44
dan Punjab menuju ke garis yang menghubungkan Tiongkok, India dan Nepal. Luas wilayah ini sekitar 2000 km
2
.Wilayah ini disebut Sikkim.
81
Pada tahun 1890, Pemerintah Inggris dan Tiongkok menyepakati bahwa India memiliki hak untuk mengawasi dan mengontrol urusan luar negeri Sikkim.
Sedangkan untuk posisi Butan, Pemerintah Inggris dan Butan menyepakati bahwa India mengontrol urusan luar negeri Butan.
82
Keputusan ini menjadikan India sebagai negara yang memiliki hak dan kekuasaan dalam mengakui wilayah tengah
sebagai bagian dari wilayahnya. Pada tahun 1950, India dan Sikkim menyepakati untuk memberikan
otonomi kekuasaan pada Sikkim dalam mengurus urusan dalam negeri, namun urusan lingkungan luar akan mendapatkan pengawasan dari India.
83
Secara kepemilikan, wilayah Sikkim sendiri menyetujui untuk menjadi bagian dari
wilayah kekuasaan India meskipun tidak sepenuhnya. Dengan melihat sejarah kepemilikan wilayah tengah, hal ini berasal dari
perubahan pengakuan yang dilakukan oleh Tiongkok. pada tahun 1959, Tiongkok menegaskan bahwa kepemilikah wilayah tengah diberikan kepada pemerintah
India. Pada tahun 1960, PM Tiongkok Chou Enlai mengakui India sebagai negara
81
Hongzhou Zhang dan Mingjiang Li, Sino‐ Indian Border Disputes,
Singapore: Rajaratnam
School of International Studies RSIS, Nanyang Technological University . Hal 2.
Diunduh 07 Maret 2014
http:www.ispionline.itsitesdefaultfilespubblicazionianalysis_181_2013.pdf
82
Surya P.Sharma, The India-Chia Border Dispute: An Indian Perspective,The American Journal of International Law Januari 1965 Hal 27
83
Alfred P. Rubin, The Sino-Indian Boder Disputes. Columbia University : Rsearch Student in International Law, 1960 Hal 112.
45
yang memiliki kekuasaan atas Sikkim dan Butan yang ketika itu masih menjadi negara perlindungan.
84
Wilayah Barat
Wilayah barat memiliki luas wilayah 33.500 km
2
, wilayah ini disebut Aksai Chin. Wilayah ini di klaim oleh Tiongkok. India mengklaim wilayah Garis
Johnson yang membentang di wilayah Aksai Chin.
85
Disebut Garis Johnson atau Johnson Line berasal dari W.H Johnson, pegawai negeri sipil Inggris yang
diperintahkan Pemerintah Inggris yang menguasai India untuk mencantumkan wilayah Aksai Chin ke dalam wilayah Kashmir. Wilayah Kashmir pada saat itu
yakni tahun 1846 berada dibawah pengawasan Pemerintah Inggris. Untuk mengamankan wilayah klaimnya, maka Pemerintah Inggris menginginkan
wilayah Aksai Chin. Nehru memiliki keyakinan yang besar untuk mengklaim Garis McMahon
dengan alasan sejarah, yakni ketika pemerintah Inggris masih menguasai India. Namun, di wilayah barat, yakni Aksai Chin, keyakinan Nehru tidak sebesar ketika
mengklaim Garis McMahon. Kebingungan ini terjadi karena Nehru tidak memiliki dasar yang kuat
dalam mengeluarkan kalim menengenai wilayah atau sektor barat Aksai Chin. Dalam peta yang ditunjukan setelah India merdeka, sektor barat Aksai Chin
84
Surya P.Sharma, The India-Chia Border Dispute: An Indian Perspective. Hal 27
85
Hongzhou Zhang dan Mingjiang Li, Sino‐ Indian Border Disputes,
Singapore: Rajaratnam
School of International Studies RSIS, Nanyang Technological University . Hal 2.
Diunduh 07 Maret 2014
http:www.ispionline.itsitesdefaultfilespubblicazionianalysis_181_2013.pdf
46
masih tertanda ‘Boundary Undefined’.
86
Hal ini menunjukan bahwa setelah merdeka pun, India tidak mencantumkan Aksai Chin ke dalam bagian wilayahnya.
Ketika pemerintah Inggris masih berkuasa di India, Aksai Chin dimasukan ke dalam wilayah India. Namun pada 1896, Tiongkok memasukan Aksai Chin ke
dalam bagian wilayahnya.
87
Perbedaan persepsi India dan Tiongkok sehingga memasukan Aksai Chin kedalam wilayah masing-masing.
Sejak tahun 1950-an, Aksai Chin sudah digunakan oleh Tiongkok sebagai rute perjalanan tentara Tiongkok atau PLA menuju Tibet Timur.
88
Hal ini berkaitan dengan proyek pembangunan jalan raya yang dibangun oleh Tiongkok
dari tahun 1950 hingaa tahun 1957. Pembangunan dan penggunaan jalan di Aksai Chin oleh Tiongkok pada
tahun 1950-an, menunjukan bahwa Tiongkok telah menganggap dan menggunakan dataran tinggi Aksai Tiongkok sebagai bagian dari wilayahnya.
Sedangkan India, tidak memberikan prilaku untuk menunjukan bahwa Aksai Chin merupakan bagian dari wilayahnya. Kemudian yang terpenting adalah, jalan yang
dibangun di Aksai Chin saat ini digunakan sebagai jalur komunikasi yang penting oleh Tiongkok.
89
86
Neville Maxwell, Tiongkok and India: The Un-Negotiated Dispute. Hal 56
87
Neville Maxwell, Tiongkok and India: The Un-Negotiated Dispute. Hal 57
88
Neville Maxwell, Tiongkok and India: The Un-Negotiated Dispute. Hal 57
89
Neville Maxwell, Tiongkok and India: The Un-Negotiated Dispute. Hal 57
47
Pada tahun 1954, mulai timbul permasalahan mengenai klaim atas Aksai Tiongkok. Pada tahun ini, India mulai mengkalim Aksai Chin dan hal ini bertolak
belakang dengan klaim Aksai Chin oleh Tiongkok.
3. Solusi untuk Menyelesaikan Konflik
Perang berlangsung selama 31 hari dan kemenangan diraih oleh Tiongkok dengan secara sepihak melakukan gencatan senjata. Setelah perang, keduanya
tidak membahas permasalahan perbatasan, namun India masih menolak untuk melakukan negosiasi dengan Tiongkok dan hubungan keduanya membeku hingga
akhir tahun 1970.
90
Masalah perbatasan dianggap sebagai permasalahan yang sensitif sehingga keduanya memilih untuk tidak membahas persoalan ini.
Kedua negara mulai membuka hubungan diplomatik pada 1976 dan India mulai menunjukan adanya keinginan untuk menyelesaikan permasalahan di
perbatasan dengan jalur negosiasi. Pada kunjungan Menteri Luar Negeri India ke Tiongkok pada 1979, Deng Xiaoping mengajukan rencana untuk kedua negara.
Rencana tersebut adalah membagi wilayah klaim dimana untuk Tiongkok di Timur dan India di Barat. India kembali menolak pengajuan ini dan memaksa
Tiongkok untuk menarik pasukannya dari wilayah yang diklaim India.
91
Setelah India dipimpin oleh Rajiv Gandhi, kebijakan mengenai perbatasan berubah drastis. India tidak lagi memaksa Tiongkok untuk menarik pasukannya
dari wilayah klaim India. Pada 1981, Wakil PM dan menteri Luar Negeri
90
Hongzhou Zhang and Mingjiang Li, Sino-Indian Border Disputes, ISPI Juni 2013 Hal 6.
91
Hongzhou Zhang and Mingjiang Li, Sino-Indian Border Disputes, Hal 6.
48
Tiongkok, Huang Hua mengunjungi India dan hal ini menjadi awal keduanya untuk melakukan perundingan terkait persoalan di perbatasan.
92
India mulai menunjukan perubahan sikap untuk membawa permasalahan perbatasan kedalam
forum negosiasi. Tahun 1981 hingga 1987 sudah dilakukan delapan kali pertemuan pada
tingkat menteri. Beberapa pertemuan ini tidak menemukan hasil dan antara 1986 dan 1987 terjadi ketegangan antara India dan Tiongkok di Lembah Sumdorong
Chu
93
.
94
Persoalan ini menjadi hambatan bagi kedua negara untuk melakukan perundingan terkait persoalan di perbatasan.
Penyelesaian permasalahan perbatasan dimulai kembali pada Desember 1988, dimana PM India Rajiv Gandhi mengunjungi Tiongkok. India mengajak
Tiongkok untuk membentuk JWG atau Joint Working Group dan ini menjadi kerangka dasar untuk melakukan kerjasama pertahanan dan keamanan di
perbatasan kedua negara. Selama pertemuan berlangsung, keduanya menyepakati untuk pertukaran pengembangan akademik, militer, ilmu pengetahuan dan
teknologi.
95
C. Permasalahan Penyelundupan
smuggling
Persoalan yang muncul terkait lintas batas antara India dan Tiongkok adalah penyelundupan. Barang-barang yang dijadikan subjek penyelundupan
92
Hongzhou Zhang and Mingjiang Li, Sino-Indian Border Disputes, Hal 7.
93
Sumdorong Chu terletak di sekitar Garis McMahon. Di wiliyah ini tiongkok melakukan serangan pada 16 Juni 1986. Pemerintah India melakuka protes pada 26 Juni 1986.
94
Hongzhou Zhang and Mingjiang Li, Sino-Indian Border Disputes, Hal 7.
95
Rup Narayan Das, India-Tiongkok Defence Cooperation and Military Engagement. New Delhi: Institute for Defence Studies and Studies and Analyises, 2010 Hal 110.
49
seperti hewan liar, bagian dari tubuh hewan liar tulang, belalai, dan kulit, dan obat-obatan terlarang serta barang-barang illegal lainnya. Penyelundupan ini
terjadi di wilayah perbatasan timurlaut India yang berbatasan langsung dengan Myanmar dan Tiongkok.
96
Pada tahun 2013 terjadi peningkatan perdagangan lintas batas. Sebanyak 12 jenis barang yang mengalami peningkatan pada tahun 2012 di wilayah Nathu
La mengalami peningkatan sebanyak 23 persen dan di Shipki La meningkat sebanyak 380 persen dengan total keuntungan mencapai 5.33 Rs atau setara
dengan Rp 1.050,57. Namun, disisi lain terjadi peningkatan pula pada penyelundupan pada hewan ternak, obat-obatan dan narkotika di sepanjang
perbatasan. Misalnya
saja, di
sepanjang perbatasan
India-Banglades penyelundupan meningkat hingga 16234 Rs lakh atau setara dengan Rp
319.979.820.319,64 dibulatkan menjadi 319 miliar dalam rupiah. Pada tahun 2013 mencapai 10329 Rs Lakh atau setara dengan Rp 203.589.476.658,96 dibulatkan
menjadi 203 miliar dalam rupiah. Di sepanjang perbatasan India-Nepal penyelundupan
mencapai 10153
Rs lakh
atau setara
dengan Rp
200.120.433.393,20 dibulatkan menjadi 200 miliar dalam rupiah.
97
Persoalan ini muncul menjadi fokus kedua negara yakni India dan Tiongkok karena akan mengganggu perekonomian dan merusak kelestarian
hewan. Hewan yang dijadikan objek penyelundupan ini basanya hewan langka
96
P.S Suryanarayana, A New Way to Managae Old Dispute, Singapura: ISAS, 2013 Hal 37
97
Puspita Das, Trend in 2013, New Delhi: IDSA,2014 Hal 5.
50
yang satwanya sudah hampir punah. Penyelundupan ini bersifat illegal sehingga pajak pelaku penyelundupan tidak dikenakan biaya pajak.
Pihak yang telibat dalam penyelundupan ini biasanya aktor negara dan aktor non-negara seperti produsen, pedagang, dan masyarakat biasa.
98
Berbagai pihak dapat saja menjadi pelaku penyelundupan ini, sehingga sangat sulit bagi
negara untuk menangkap dan mencari pelaku guna mencegah penyelundpan berkelanjutan ini.
Penyelundupan ini berdampak pada perdamaian kawasan, konsevasi hewan dan lingkungan. Sehingga perlu bagi keduanya melakukan kerjasama guna
menyelesaikan persoalan ini. India dan Tiongkok perlu terlibat karena dampak yang diakibatkan tidka hanya dalam satu negara saja, melainkan menyebar ke
negara lain khususnya negara yang berbatasan langsung.
D. Permasalahan Terorisme
Selain persoalan perbatasan, permasalahan keamanan yang dihadapi keduanya adalah terorisme. Penyebaran terorisme berawal dari Timur Tengah
menuju Asia Tenggara dan kemudian berkembang. Setelah berkembang ancaman terorisme ini menyebar ke wilayah Asia Selatan
99
. Penyebaran terorisme ini melewati perbatasan.
Pasca merdeka dari Inggris pada 1947, India menghadapi permasalahan baru yakni kekacauan dan tindakan kekerasan yang ditimbulkan oleh Pakistan.
98
P.S Suryanarayana, A New Way to Managae Old Dispute Hal 37
99
Brahma Challaney, India: Regional Security Challenges, Hal 167.