Manfaat Pelayanan Kontribusi Organisasi Sosial Dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial

70 Kontribusi Organisasi Sosial dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial Dari hasil observasi terungkap, bahwa pelayanan khususnya pelayanan anak dalam panti yang diberikan mempunyai manfaat besar. Kondisi ini tercermin dari interaksi sosial di antara anak dengan anak, anak dengan pengasuh, bahkan secara cepat mereka berkonunikasi dengan orang luar panti secara baik termasuk dengan para peneliti. Cara berkomunikasi anak dengan orang lain tersebut merupakan salah satu indikasi adanya kesejahteraan diantara anak anak yang ada di panti. Dalam rangka meraih kehidupan anak yang lebih baik masa depan anak, sebenarnya anak pantipondok pesantren mungkin telah lebih siap. Artinya anak panti mempunyai keterampilan tambahan yang secara khusus disiapkan untuk menghadapi persaingan dengan anak-anak yang lain. Bagi anak, manfaat yang lebih dirasakan adalah akses untuk hidup bagi anak, yakni pemberian keterampilan seni budaya dan usaha ekonomi produktif yang dapat dimanfaatkan untuk masa depan, bahkan ada beberapa organisasi yang telah sampai pada penyaluran penerima pelayanan ke lapangan kerja. Berbagai jenis pelayanan yang berkaitan dengan sosial budaya antara lain: musik, tari, drama,bina vokal. Sedangkan keterampilan untuk UEP, antara lain: anak belajar mengurus Koperasi, memasak, perbengkelan, elektronik, menjahit. Dari penelitian ini terungkap bahwa penerima pelayanan umumnya menyatakan bahwa pelayanan yang diterima banyak memberikan manfaat. Manfaat pelayanan telah dirasakan baik secara individual dirinya sendiri maupun manfaat yang lebih luas yakni keluarganya. Kondisi ini tercermin dari pelayanan anak sistem panti. Di satu sisi, kebutuhan dasar penerima layanan seperti permakanan, tempat, pakaian, kesehatan, dan pendidikan telah dapat terpenuhi 71 Kontribusi Organisasi Sosial dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial di Panti. Di sisi lain, beban untuk pemenuhan kebutuhan keluarga penerima pelayanan semakin ringan. Keberhasilan dari salah satu organisasi dalam pembinaan musik dan vokal ini terlihat dari program Lembaga Alang-Alang di Surabaya, konsentrasi sasaran kegiatannya adalah anak negeri 12 . Beberapa anak yang dididik dan dilatih di organiasi ini telah berhasil masuk 10 besar di acara Idola Cilik. Dalam kaitan dengan pemberdayaan, sebagai gambaran, Lembaga Nurul Hayat di Surabaya, memberikan bantuan finansial untuk usaha ekonomis bagi keluarga tidak mampu abang becak sesuai kemampuan dan kemauan mereka aspek ekonomi, dan biaya kesehatan-periksa dokter dan obat-obatan yang hanya dengan membayar Rp. 5000,- setiap berobat aspek kesehatan. Ilustrasi lain, keluarga miskin yang dibantu organisasi sosial perlahan-lahan dapat melakukan usaha kecil-kecilan yang oleh karenanya mampu memenuhi kebutuhan dasar keluarga mereka. Bagi lanjut usia terlantar, dapat terhindar dari keterlantaran. Begitu-pun halnya bagi para korban penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya Napza dapat meninggalkan kebiasaan mereka mengkonsumsi barang terlarang tersebut. Pelayanan yang diselenggarakan Organisasi sosial pada prinsipnya telah banyak membantu meningkatkan keberfungsian sosial penyandang masalah kesejahteraan sosial Pada akhirnya penerima pelayanan mengungkapkan, bahwa mereka merasa senang dan bersyukur karena telah dibantu dan telah dirawat, bahkan ada yang terbantu secara sosial ekonomi. Sementara itu, juga semua klien mengatakan bahwa pelayanan dari Orsos telah 12 Anak negeri merupakan istilah lain dari anak jalanan. Yayasan ini menyebut anak negeri tujuannya adalah untuk menghindari stigma negatif masyarakat terhadap anak jalanan yang selama ini dipandang sebagai anak yang liar dan atau bermasalah. 72 Kontribusi Organisasi Sosial dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial meringankan beban keluarga mereka, walaupun ada sebagian kecil yang mengatakan belum sepenuhnya meringankan beban keluarga. b. Manfaat Pelayanan bagi Dunia Usaha Dalam kerangka pelayanan yang komprehensif, organisasi telah menjalin hubungan kerja sama dengan dunia usaha. Salah satu bentuk kegiatannya adalah penyaluran penerima pelayanan dari organisasi menjadi karyawan di dunia usaha yang bermitra. Di satu sisi, pelayanan diberikan secara tuntas artinya sampai pada kemandirian anak. Di sisi lain, dunia usaha dapat memperoleh manfaat yakni tenaga yang sudah terampil dan terdidik sesuai dengan kebutuhan dunia usaha. Dari sisi organisasi, minimal ada aspek ekonomi yang dapat dihemat. Dunia usaha dapat memperoleh tenaga kerja siap pakai sehingga pengeluaran biaya untuk pelatihan karyawan dapat di tekan. c. Manfaat penyelenggaraan Pelayanan Organisasi Dari hasil penyelenggaraan usaha kesejahteraan sosial, ternyata organisasi sosial juga memperoleh manfaat impact pelayanan. Dalam konteks ini, alumni penerima pelayanan yang telah berhasil dari aspek ekonomi sekarang menjadi donatur tetap organisasi sosial. Sebagai ilustrasi, alumni Panti Asuhan RAPI memberikan dana secara bulanan; memperbesar lahan panti dari 20 x 40m menjadi 10.000m 2 , dan memperbesar beberapa fasilitas pelayanan panti. d. Manfaat penyelenggaraan Pelayanan Bagi Pemerintah Keberhasilan organisasi sosial dalam penyelenggaraan usaha kesejahteraan sosial juga dapat dilihat dari manfaat pelayanan bagi organisasi. Artinya Salah satu pemanfaatan hasil pelayanan organisasi sosial adalah organisasi sosial itu sendiri. Informasi ini menunjukkan, bahwa pembinaan fisik, mental, sosial dan spiritual yang diberikan kepada penerima pelayanan telah memberikan hasil baik. Pembinaan mental, sosial dan spiritual dari lembaga telah 73 Kontribusi Organisasi Sosial dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial mampu meningkatkan daya emphaty dan menumbuhkan motivasi untuk berbagi. e. Manfaat penyelenggaraan Pelayanan Bagi Pemerintah Pada level kebijakan, ada beberpa implementasi kebijakan yang telah terdukung. Organisasi sosial yang masih berada pada fase perkembangan generasi pertama memang lebih banyak sebagai penyaluran. Artinya organisasi sosial lebih banyak berperan sebagai perpanjangan jangkauan pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Dan organisasi sosial pada fase inilah yang menjamin terselenggaranya pembangunan kesejahteran sosial dari pemerintah. Kondisi ini berbeda dengan prganisasi sosial pada fase perkembangan generasi ke dua yang sudah mempunyai kemampuan untuk menentukan pilihan aktivitasnya, sehingga peran organisasi sial tidak hanya sebagai perpanjangan penjangkauan pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Dukungan ini tercermin dari Implemen kebijakan pemenuhan hak anak untuk memperoleh pendidikan dasar bagi seperti Wajib Belajar Wajar 9 tahun 13 . Dalam kerangka pemenuhan kebutuhan dasar pendidikan anak, banyak Organisasi sosial yang telah menyelenggarakan pendidikan anak yang telah melampaui tuntutan pemerintah Wajar 9 tahun. Penyelenggaraan pendidikan ini umumnya dilakukan oleh organisasi sosial yang memberikan pelayanan dengan sistem panti 14 dan 13 Wajib belajar bagi masyarakat Indonesia diawali dari program wajib belajar 6 tahun untuk sekolah Dasar pada tahun 1984. Sepuluh tahun kemudian ada peningkatan program wjib belajar tersebut ditingkatkan menjadi 9 tahun lulus SMP dengan Instruksi Presiden Nomor 1 tahun 1994. Kebijakan ini mempunyai makna bahwa artinya kewajiban pemerintah yakni untuk anak usia 7 tahun sampai dengan 15 tahun. 14. Pelayanan pendidikan yang diberikan kepada anak dengan sistem panti, di kalangan umat muslim lebih dikenal dengan Pondok Pesantren. Secara harfiah panti dapat dipahami pondok atau tempat tinggal Santri murid yang sedang belajar di pondok pesantren. 74 Kontribusi Organisasi Sosial dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial sasarannya adalah anak yang berasal dari kalangan keluarga miskin. Anak-anak tidak hanya memperoleh pelayanan pendidikan saja, tetapi anak juga memperoleh pelayanan kebutuhan dasarnya. Pelayanan seperti ini memang lebih banyak diberikan oleh organisasi sosial yang berlatar belakang keagamaan. Berdasar dari uraian uraian di atas dapat dikemukakan bahwa kiprah organisasi sosial dalam pembangunan kesejahteraan sosial sudah cukup baik. Artinya organisasi sosial tidak hanya sebatas menunjang aksi pembangunan kesejahteraan sosial yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia, tetapi secara politis telah menjawab tuntutan global masyarakat dunia. Jika diprediksi, bahwa di setiap wilayah setingkat desakelurahan terdapat organisasi yang mampu menyelesaikan permasalahan sosial sekitar 30, maka eksistensi mereka merupakan potensi besar dalam peningkatan kesejahteraan sosial. Sebagai potensi, jika tidak diberikan sentuhan atau ada pihak yang memprakarsai, dan mengakomodasikan, maka potensi besar tersebut tidak akan menghasilkan yang optimal. Dalam kerangka pencegahan, penyuluhan sosial merupakan faktor penting khususnya untuk membangun kesamaan persepsi, pandangan, dan langkah strategi yang untuk mengatasi permasalahan. Permasalahannya adalah apakah masyarakat bersedia untuk menerima materi informasi yang disampaikan. Apakah pernyuluhan sosial itu masih ada. Jika dicermati, aktivitas penyuluhan sosial baik yang diselenggarakan oleh Pemerintah maupun organisasi sosial kepada masyarakat sangat minim. Di era industri dan informatika, umumnya penyuluhan sosial hanya dilakukan melalui media cetak seperti koran, brosur, leflet dan elektronik radio, televisi. Sedangkan informasinyapun relatif terbatas. Padahal, keberhasilan dari sebuah program yang langsung ke masyarakat adalah program yang didukung oleh masyarakat luas. Organisasi sosial yang bergerak dalam pencegahan lebih banyak dilakukan oleh 75 Kontribusi Organisasi Sosial dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial organisasi sosial yang bergerak dalam kaitannya dengan penyakit menular seperti HIV dan AIDs. Namun jika dicermati, sigmen sasaran penyuluhan masih terbatas pada penyandang dan masyarakat Pekerja Seks Komersial PSK.

C. Program Akselerasi Pelayanan Organisasi Sosial

Dalam kerangka akselerasi pelayanan yang diberikan oleh organisasi sosial, ada beberapa aspek yang dapat dijadikan diskusi. Aspek aspek dimaksud tentunya sangat berkaitan dengan kondisi organisasi sosial, baik mulai legitimasi organisasi sampai dengan bagaimana mempertemukan organisasi sosial dengan mitra lembaga yang mempunyai komitmen dengan aktivitas pelayanan organisasi. Di era desentralisasi otonomi, terdapat tiga peran besar pemerintah, yakni 1 regulasi, 2 fasilitasi dan 3 advokasi. Realisasi dari komitmen pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam pengembangan kiprah organisasi. Perhatian pemerintah tersebut tercermin dari berbagai fasilitas pemerintah yang diberikan dalam bentuk pengembangan sumber daya manusia pelaksana organisasi seperti pendidikan dan pelatihan tentang manajemen organisasi dan profesionalisasi pekerjaan sosial, pelatihan pemantapan organisasi sosial dalam bidang agribisnis, pengembangan usaha ekonomi. Disamping pelatihan tersebut, organisasi sosial juga didukung dengan bantuan stimulan untuk usaha baik dalam bentuk peralatan maupun modal usaha. Bantuan sarana dan prasarana organisasi meliputi rehabilitasi bangunan gedung, perlengkapan administrasi dan perlengkapan pelayanan, dana operasional pelayanan seperti subsidi BBM untuk permakanan sebesar Rp. 3000anakhari. Sumber dana yang untuk pengembangan organisasi sosial dari Pemerintah adalah 1 dana APBN dan 2 APBD. Dalam kerangka pelayanan masyarakat khususnya pelayanan dalam panti organisasi sosial didukung dengan biaya permakanan dari kompensasi kenaikan harga BBM. Jika dicermati, belum semua organisasi sasaran penelitian ini mendapat 76 Kontribusi Organisasi Sosial dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial fasilitas dari pemerintah tersebut baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah 15 . Masalah yang paling utama adalah masalah biaya pendidikan dan Jaminan Kesehatan karena Jamkesmas belum untuk semua dikarenakan tidak memiliki KK Kartu Keluarga. Hal tersebut dimaklumi karena bagi penerima Jamkesmas adalah kepala keluarga dengan anggota keluarga dan karena anak-anak ini tidak memiliki orang tua atau keluarga sehingga tidak mendapat Jamkesmas. Untuk masalah pendidikan anak masih dibiayai organisasi sosial. Untuk sekolah negeri memang gratis tapi lokasinya jauh, sehingga biayanya akan menjadi lebih mahal. Sementara untuk sekolah swasta dekat hanya biayanya masih terhitung mahal. Uraian ini mengisyaratkan, bahwa implementasi kebijakan wajib belajar 9 tahun masih mengalami banyak hambatan. Dari hasil diskusi kelompok dengan para praktisi dan pengamat, diperoleh informasi bahwa kondisi lembaga pelayanan kemanusiaan saat ini tidak terlepas dari dinamika politik yang sedang terjadi, dimana implikasinya pada implementasi program kesejahteraan sosial pusat cukup dirasakan. Pada umumnya program kesejahteraan sosial belum cukup mendapat perhatian Pemerintah Daerah. Dalam konteks lembaga pelayanan kemanusiaan, terlihat belum adanya seperangkat kebijakan daerah, termasuk kualifikasi sumber daya manusia pejabat yang menangani, berikut pengalokasian dana dan lainnya yang masih terbatas, bahkan dapat dikatakan mengandalkan dana pusat. Hal itu dimungkinkan oleh mindset elit daerah bahwa pembangunan sosial dapat dilakukan oleh siapa saja secara sukarela yang oleh karenanya tidak perlu dukungan sarana prasarana secara memadai. Kondisi itu diperburuk oleh suatu realitas bahwa kepala dinas terkait sosial adalah 15 Menurut catatan Direktorat Kelembagaan Sosial Masyarakat Ditjen Pemberdayaan Sosial: dari 34.587 organisasi sosial, telah diberdayakan 10.202 organisasi, sedangkan yang belum diberdayakan sampai saat ini sekitar 24.385 organisasi sosial.