Organisasi Sosial Pelaksana Penelitian

13 Kontribusi Organisasi Sosial dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial terjadi lebih bersifat konstruktif, untuk saling mempengaruhi, merubah atau memperbaiki, saling menunjang, meningkatkan danatau membantu dalam rangka pencapaian tujuan. Istilah organisasi sosial yang ditemukan dalam kepustakaan ilmu sosial seperti sosiologi, filsafat sosial, dan antropologi meliputi berbagai definisi, baik oleh berbagai ahli pada abad lampau maupun saat ini. Antara lain dapat dikemukakan Auguste Comte ahli Filsafat terdahulu mendefinisikan organisasi sosial sebagai :general agreement, and argued, with polemical intent, that government is powerless without its support. Dikatakannya ....the principle which lies at the heart of every scheme of social organization is the necessary participation of the collective political regime in the universal consencus of the body see The Positive Philosophy of Auguste Compte, trans.1893,rd edit., p.65. Selanjutnya, Herbert Spencer ahli sosiologi di dalam Principles of Sociology,vol. I, 1882, menggunakan istilah ini to refer to the interrelations integration and differentiation of economic, political and other division of society. Definisi dari Leonard Broom dan Philip Selznick dalam buku Sociology: A text with Adapted Readings, 3 rd edition, 1963 sebagai ahli sosiologi abad 20-an, mendefinisikan organisasi sosial sebagai the patterned relations of individuals and groups and identity it as one of the two basic sources of order in social life, the other being norms and values Mitchel,G, Duncan,1975: 173. Demikian juga Ralph L. Beals dan Harry Hoijer ahli antropologi dari universitas California mendefinisikan organisasi sosial : the ways of behaving and resultant organization of society relative to the maintenance of orderly relations between individuals and group within society and between a society or its segments and other society Beal,R.L, et.al.,1954:227. Sementara itu, Kementerian Sosial Republik Indonesia dalam kepentingan teknis operasional pemberdayaan organisasi sosial yang hidup di masyarakat mendefinisikannya sebagai:suatu perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam melaksanakan usaha 14 Kontribusi Organisasi Sosial dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial kesejahteraan sosial. Definisi tersebut tertuang di dalam Keputusan Menteri Sosial R.I. Nomor 40 HUKKEPIX1990. Selanjutnya, secara konseptual definisi inilah yang dijadikan acuan di dalam pembahasan hasil penelitian ini. Berdasarkan definisi tersebut, secara legalitas pemerintah membedakan Orsos menjadi dua macam, yaitu yang berbadan hukum dan yang tidak berbadan hukum. Selanjutnya, dalam bahasan tentang kontribusi Orsos dalam pembangunan kesejahteraan sosial digunakan definisi ini. Uraian di atas mengindikasikan, bahwa konstruk interaksi sosial cooperation dalam perkembangan kehidupan dan penghidupan masyarakat telah membangun suatu ikatan diantara manusia. Menurut Sztompka 2007 ada empat jenis ikatan yang muncul dalam masyarakat yang saling berkaitan, tergantung pada jenis kesatuan yang dipersatukan oleh jaringan hubungan itu, yakni: ikatan 1 gagasan, 2 normatif, 3 tindakan, dan 4 perhatian. Jaringan hubungan gagasan keyakinan, pendirian, dan pengertian merupakan dimensi ideal dari kehidupan bersama, yakni kesadaran sosialnya. Jaringan hubungan aturan norma, nilai, ketentuan, dana cita- cita merupakan dimensi normatif dari kehidupan bersama, yakni institusi sosialnya. Dimensi ideal dan dimensi normatif mempengaruhi apa yang secara tradisional dikenal sebagai kebudayaan. Jaringan hubungan tindakan merupakan dimensi interaksi dalam kehidupan bersama, yakni organisasi sosial. Jaringan hubungan perhatian peluang hidup, kesempatan, akses terhadap sumber daya merupakan dimensi kesempatan kehidupan bersama, yakni hirarki sosialnya. Dimensi interaksi dan kesempatan memperkuat ikatan sosial dalam arti sebenarnya. Keempat ikatan yang mencerminkan multidimensional kehidupan bersama disebut dengan istilah socio cultural. Kehidupan sosial terjadi dalam hubungan socio-cultural akan dapat difahami jika kita menyadari dua hal. Pertama, proses di keempat tingkat itu tidak berlangsung secara terpisah satu sama lain. Yang terjadi malah sebaliknya. Proses di keempat tingkat itu saling berkaitan melalui berbagai ikatan. Kedua, kita harus menyadari bahwa hubungan sosio-kultural berperan pada tingkat: makro, mezzo, dan minkro. Konsep hubungan sosio- 15 Kontribusi Organisasi Sosial dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial kultural ini dapat diterapkan untuk semua skala fenomena sosial sztompka, 2007: 9-11. Berdasar dari uraian diatas dapat dikemukakan, bahwa dimensi ideal dan normatif secara tradisional disebut kebuadayaan. Sedangkan dimensi interaksi dan kesempatan memperkuat ikatan sosial. Dengan demikian kehidupan socio-cultural terdiri dari sistem sosial dan sitem budaya. Sistem sosial mencerminkan antara anggota-anggota kelompok, dan sistem budaya merupakan aturan dan norma yang mengatur prilaku ataupun tata cara anggota kelompok melaksanakan hubungan dalam kehidupan bersama. Konsep social organization adalah derivatif dari konsep Social Structure yang diformulasikan oleh antropolog Inggris Radcliffr - Brown. Social Structure adalah aspek statis dari susunan hubungan sosial dalam sebuah masyarakat, maka social organization adalah aspek dinamisnya. Jika social structure terdiri atas status, maka social organization adalah terdiri atas rule. Jika dalam sosial struktur orang berbicara tentang pola perilaku yang ideal dan normatif, maka dalam social organization, orang berbicara tentang pola perilaku empiris dan situasional. Dalam dunia nyata yang dihadapi oleh para praktisi pembangunan adalah perilaku empiris dan situasional. Inilah yang disebut dengan perilaku aktor-aktor sosial. Karena itu dalam analisis pembangunan dengan menggunakan konsep social organization, pusat perhatian harus pada perilaku aktor-aktor sosial tersebut, Marzali 2005:27 Para penulis yang terutama mengkaji tindakan sosial cenderung memusatkan perhatian pada organisasi sosial yang mendefinisikan peranan- peranan yang dimainkan oleh individu - individu dalam hubungan mereka satu sama lain. Para ahli yang lebih memperhatikan hubungan - hubungan formal antar orang orang cenderung memperhatikan pada struktur sosial yang mendefinisikan status status pelaku yang menjalankan peranan peranan tersebut. Pandangan Talcot Parson tentang hubungan antara organisasi sosial dan struktur sosial secara esensial sama dengan konsep Radcliffe Brown, tetapi sebagai tambahan Parson memasukkan sistem sosial 16 Kontribusi Organisasi Sosial dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial yang terdiri dari struktur sosial dan organisasi sosial. Parson membedakan empat tindakan dari sistem sosial, yaitu: nilai-nilai sosial, pola-pola institusional, kolektivitas kelompok yang terspesialisasi, dan peranan- peranan yang dijalankan oleh individu-individu dalam kolektivitas atau kelompok itu Saifudin, 2005: 170-172. Berdasar uraian di atas dapat dikemukakan, bahwa esensi organisasi sosial adalah adanya suatu perkumpulan yang diikat oleh 1 gagasan, 2 normatif, 3 tindakan, dan 4 perhatian. Telaahan tentang organisasi dapat dipilah atau dilihat dari beberapa aspek. Sebagai ilustrasi aspek-aspek dimaksud antara lain: a. Herbert G. Hicks mengemukakan dua alasan memotivasi orang berorganisasi yakni, a alasan sosial social reason, sebagai zoon politicon artinya makhluk yang hidup secara berkelompok, maka manusia akan merasa penting berorganisasi demi pergaulan maupun memenuhi kebutuhannya. Hal ini ditemui pada organisasi-organisasi yang memiliki sasaran intelektual, atau ekonomi; b alasan materi material reason, melalui bantuan organisasi, manusia dapat melakukan tiga macam hal yang tidak mungkin dilakukannya sendiri, yaitu: 1 dapat memperbesar kemampuannya, 2 dapat menghemat waktu yang diperlukan untuk mencapai suatu sasaran, melalui bantuan sebuah organisasi, dan 3 dapat menarik manfaat dari pengetahuan generasi-generasi sebelumnya yang telah dihimpun. http:id.wikipedia.orgwikiOrganisasi_sosial b. Menurut perkembangan organisasi, Korten 1990: 190-206 membagi Organisasi ke dalam empat generasi: Generasi pertama, penyampaian pelayanan secara langsung untuk mengatasi kekurangan dan keterbatasan mendesak yang sedang dialami penduduk penerima bantuan, seperti kebutuhan pangan, pelayanan kesehatan...; Generasi kedua, membina kemampuan rakyat agar bisa memenuhi kebutuhannya sendiri dengan lebih baik melalui tindakan lokal yang mandiri...; Generasi ketiga, ...mencari perubahan dalam pranata dan kebijakan khusus pada tingkat lokal, nasional, dan global...; Generasi keempat,...membantu 17 Kontribusi Organisasi Sosial dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial memungkinkan seluruh masyarakat LSM internasional untuk dengan efektif mendorong...pembangunan alternatif. c. Pramono 2004 Organisasi dapat dipilah dalam tiga kategori, yaitu: 1 lembaga lokal yang bukan lembaga lokal, lebih menunjuk pada kumpulan nilai-nilai dan norma-norma yang ditemukan di tengah-tengah komunitas masyarakat; 2 lembaga lokal yang juga merupakan organisasi lokal, atau sebaliknya, yaitu berbagai organisasi yang sudah berkembang dan melembaga di tengah-tengah komunitasmasyarakat; dan 3 organisasi lokal yang bukan lembaga lokal, lebih menujuk pada berbagai organisasi formal yang ada di tengah-tengah komunitasmasyarakat, namun secara intrinsik masih belum diterima dan menjadi bagian dari prilaku komunitas masyarakat. d. Uphoff 1986 dalam Pramono 2004 memetakan organisasilembaga lokal berdasarkan sektornya sebagaimana terlihat pada gambar berikut: e. Dari segi pemanfaatan organisasi, Esman Uphoff 1984 dalam Pramono 2004 mengemukakan, pemanfatan lembaga lokal dalam pembangunan akan diperoleh sejumlah efisiensi, karena lembaga lokal: 1 dapat membantu menyediakan informasi yang akurat dan representatif accurat and representatif information tentang kebutuhan, prioritas, dan kemampuan masyarakat serta umpan balik terhadap inisiatif dan pelayanan pemerintah; 2 dapat memfasilitasi kemampuan adaptasi PUBLIC SECTOR VOLUNTARY SECTOR PRIVAT SECTOR Local Aadministration Local Governme nt Member Organizations Cooperatives Service Organization s Private Bissinesses Bureaucratic Institutions Political Institutions Local Organizations based on the principle of membership direction and control; these can become institutions Profite Oriented Institutions Gambar 1 Peta organisasilembaga lokal berdasar sektor. 18 Kontribusi Organisasi Sosial dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial program pembangunan adaptation of program terhadap variasi lingkungan fisik dan sosial yang beragam; 3 dapat membantu meningkatkan efisiensi program melalui kemampuan mengembangkan komunikasi kelompok development of group communication; 4 dapat membantu meningkatkan efisiensi program melalui sumberdaya resource mobilization melalui kegiatan gotong royong; 5 melalui lembaga lokal, pengetahuan lokal technical knowlidge yang di dapat dari pengalaman kolektif yang panjang dapat diperoleh dan dimanfaatkan bagi efisiensi dan keberhasilan pembangunan; 6 pemanfaatan dan pemeliharaan fasilitas dan pelayanan utilization and maintenance pada umumnya juga dapat dilakukan dengan baik melalui keterlibatan lembaga lokal; dan 7 melalui lembaga lokal dapat dikembangkan partisipasi dan kerjasama masyarakat dalam pelaksanaan program yang melibatkan perubahan sosial, ekonomi, dan teknologi. f. Tipe organisasi dari tujuan dan pendanaannya, Mahsum 2006 membagi dalam 4 kategori yakni: 1 Pure - Profit Organisation Tujuan organisasi adalah menyediakan atau menjual barang dan atau jasa dengan maksud utama untuk memperoleh laba sebanyak- banyaknya sehingga bisa dinikmati oleh para pemilik. Sumber pendanaan organisasi ini berasal dari investor dan kreditor. 2 Quasi - Profit Organisation Tujuan organisasi adalah menyediakan atau menjual barang dan atau jasa dengan maksud utama untuk memperoleh laba dan mencapai sasaran atau tujuan lainnya sebagaimana yang dikehendaki para pemilik. Sumber pendanaan organisasi ini berasal dari investor swasta, investor pemerintah, kreditor dan para anggota. 3 Quasi - Non Profit Organisation Tujuan organisasi adalah menyediakan atau menjual barang dan atau jasa dengan maksud untuk melayani masyarakat dan 19 Kontribusi Organisasi Sosial dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial memperoleh keuntungan surplus. Sumber pendanaan organisasi organisasi ini berasal dari investor pemerintah, investor swasta, kreditor 4 Pure - Non Profit Organisation Tujuan organisasi adalah menyediakan atau menjual barang dan atau jasa dengan maksud melayani dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sumber pendanaan organisasi organisasi ini berasal dari pajak, retribusi, utang, obligasi, laga BUMNBUMD, penjualan aset negara dan sebagainya. g. Tipe organisasi ditinjau dari legalitasnya, Departemen sosial membagi dalam 2 kategori yakni: berbadan hukum dan Tidak berbadan hukum. Dalam KEPMENSOS RI No:40HUKKEPIX1980, organisasi sosial didefinisikan sebagai suatu perkumpulan sosial yang di bentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam melaksanakan usaha kesejahteraan sosial. h. Secara teknis operasional, Kementerian Sosial membagi Orsos pada dua klasifikasi, yaitu berdasarkan wilayah kerjajangkauan pelayanan dan berdasarkan tipologi. Berdasarkan wilayah kerjajangkauan pelayanan, ada lima tingkat wilayah yaitu:1 Orsos tingkat desakelurahan, yaitu Orsos dengan jangkauan pelayanannya mencakup satu desakelurahan; 2 Orsos tingkat kecamatan, dengan jangkauan pelayanan lebih dari satu kecamatan; 3 Orsos tingkat kabupaten, yaitu dengan jangkauan pelayanan mencakup lebih dari satu kecamatan dalam satu kabupaten kota;4 Orsos tingkat provinsi, dengan jangkauan pelayanan mencakup lebih dari satu kabupatenkota dalam satu provinsi; 5 Orsos tingkat regional, dengan pelayanan mencakup lebih dari satu provinsi namun belum mencapai setengah dari jumlah provinsi di Indonesia; 6 Orsos tingkat nasional, dengan jangkauan pelayanan mencakup lebih dari satu provinsi dan sudah mencapai setengah atau lebih dari jumlah provinsi di 20 Kontribusi Organisasi Sosial dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial Indonesia. Sementara itu, berdasarkan tipologi meliputi empat tipe yaitu: 1 Orsos tipe A yang dikategorikan Mandiri, yaitu yang telah memenuhi standar kelembagaan dan pelayanan, tidak bergantung pada bantuan pemerintah, dapat dijadikan contoh. Demikian juga dari segi legalisasi; 2 Orsos tipe B yang dikatedorikan Berkembang, adalah yang telah memenuhi sebagian besar standar kelembagaan dan pelayanan, memiliki potensi untuk dikembangkan; 3 Orsos tipe C yang dikategorikan Tumbuh, yaitu yang telah memenuhi sebagian standar kelembagaan dan pelayanan, masih perlu pendampingan untuk pengembangannya; dan 4 Orsos tipe D yang dikategorikan Embrio, yaitu yang belum memenuhi standar kelembagaan dan pelayanan, dan masih perlu bantuan untuk memenuhi standar minimal Anonim,2008: 6. Sementara itu, juga ditinjau dari segi legalitas, anggaran dasar dan menejemen, ditetapkan bahwa pada organisasiyayasan sosial tipe Mandiri: anggaran dasar merupakan bagian dari akte pendirian disahkan oleh notaris dari Departemen Kehakiman; Mempunyai anggaran rumah tangga yang sudah disahkan oleh pengurus; Mempunyai legalisasitanda daftar Dari Sosial provinsi, Sospol, Dinas Sosial Kabupaten, Departemen Sosial, yang masih berlaku; Sudah mengikuti latihan menejemen tenaga pelaksana dan mempunyai program kerja yang jelas; Biaya operasional organisasi sudah tidak disubsidi pemerintah tetapi keseluruhan biaya operasional dalam 1 tahun sepenuhnya dari organisasi sosial yang bersangkutan. Tipe Berkembang. Anggaran dasar merupakan bagian dari akte pendiri yang disahkan oleh bada pengurus; Mempunyai legalisasiTanda daftar dari Dinas Sosial Provinsi, Sospol, Dinas Sosial Kabupaten, Departemen Sosial, tetapi sudah kadaluarsa; Sudah mengikuti latihan tenaga menejemen pelaksana dan mempunyai program kerja yang berkala; Biaya operasional organisasi dalam 1 tahun sepenuhnya dari orsos itu, tetapi masih disubsidi dari pemerintah. Tipe Tumbuh; Anggaran dasar tidak merupakan bagian dari akte pendiri, tetapi sudah disahkan musyawarah pendiri; Mempunyai anggaran rumah 21 Kontribusi Organisasi Sosial dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial tangga tetapi struktur organisasi pengurus personalia belum lengkap; Mempunyai legalisasi Tanda daftar diri dari Dinas Sosial provinsi, Sospol, Dinas Sosial Kabupaten, Departemen Sosial, tetapi sedang dalam pengurusan; Sudah mengikuti latihan menejemen tenaga pelaksana, dan program kerjanya masih insidentil; Biaya operasional orsos dalam 1 tahun disubsidi pemerintah dan dari orsos itu sendiri, namun tidak mencukupi kebutuhan orsos Orsos Tipe Embrio: Mempunyai anggaran dasar, tetapi belum disahkan oleh Musyawarah Pendiri; Tidak mempunyai anggaran rumah tangga; Tidak terdaftar di Dinas Sosial, Sospol, Depsos; Belum pernah mengikuti latihan menejemen tenaga pelaksana dan tidak mempunyai program kerja yang jelas.Anonim,

3. Kontribusi Organisasi Sosial

Istilah kontribusi berasal dari bahasa inggris contribution. Secara harfiah, kontribusi dapat diterjemahkan sebagai bentuk sumbangan, dukungan. Kontribusi Orsos dapat dipahami sebagai sumbangandukungan yang diberikan oleh Orsos dalam menanggulangi berbagai permasalahan kesejahteraan sosial. Dalam kaitan dengan penelitian ini kontribusi dapat dipahami dimanipulasi sebagai wujud partisipasi dalam pembangunan kesejahteraan sosial. Ada berbagai dukungan yang telah diberikan oleh masing-masing Orsos untuk berpartisipasi dalam upaya penanggulangan masalah kesejahteraan sosial seperti: pemikiran, kemampuan, tenaga, keahlian, material dan lain-lain. Berbagai dukungan tersebut merupakan modal utama bagi Orsos untuk berpartisipasi dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Menurut Undang-Undang Kesejahteraan Sosial nomor 11 tahun 2009, Penyelenggaraan kesejahteraan sosial adalah:upaya yang terarah, terpadu, dan berkelanjutan yang dilakukan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial guna memenuhi kebutuhan dasar setiap warga negara, yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial. Sementara itu Pembangunan kesejahteraan sosial merupakan upaya yang terencana 22 Kontribusi Organisasi Sosial dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial