Iklim Kelas KAJIAN TEORI

Komponen-komponen pembelajaran tersebut akan sangat menunjang terjadinya pembelajaran yang efektif dan efisien. Dengan adanya komponen tersebut dalam proses pembelajaran mengharuskan peserta didik untuk berinteraksi dengan lingkungan belajar. Untuk menciptakan lingkungan belajar yang tepat memerlukan adanya iklim kelas.

2.1.2 Iklim Kelas

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diungkapkan bahwa iklim merupakan keadaan hawa suhu, kelembaban, awan, hujan, dan sinar matahari pada suatu daerah dalam jangka waktu yang agak lama. Selain itu, iklim juga diartikan sebagai suasana. Kemudian, kelas secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah tempat atau ruangan tempat guru mengajar dan peseta didik belajar. Dengan demikian, di dalam kelas itulah kegiatan belajar mengajar biasanya berlangsung Novan, 2013: 185. Hoy dan Miskell dalam Tarmidi 2006: 3 mengatakan bahwa iklim merupakan kualitas dari lingkungan kelas yang terus menerus dialami oleh guru- guru, mempengaruhi tingkah laku, dan berdasar pada persepsi kolektif tingkah laku mereka. Iklim kelas menurut Muijs dalam Prajitno, 2008: 165 adalah sebuah konsep yang luas, yang mencakup mood suasana perasaan atau atmosfer yang diciptakan oleh guru kelas melalui aturan-aturan yang ditetapkan, cara guru berinteraksi dengan murid, dan bagaimana lingkungan fisik dikelola. Selanjutnya Tarmidi 2006: 3 menyatakan bahwa iklim kelas adalah segala situasi yang muncul akibat hubungan antara guru dengan peserta didik atau hubungan antar peserta didik yang menjadi ciri khusus dari kelas dan mempengaruhi proses belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas terjadi interaksi antara guru dengan peserta didik serta antar peserta didik lainnya. Keberhasilan kegiatan belajar mengajar di kelas sangat dipengaruhi beberapa faktor, mulai dari faktor guru dan peserta didik itu sendiri, sarana prasarana atau fasilitas penunjang kegiatan belajar mengajar maupun suasana di dalam kelas tersebut. Dari beberapa pengertian ahli tersebut, peneliti mengasumsikan bahwa iklim kelas adalah suasana yang mendukung pelaksanaan pembelajaran yang muncul karena adanya interaksi antara guru dengan peserta didik serta peserta didik lainnya di dalam kelas yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar. Untuk mengetahui mengenai iklim kelas, iklim kelas dibedakan menjadi bermacam-macam. 2.1.2.1 Macam-Macam Iklim Kelas Nasution 2013: 119 mengungkapkan bahwa setidaknya ada tiga macam iklim kelas. 2.1.2.1.1 Iklim Kelas dengan Sikap Guru yang Otoriter Pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung di dalam kelas, guru yang otoriter akan menggunakan kekuasaan atau kewenangannya untuk mencapai tujuan kegiatan belajar mengajar yang telah ditentukan. Tidak jarang dengan kekuasaan atau kewenangannya guru memberikan hukuman kepada peserta didik yang mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar. Dengan ancaman dan juga hukuman, guru memaksakan kepada peserta didiknya untuk menguasai materi pelajaran yang dianggapnya penting sebagai bahan ulangan dan ujian. Memang upaya guru tersebut menjadikan suasana kelas tenang, akan tetapi suasana hati peserta didik menjadi tidak tenang karena berada di bawah tekanan guru yang oteoriter. 2.1.2.1.2 Iklim Kelas dengan Sikap Guru yang Permisif Suasana kelas dengan sikap guru yang permisif ini ditandai dengan membiarkan peserta didik berkembang dalam kebebasan tanpa banyak tekanan, ancaman, larangan, perintah, atau paksaan. Kegiatan belajar mengajar di dalam kelas selalu dibuat menyenangkan. Guru tidak menonjolkan dirinya dan berada di belakang untuk memberi bantuan bila dibutuhkan. Sikap ini mengutamakan perkembangan pribadi peserta didik khususnya dalam aspek emosional, agar peserta didik bebas dari kegoncangan jiwa dan menjadi peserta didik yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan kelasnya. 2.1.2.1.3 Iklim Kelas dengan Sikap Guru yang Nyata Riil Suasana kelas dengan sikap guru yang nyata atau riil ini ditandai dengan pemberian kebebasan kepada peserta didik untuk melakukan aktivitas belajar di kelas diiringi dengan kegiatan pengendalian terhadapnya. Peserta didik diberi kebebasan untuk belajar sesuai dengan tipe belajarnya serta kemampuan dan minatnya tanpa diawasi dan diatur dengan ketat. Di lain pihak, peserta didik diberi tugas sesuai dengan petunjuk dan pengawasan guru. Dreikurs dan Leron Grey dalam Novan 2013: 188 yang menggunakan pendekatan sosio-emosional kelas juga mengemukakan bahwa ada tiga jenis suasana kelas yang dihadapi oleh peserta didik setiap harinya. 2.1.2.1.1. Suasana Kelas Autokrasi Dalam suasana kelas autokrasi ini guru lebih banyak menerapkan perintah dan larangan, menggunakan kekerasan, penekanan, persaingan, hukuman dan ancaman untuk mengawasi perilaku peserta didik selama mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas. Dominan guru pada kelas autokrasi ini sangatlah menonjol sehingga jalannya kegiatan belajar mengajar cenderung berpusat pada guru teacher oriented. 2.1.2.1.2. Suasana Kelas Laissez-Faire Pada suasana kelas ini guru sedikit bahkan sama sekali tidak memperlihatkan kegiatannya atau kepemimpinannya serta banyak memberikan kebebasan kepada peserta didiknya. Guru melepaskan tanggung jawab kepada masing-masing peserta didiknya untuk melakukan tugas belajarnya. Dalam suasana kelas ini kegiatan belajar mengajar lebih didominasi oleh peserta didik student oriented. 2.1.2.1.3. Suasana Kelas yang Demokratis Dalam suasana kelas yang demokratis ini guru memperlakukan peserta didiknya sebagai individu yang dapat bertanggung jawab, berharga, mampu mengambil keputusan, dan dapat memecahkan masalah yang dihadapi. Manfaat yang dapat diperoleh dari suasana kelas yang demokratis ini adalah tumbuhnya rasa percaya diri, saling menerima dan percaya satu sama lain, baik antara guru dengan peserta didik maupun antar peserta didik. Guru membimbing, mengembangkan, dan membagi tanggung jawab untuk semua warga kelas termasuk guru itu sendiri. Berdasarkan macam-macam iklim kelas yang telah dikemukakan, cara terbaik untuk membentuk iklim kelas yang baik adalah dengan melibatkan peserta didik dalam pembelajaran. Dengan memberikan wewenang kepada perta didik di kelas akan mendorong mereka untuk memiliki tanggung jawab atas lingkungannya. Untuk itu iklim kelas diklasifikasikan menjadi beberapa tipe. 2.1.2.2 Tipe-Tipe Iklim Kelas Borich dalam Prajitno, 2008: 172 mendefinisikan tiga iklim kelas yang dapat digunakan guru pada pelajaran-pelajaran yang berbeda, yakni tipe kelas kompetitif, kooperatif, dan individualistik. Di kelas yang kompetitif, siswa saling berkompetisi untuk memberikan jawaban yang benar atau untuk mencapai sebuah standar yang ditetapkan oleh guru. Di dalam pelajaran seluruh kelas, bentuknya dapat berupa siswa berlomba- lomba untuk bisa mendapatkan giliran untuk memberikan jawaban yang benar. Iklim kompetitif dapat memotivasi siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi murid. Di kelas kooperatif, siswa terlibat di dalam dialog yang dipantau guru. Mereka diizinkan berdiskusi dan mengemukakan ide-idenya sendiri, tetapi guru menyela mereka untuk membantu mempertajam diskusinya dan mengklarifikasikan ide-ide mereka, dan mendorong pengunaan tingkat berpikir yang lebih tinggi dan kreatif. Tipe iklim ini lebih efektif untuk kerja kelompok, dimana siswa dapat bekerjasama dengan mendiskusikan sebuah topik atau menyelesaikan berbagai masalah dimana semua siswa diberi kesempatan untuk memberikan kontribusi. Tipe yang terakhir adalah tipe individualistik. Di dalam tipe kelas ini penekanan terletak pada siswa yang menyelesaikan pekerjaannya secara mandiri dan menguji dirinya sendiri. Siswa akan menyelesaikan tugasnya dengan dipantau oleh guru, dan didorong untuk memberikan jawaban yang dianggap “benar” atau “salah”. Jadi, peran siswa adalah menyelesaikan tugas itu dengan sebaik-baiknya, sedangkan peran guru adalah menentukan pekerjaan untuk siswa dan memastikan bahwa siswa membuat kemajuan ke arah penyelesaiannya. Selain dibedakan menjadi tipe-tipe, iklim kelas juga memiliki ciri-ciri tersendiri. 2.1.2.3 Ciri-Ciri Iklim Kelas Menurut Jaap Scheerens dalam Ikbal 2013: 92 ciri-ciri iklim kelas dalam komponen-komponen yang dilakukan sekolah efektif yaitu. 1. Hubungan di dalam kelas terjalin dengan baik. 2. Dikodifikasikan dan terpajangnya tata tertib bagi para peserta didik di ruang kelas dan di lingkungan sekolah secara umum yang setiap saat dapat dilihat peserta didik. 3. Pendidik mengajar dengan baik. 4. Semua pengguna kelas merasakan kepuasan terhadap iklim kelas yang ada. Untuk menciptakan iklim kelas yang positif perlu diperhatikan adanya faktor-faktor yang mempengaruhinya. 2.1.2.4 Faktor yang diperhatikan dalam Menciptakan Iklim Kelas yang Positif Lingkungan belajar dapat mempengaruhi aktivitas belajar. Maka untuk itu perlu mengkondisikan lingkungan belajar yang menyenangkan, seperti temperatur, sirkulasi udara, tempat duduk, pencahayaan dan sebagainya yang perlu diperhatikan dalam penataan ruang belajar. Menurut Rifa’i 2012: 176 ada empat faktor utama yang perlu diperhatikan dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif adalah sebagai berikut. 2.1.2.4.1 Persiapan Sarana dan Kegiatan Belajar Pemberitahuan kegiatan belajar yang disampaikan kepada siswa akan memberikan dampak positif terhadap iklim belajar. Dalam kegiatan awal pembelajaran, siswa perlu dilibatkan di dalam berbagai kegiatan, misalnya ikut serta menyiapkan sarana belajar seperti penempatan OHP, LCD, komputer dan sejenisnya. 2.1.2.4.2 Pengaturan Fisik Sebelum kegiatan belajar dimulai, lingkungan fisik hendaknya ditata sehingga tampak menyenangkan. Misalnya, penataan meja kursi, letak papan tulis atau letak OHP, pengaturan suhu dan udara ruangan. 2.1.2.4.3 Pembukaan Pembelajaran Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh pendidik dalam menciptakan iklim yang kondusif. Misalnya, dalam kegiatan diskusi, pembukaan pembelajaran dijadikan forum untuk berkenalan antara pendidik dengan siswa. Pendidik memberikan orientasi mengenai tujuan dan rencana kegiatan yang akan dilakukan siswa. 2.1.2.4.5 Membangun Suasana Kebersamaan Membangun kebersamaan siswa di dalam kelompok adalah gampang- gampang susah. Apabila pendidik mampu memfasilitasi peserta didik untuk membangun kebersamaan dengan prakarsa diri, berarti dia telah memperoleh keberhasilan awal di dalam melaksanakan pembelajaran. Faktor-faktor tersebut sangat diperhatikan agar dapat tercapainya kelas yang kondusif. Setelah memperhatikan faktor yang harus diperhatikan, maka dilanjutkan cara untuk menciptakan iklim kelas yang positif. 2.1.2.5 Menciptakan Iklim Kelas yang Positif Dalam menciptakan lingkungan yang positif di dalam kelas, guru harus memperhatikan pola interaksi, baik antara dirinya dengan siswa maupun antar sesama siswa. Sebab, lingkungan kelas yang positif akan mendorong siswa bersemangat menjalani kegiatan belajar. Selain itu, diperlukan komunikasi yang efektif melengkapi satu sama lain, agar guru dan siswa sama-sama berperan aktif. Untuk menciptakan iklim yang positif di dalam lingkungan kelas menurut Ardi 2014: 72, guru dapat menerapkan beberapa cara. Pertama, berbicara dengan tenang dan sopan terhadap siswa. Sebab, pilihan kata secara lisan mengindikasi keadaan manusia yang sebenarnya. Saat siswa merasa frustasi atau terancam, guru harus merespon dengan tenang dan sopan. Hal tersebut akan berdampak positif berupa membuat siswa merasa lebih tenang. Kedua, saling memberi informasi satu sama lain, baik guru ke siswa atau sebaliknya. Dengan kata lain, informasi tidak boleh hanya dimonopoli oleh salah satu pihak. Melalui sikap saling memberi informasi, setiap siswa secara bersama- sama merasa memiliki ruang kelas. Oleh karena itu, setiap informasi harus dipastikan menjangkau seluruh siswa. Bahkan, guru dapat melakukan komunikasi secara personal dengan siswa. Ketiga, memiliki sikap berbaik sangka terhadap siswa. Tidak jarang guru lebih sering mengingat kelakuan negatif dari siswa. Hal tersebut berakibat guru sering memberikan komentar buruk terhadap siswa. Sebenarnya, pernyataan negatif boleh jadi perlu diungkapkan apabila hal itu dapat membantu siswa mengubah sikapnya. Akan tetapi, kenyataan yang sering terjadi justru sebaliknya. Pernyataan negatif tidak hanya menyakiti siswa, tetapi juga menciptakan lingkungan yang jauh dari kondusif. Sebab, siswa cenderung mencontoh ucapan serta perilaku lingkungan sekitarnya. Membangun iklim kelas yang positif sangat membantu siswa dalam memahami proses pembelajaran. Rasa tenang dan nyaman di dalam kelas membuat siswa senang dalam menerima materi pelajaran. Keuntungan tersebut tidak hanya dirasakan oleh siswa saja, tetapi juga guru. Untuk itu iklim kelas sangatlah bermanfaat dalam pembelajaran. 2.1.2.6 Manfaat Iklim Kelas yang Positif Iklim kelas yang positif memberi peluang dalam mencapai hasil kegiatan belajar menngajar secara optimal. Menurut Novan 2013: 190 iklim kelas yang kondusif dapat memberikan sumbangan positif berikut ini: 1. Peserta didik merasa betah di kelas sehingga angka bolos sekolah dapat diminimalisasi. 2. Peserta didik antusias belajar di kelas. Antusiasme peserta didik tersebut dapat memotivasi mereka dalam belajar sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar. 3. Dengan iklim kelas yang kondusif, peserta didik akan mematuhi segala tata tertib kelas secara sukarela tanpa ada paksaan dari pihak lain, khususnya guru. 4. Iklim kelas yang kondusif dapat menciptakan hubungan yang hangat dan harmonis antara guru dengan peserta didik dan juga antar peserta didik. Keharmonisan tersebut dapat menjadikan mereka merasa berada di dalam sebuah keluarga dalam satu rumah, bukan di dalam sebuah kelas. 5. Suasana kelas yang kondusif menjadikan guru bersemangat dan energik saat mengajar. Dengan semangat tersebut, guru dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan maksimal. 6. Suasana kelas yang kondusif ditandai dengan keaktifan peserta didik di dalam kelas saat kegiatan belajar mengajar berlangsung dan hal itu dapat menjadikan kegiatan belajar mengajar berjalan dengan efektif pula. 7. Iklim kelas yang kondusif memudahkan guru dalam melakukan transformasi pengetahuan dan trasformasi nilai kepada peserta didiknya. 8. Iklim kelas yang kondusif dapat memunculkan kesiapan belajar lebih kuat bagi peserta didik. Iklim kelas yang positif sangat bermanfaat dalam pembelajaran sehingga pembelajaran akan tercapai dengan optimal. Dengan adanya iklim kelas yang positif akan membuat siswa merasa nyaman berada di dalam kelas. Iklim kelas dapat dikatakan sudah tercapai apabila sudah memenuhi indikator yang telah ditetapkan. 2.1.2.7 Indikator Iklim Kelas Menurut Jaap Scheerens dalam Ikbal 2013: 92 ciri-ciri iklim kelas dalam komponen-komponen yang dilakukan sekolah efektif adalah sebagai berikut. 1. Hubungan di dalam kelas terjalin dengan baik. 2. Dikodifikasikan dan terpajangnya tata tertib bagi para peserta didik di ruang kelas dan di lingkungan sekolah secara umum yang setiap saat dapat dilihat peserta didik. 3. Pendidik mengajar dengan baik. 4. Semua pengguna kelas merasakan kepuasan terhadap iklim kelas yang ada. Rifa’i 2012: 176 menyebutkan ada empat faktor utama yang perlu diperhatikan dalam menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yaitu: 1 persiapan sarana dan kegiatan belajar; 2 pengaturan fisik; 3 pembukaan pelajaran; 4 membangun suasana kebersamaan. Menurut Muijs 2008: 165 iklim kelas adalah sebuah konsep yang luas, yang mencakup mood suasana perasaan atau atmosfer yang diciptakan oleh guru kelas melalui aturan-aturan yang ditetapkan, cara guru berinteraksi dengan murid, dan bagaimana lingkungan fisik dikelola. Berdasarkan beberapa aspek tersebut, peneliti menetapkan indikator iklim kelas dalam penelitian ini adalah: 1 suasana pembelajaran di dalam kelas; 2 hubungan interaksi antar warga kelas guru dengan siswa dan siswa dengan siswa; 3 lingkungan fisik; 4 aktivitas pelajaran; 5 sarana dan prasarana atau fasilitas pembelajaran. Iklim kelas yang kondusif apabila telah memenuhi kelima indikator tersebut. Dengan adanya iklim kelas yang kondusif diharapkan mampu memotivasi belajar siswa.

2.1.3 Motivasi Belajar