain pengejawantahan dari: 1 manusia sebagai makkhluk individu dan sekaligus sebagai makhluk sosial yang hidup bersama untuk memenuhi kebutuhan bersama; 2 makhluk religius sebagai umat beragama. Terkait alasan yang pertama, sebagai individu manusia adalah unik, artinya berbeda satu dengan yang lain. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa lepas dari interaksi dengan orang lain. Disinilah nilai yang secara moral mengatur hubungan antara manusia itu mulai ada. Jadi terbentuknya organisasi didasari oleh kebutuhan masyarakat. Artinya masyarakat melihat suatu realitas bahwa makhluk yang hidup secara berkelompok, maka manusia akan merasa penting berorganisasi demi pergaulan maupun memenuhi kebutuhannya. Dalam kerangka kehidupan bersama tersebut ada seperangkat nilai yang mengikat perilaku masyarakatnya nilai yang harus diimplementasikan dalam kehidupannya. Sebagai ilustrasi, nilai yang dijunjung oleh masyarakat lokal antara lain Gotong Royong dan Tolong Menolong. Gotong royong adalah nilai yang mengajarkan kepada manusia untuk selalu dapat hidup bersama, sehingga beban hidup akan lebih ringan jika dikerjakan secara bersama. Sedangkan tolong menolong merupakan perwujudan dari manusia adalah makhluk yang lemah dan tidak selamanya mampu memenuhi kebutuhan dirinya. Nilai tersebut telah tertanam sejak lama dan terinternalisasi dalam masyarakat. Pada alasan yang kedua pengejawantahan makhuk yang religius, nilai agama telah dijadikan spirit bagi anggota masyarakat untuk