2.4. Bidan 2.4.1. Sejarah Bidan
Sejarah menunjukkan bahwa kebidanan merupakan salah satu profesi tertua di dunia sejak adanya peradaban umat manusia. Bidan lahir sebagai perempuan
terpercaya dalam mendampingivdan menolong ibu- ibu yang melahirkan. Profesi ini telah mendudukkan peran dan posisi seorang bidan menjadi terhormat di masyarakat,
karena tugas yang diembannya sangat mulia dalam upaya memeberikan semangat dan membesarkan hati ibu-ibu. Disamping itu, bidan dengan setia mendampingi dan
menolong ibu-ibu dalam melahirkan sampai sang ibu mampu merawat bayinya dengan baik. Sejak zaman prasejarah, dalam naskah kuno telah tercatat bidan dari
mesir Siphrah dan Poah, yang berani mengambil resiko membela keselamatan bayi- bayi laki-laki bangsa Yahudi sebagai orang-orang yang terjajah oleh bangsa Mesir,
yang diperintahkan oleh firaun untuk dibunuh. Mereka sudah menunjukkan sikap etika moral yang tinggi dan takwa kepada Tuhan dalam membela orang-orang yang
berada pada posisi lemah, yang pada zaman modern ini kita sebut peran advokasi. Dalam jalan menjalankan tugas dan praktiknya, bidan bekerja berdasarkan pada
pandangan filosofi yang dianut, keilmuan, metode kerja, standart praktik pelayanan dan kode etik profesi yang dimilikinya Asrinah et all, 2010.
2.4.2. Definisi Bidan
Bidan merupakan profesi yang diakui secara nasional maupun internasional dengan sejumlah praktisi di seluruh dunia. Pengertian Bidan dan bidang prakteknya
secara internasional telah diakui oleh International Confederation of Midwives ICM
Universitas Sumatera Utara
tahun 1972 dan International Federation of International Gynaecologist and Obstetritian FIGO tahun 1973, WHO dan badan lainnya. Pada tahun 1990 pada
pertemuan dewan di Kobe, ICM menyempurnakan defenisi tersebut yang kemudian disahkan oleh FIGO 1991 dan WHO 1992.
Bidan adalah seseorang yang telah menyelesaikan program pendidikan Bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi izin untuk
menjalankan praktek kebidanan di negeri itu. Dia harus mampu memberikan supervisi, asuhan dan memberikanerikan nasehat yang dibutuhkan kepada wanita
selama masa hamil, persalinan desa ,masa pasca persalinan postpartum period, memimpin persalinan atas tanggung jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi baru
lahir dan anak. Asuhan ini termasuk tindakan preventif, pendeteksian kondisi abnormal pada ibu dan bayi, dan mengupayakan bantuan medis serta melakukan
tindakan pertolongan gawat darurat pada saat tidak hadirnya tenaga medik lainnya. Dia mempunyai tugas penting dalam konsultasi dan pendidikan kesehatan, tidak
hanya untuk wanita tersebut, tetapi juga termasuk keluarga dan komunitasnya. Pekerjaan itu termasuk pendidikan antenatal, dan persiapan untuk menjadi orang tua,
dan meluas ke daerah tertentu dari ginekologi, keluarga berencana, dan asuhan anak. Dia bisa berpraktek di rumah sakit, klinik, unit kesehatan, rumah perawatan atau
tempat-tempat pelayanan lainnya. PP IBI, 2005. Bidan adalah seorang perempuan yang lulus dari pendidikan bidan yang
diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah negara RI serta memiliki
Universitas Sumatera Utara
kompetensi dan mendapat lisensi untuk menjalankan praktek kebidanan. Permenkes, 2007.
Bidan adalah seorang yang telah secara teratur mengikuti suatu program pendidikan kebidanan yang diakui negara. Program tersebut diselenggarakan dan
telah berhasil menyelesaikan serangkaian pendidikan kebidanan yang ditetapkan dan telah memperoleh kualifikasi yang diperlukan untuk bisa didaftarkan dan secara
hukum memperoleh ijin untuk melakukan praktek kebidanan. Helen Varney, 2007. Bidan menurut WHO adalah seorang yang telah diakui secara reguler dalam
pendidikan diakui secara yuridis, ditempatkan dan mendapat kualifikasi, serta terdaftar di sektor dan memperoleh ijin melaksanakan praktek kebidanan Salmah,
2006. Demikian luas dan dalamnya profesi bidan maka dapat dikatakan bahwa bidan
Indonesia adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian dengan persyaratan yang berlaku.
Jika melakukan praktek, yang bersangkutan harus mempunyai kualifikasi agar mendapatkan lisensi untuk praktek PP IBI, 2005.
2.4.3. Bidan Desa