Ruang Lingkup Petunjuk Umum

Kelas IX SMP 4

C. Hakikat, Fungsi, dan Tujuan Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti

1. Hakikat Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti merupakan rumpun mata pelajaran yang bersumber dari Kitab Suci Tripitaka Tipitaka, yang dapat mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memperteguh iman dan takwa kepada Tuhan Yang maha Esa, Triratna, berakhlak muliabudi pekerti luhur sila, menghormati dan menghargai semua manusia dengan segala persamaan dan perbedaannya agree in disagreement.

2. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, disebutkan bahwa: Pendidikan Agama berfungsi membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dan mampu menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan antarumat beragama Pasal 2 ayat 1. Selanjutnya, disebutkan bahwa pendidikan agama bertujuan untuk berkembangnya kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama yang menyerasikan penguasaannya dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni Pasal 2 ayat 2. Tujuan pendidikan agama sebagaimana yang disebutkan di atas itu juga sejalan dengan tujuan Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti yang meliputi tiga aspek dasar yaitu pengetahuan pariyatti, pelaksanaan patipatti dan penembusan pencerahan pativedha. Pemenuhan terhadap tiga aspek dasar yang merupakan suatu kesatuan dalam metode Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti ini yang akan mengantarkan peserta didik kepada moralitas yang luhur, ketenangan dan kedamaian dan akhirnya dalam kehidupan bersama akan mewujudkan perilaku yang penuh toleran, tenggang rasa, dan cinta perdamaian. Buku Guru Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti 5

D. Pembelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti Berbasis Aktivitas

Belajar adalah istilah kunci yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di sekolah merupakan mata pelajaran bagi yang memungkinkan peserta didik memperoleh pengalaman belajar dalam belajar beragama Buddha. Pembelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti merupakan proses membelajarkan peserta didik untuk menjalankan pilar-pilar keberagamaan. Pilar ajaran Buddha diuraikan melalui Empat Kebenaran Mulia, Ajaran Karma dan Kelahiran Kembali, Tiga Corak Kehidupan, dan Hukum Saling Ketergantungan. Selanjutnya pilar-pilar tersebut dijabarkan dalam ruang lingkup pembelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti di sekolah yang meliputi aspek sejarah, keyakinan, kemoralan, kitab suci, meditasi, dan kebijaksanaan. Beberapa prinsip pembelajaran berbasis aktivitas yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti meliputi:

1. Pembelajaran Berpusat pada Peserta Didik

Pada prinsip ini, menekankan bahwa peserta didik yang belajar, sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai makhluk individu, setiap peserta didik memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya, dalam minat, kemampuan, kesenangan, pengalaman, dan gaya belajar. Sebagai makhluk sosial, setiap peserta didik memiliki kebutuhan berinteraksi dengan orang lain. Berkaitan dengan ini, kegiatan pembelajaran, organisasi kelas, materi pembelajaran, waktu belajar, alat ajar, dan cara penilaian perlu disesuaikan dengan karakteristik peserta didik.

2. Belajar dengan Melakukan

Me ODNXNDQ DNWLYLWDV DGDODK EHQWXN SHUQ\DWDDQ GLUL 2OHK NDUHQD LWX proses pembelajaran seyogyanya didesain untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik secara aktif. Dengan demikian, diharapkan peserta didik akan memperoleh harga diri dan kegembiraan. Hal ini selaras dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa peserta didik hanya belajar 10 dari yang dibaca, 20 dari yang didengar, 30 dari yang dilihat, 50 dari yang dilihat dan didengar, 70 dari yang dikatakan, dan 90 dari yang dikatakan dan dilakukan.