Bidan Desa Tugas dan Fungsi Bidan

kompetensi dan mendapat lisensi untuk menjalankan praktek kebidanan. Permenkes, 2007. Bidan adalah seorang yang telah secara teratur mengikuti suatu program pendidikan kebidanan yang diakui negara. Program tersebut diselenggarakan dan telah berhasil menyelesaikan serangkaian pendidikan kebidanan yang ditetapkan dan telah memperoleh kualifikasi yang diperlukan untuk bisa didaftarkan dan secara hukum memperoleh ijin untuk melakukan praktek kebidanan. Helen Varney, 2007. Bidan menurut WHO adalah seorang yang telah diakui secara reguler dalam pendidikan diakui secara yuridis, ditempatkan dan mendapat kualifikasi, serta terdaftar di sektor dan memperoleh ijin melaksanakan praktek kebidanan Salmah, 2006. Demikian luas dan dalamnya profesi bidan maka dapat dikatakan bahwa bidan Indonesia adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian dengan persyaratan yang berlaku. Jika melakukan praktek, yang bersangkutan harus mempunyai kualifikasi agar mendapatkan lisensi untuk praktek PP IBI, 2005.

2.4.3. Bidan Desa

Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintah terendah langsung di bawah Camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan negara Kesatuan Republik Indonesia Depkes RI,1991. Universitas Sumatera Utara Bidan Desa adalah Bidan yang di tempatkan, diwajibkan tinggal serta bertugas melayani masyarakat di wilayah kerjanya, yang meliputi 1 sampai 2 desa. Dalam melaksanakan tugasnya bidan bertanggung jawab langsung kepada kepala Puskesmas setempat dan bekerjasama dengan perangkat desa Depkes RI, 1995. Prinsip pelayanan kebidanan di desa ; 1 pelayanan di komunitas desa sifatnya multidisiplin meliputi ilmu kesehatan masyarakat, kedokteran,sosial, psikologi, komunikasi, ilmu kebidanan, dan lain-lain yang mendukung peran bidan di komunitas. 2 Dalam memberikan pelayanan didesa bidan tetap berpedoman pada standart etika profesi yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. 3 Dalam memberikan pelayanan bidan senantiasa memeperhatikan dan memberi penghargaan terhadap nilai-nilai yang berlaku di masyarakat, sepanjang tidak merugikan dan tidak bertentangan dengan prinsip kesehatan. Bidan didesa juga membuat laporan kegiatan bidan setiap bulan dan diserahkan kepada bidan koordinasi pada saat bidan di desa melaksanakan tugasnya di Puskesmas. Lisnawati, 2013.

2.4.4. Tugas dan Fungsi Bidan

Menurut Depkes tugas popok dan fungsi TUPOKSI bidan desa adalah sebagai berikut : 1. Tugas pokok : a. Melaksanakan kegiatan Puskesmas di desa di wilayah kerjanya berdasarkan urutan proritas masalah kesehatan yang dihadapi, sesuai dengan kewenangan yang dimiliki dan diberikan. Universitas Sumatera Utara b. Menggerakkan dan membina masyarakat kerjanya, agar tumbuh kesadaran untuk dapat berprilaku sehat. 2. Funsi Bidan di wilayah kerjanya : a. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di rumah-rumah, menangani persalinan, pemberian kontrasepsi dan penganyoman medis keluarga berencana. b. Menggerakkan dan membina peran sera masyarakat dalam bidang kesehatan setempat. c. Membina dan memberikan bimbingan tekhnis kepada kader serta dukun bayi. d. Membina kelompok dasawisma di bidang kesehatan. Membina kerjasama lintas program lintas sektoral dan lembaga swadaya masyarakat. e. Melakukan rujukan medis maupun rujukan kesehatan Puskesmas atau bila mana dalam keadaan darurat dapat merujuk kefasilitas kesehatan lainnya. f. Mendeteksi secara dini adanya efek samping dan komplikasi pemakaian kontrasepsi serta adanya penyakit-penyakit lain, dan berusaha untuk mengatasi sesuai dengan kemampuannya Depkes RI, 1995 Implementasi tugas dan fungsi pokok bidan di desa dapat dilihat dari pelaksanaan program KIA di wilayah kerja Puskesmas yang bertujuan memantapkandan meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efesien. Program pelayanan KIA Puskesmas dewasa ini diutamakan pada kegiatan pokok sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan dengan mutu sesuai standart serta menjangkau seluruh sasaran. 2. Peningkatan pertolongan persalinan diajukan kepada peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan kebidanan secara berangsur 3. Peningkatan deteksi dini resiko tinggikomplikasi kebidanan,baik oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat oleh kader dan dukun bayi serta penanganan dan pengamatannya secara terus menerus. 4. Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan secara adekuat dan pengamatan secara terus menerus oleh tenaga kesehatan 5. Peningkatan pelayanan neonatal dan ibu nifas dengan mutu sesuai standart dan menjangkau seluruh sasaran. 2.5. Puskesmas Fase persiapan pembangunan dibidang kesehatan, yaitu akhir tahun 1960-an, ditandai dengan suatu inovasi yang fundamentalnya dan monumental berupa dicetuskannya pembentukan Pusat Kesehatan Masyarakat di Kecamatan-Kecamatan Departemen Kesehatan, 1995 Semula pelayanan kesehatan dasar kepadsa masyarakat diselenggarakan melalui berbagai bentuk sarana seperti Balai Pengobatan BP, Balai Kesehatan Ibu dan Anak BKIA, Klinik KB, dan lain-lain. Hal ini dirasakan kurang efesien dan efektif, sehingga dalam Rapat Kerja Kesehatan Nasional Rakernastahun 1968 ditetapkan penyatuan dari semua pelayanan Universitas Sumatera Utara kesehatan dasar tersebut ke dalam suatu lembaga yang disebut Pusat Kesahatan Masyarakat Puskesmas Secara nasional ditetapkan bahwa standart wilayah kerja puskesmas adalah suatu kecamatan. Tetapi apabila disuatu kecamatan terdapat lebih dari satu Puskesmas , maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi di antara Puskesmas tersebut, dengan memerhatikan keutuhan konsep wilayah desakelurahan atau rukun warga . Masing-masing Puskesmas tersebut secara operasional bertanggung jawab langsung kepada Dinas Kesehatan KabupatenKota.

2.6. Landasan Teori