Perjanjian Pertahanan terakait Permasalahan di Perbatasan India dan Tiongkok tahun 2013

69 Doktrin mengenai keamanan dimana keduanya saling mewujudkan dan menaapatkan keamanan yang sama diterapkan baik dala perjanjian terbaru maupun dalam perjanjian yang terdahulu. Doktrin ini memberikan dorongan keduanya untuk mencegah terjadinya perang di perbatasan. 137 Berdasarkan BDCA, kedua negara tidak diperbolehkan untuk menggunakan kekuatan militer untuk melawan masing-masing. Kemudian, masing-masing kekuatan militer yang dimiliki tidak diperbolehkan untuk menyerang masing-masing, India dan Tiongkok. Dalam BDCA, India dan Tiongkok sepakat untuk tidak menggunakan ancaman dalam melawan masing- masing dengan maksud apapun ataupun untuk mencari kekuatan tunggal. Kemudian, dalam BDCA ini kedua negara bertanggung jawab ntuk menangani masalah non-militer seperti bencana alam. 138 Prosedur yang terdapat dalam BDCA diantaranya adalah pertemuan yang dilakukan secara berkala. Pertemuan ini dimulai pada level atau tingkat komandan yang bertugas di sepanjang LAC dan pada tingkat tinggi dilakukan oleh lembaga yang berkaitan dengan militer. Hal ni sesuai dengan butir pasal IV yang tercantum dalam isi perjanjian BDCA pada tahun 2013. Pasal tersebut berisi tentang pembangunan tempat disemua wilayah sengketa yang berfungsi sebagai tempat untuk dilakukannya pertemuan antara pasukan di perbatasan dan penggunaan fasilitas telepon antara kedua pihak dalam berbagai tingkat di sepanjang LAC. 139 137 P.S Suryanarayana, A New Way to Managae Old Dispute, Hal 5 138 P.S Suryanarayana, A New Way to Managae Old Dispute, Hal 5 139 P.S Suryanarayana, A New Way to Managae Old Dispute, Hal 6 70

BAB IV ANALISIS KEPENTINGAN INDIA DALAM KERJASAMA

PERTAHANAN DENGAN TIONGKOK PADA TAHUN 2013 TERKAIT PERSOALAN DI PERBATASAN Kerjasama keamanan ini penting karena di dalamnya menyangkut kehidupan masyarakat kedua negara. Bary Buzan mengatakan bahwa keamanan berkaitan dengan masalah kelangsungan hidup. Masalah-masalah yang mengancam kelangsungan hidup dianggap sebagai ancaman yang eksistensial. Untuk itu diperlukan tindakan dalam memprioritaskan isu tersebut agar ditangani sesegera mungkin dan menggunakan sarana-sarana yang ada. 140 Hal ini menunjukan bahwa keamanan menjadi tujuan yang sangat penting manyangkut stabilitas negara yang akan berpengaruh pada bidang lain yang menopang suatu negara. PM Manmohan Singh mengatakan bahwa ‘India will not be able to realize its own destiny without the partnership of its South Asian neighborhood’. 141 Pernyataan ini menegaskan bahwa India memiliki keinginan dan tujuan untuk memiliki hubungan baik dengan negara lain disekitar Asia Selatan. Dalam hal ini hubungan baik dalam bidang pertahanan dengan melihat sejarah hubungan India dan Tiongkok ketika terjadinya konflik 1962. 140 Barry Buzan, People, States, and Fear: An Agenda for International Security Studies in the Post-Cold War Era, Hampstead: Harvester Wheatsheaf, hak 203, 1991 dalam Anak Agung B. P dan Yanyan Mochamad Y, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional, Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006. Hal 122. 141 Srinath Raghavan, Stability in Southern Asia: India and Region, Crux of Asia:China, India, and The Emerging Global Order. Hal 136. 71

A. Kepentingan Keamanan dan Perdamaian di Perbatasan

Hubungan India dan Tiongkok yang terkait dengan keamanan di perbatasan dilatarbelakangi konflik yang saling memperebutkan wilayah perbatasan keduanya. Pasca konflik, kedunya melakukan kerjasama keamanan pada tahun 1993 yang bertujuan untuk perdamaian dan keamanan di perbatasan. Hal ini menjadi kerangka dan tujuan utama keduanya melakukan kerjasama keamanan hingga saat ini. Meskipun isi perjanjian dan bentuk kerjasama dalam setiap perjanjian berbeda, namun tujuan utama kedua negara adalah keamanan dan perdamaian di perbatasan. Tujuan keamanan dan perdamaian tertera dalam perjanjian terbaru antara India dan Tiongkok pada tahun 2013. Kerjasama keamanan pada tahun 2013 ini dalam kerangka Perjanjian Pertahanan Perbatasan India dan Tiongkok yang bertujuan untuk memperluas kerjasama dan mencegah kembali terjadinya pertempuran dengan melakukan pengawasan atau patroli yang dijadikan suatu kewajiban sehingga hal ini tertera dalam perjanjian. 142 Persoalan perbatasan India dan Tiongkok menjadi hal mudah dipicu oleh hal-hal yang kecil. Dengan adanya pengawasan atau patroli ini, kedunaya akan mengurangi hal-hal yang dapat menimbulkan konflik. Jika melihat konsep kepentingan nasional seperti yang dikutip dari George Kennan pada tahun 1954 menjelaskan mengenai kepentingan sebagai suatu 142 Vishaka Sharma dan A.K.Ghildial, Relevance of Five Principles of Peaceful Coexistence Panchsheel in Post Cold War Era, Asian Journal of Multidisciplinary Studies 2 Mei 2014 Hal 61 72 kewajiban yang harus dicapai negara dimana kepentingan ini adalah representasi dari masyarakat. 143 Dengan begitu bentuk kebijakan suatu negara merupakan cerminan dari kepentingan dalam negerinya yang berasal dari kepentingan masyarakatnya. Kemudian kepentingan nasional juga merupakan kebutuhan negara terhadap unsur-unsur yang membentuk negara yang paling vital, seperti pertahanan, keamanan, militer, dan kesejahteraan ekonomi. 144 Dengan melihat persoalan yang dihadapi India, sesuai yang dielaskan sebelumnya maka kepentingan India adalah dalam bidang keamanan dan pertahanan. Kepentingan India akan berpengaruh kepada bentuk kerjasama yang kemudian disepakati. Berkaitan dengan perjanjian pertahanan India-Tiongkok tahun 2013, India memiliki kepentingan sebagai tujuan jangka panjang. Tujuan jangka panjang 145 itu adalah untuk mengurangi serangan yang berasal dari Tiongkok dan serangan yang disebabkan adanya peningkatan kapasitas militer Tiongkok di perbatasan. Peningkatan kapasitas ini didukung oleh adanya peningkatan pada transportasi dan peralatan logistik di sepanjang perbatasan. 146 143 Scott Burchill, ed.. Theories of International Relation 3 rd Edition. New York : Palgrave Macmillan, 2005 Hal 50. 144 Jack Plano dan Roy Olton, Kamus Hubungan Internasional, Bandung: Abardin, 1999 hal 17 dalam Anak Agung B. P dan Yanyan Mochamad Y, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional. Hal 35. 145 Tujuan jangka panjang ini disampaikan oleh ahli strategis India pada 2011, ahli dalam bidangn militer India pada 2011, dan pengamat politik dan kebijakan luar negeri India pada tahun 2011. 146 Murray Scot Tanner dan Kerry B Dumbaugh, Distracted Antagonosts, Wary Partners:China and India Assess their Security Relations. CAN September 2011. Hal 22. 73 Peningkatan kapasitas militer di perbatasan ini akan mengancam stabilitas kedua negara terutama bagi stabilitas India. Penulis menganalisa bahwa perlu ada upaya yang harus dilakukan India untuk memberikan rasa aman bagi rakyatnya. Dalam kasus perbatasan ini maka perlu bagi India untuk mengambil kebijakan dalam bidang pertahanan. Hal ini sesuai dengan konsep yang diungkapkan Nuechterlein bahwa kepentingan pertahanan meliputi, perlindungan terhadap negara dan masyarakat dari ancaman negara lain dan ancaman dari luar yang dapat mengancam sistem pemerintahan. 147 Sama halnya dengan Tiongkok, kepentingan India dalam melakukan kerasama pertahanan ini adalah dengan tujuan keamanan dan perdamaian di perbatasan. Penulis melihat kepentingan dari persepektif India karena dengan alasan ‘ketidakseimbangan’. Hal ini dilihat dari adanya upaya dari pihak India untuk meningkatkan kapasitas kemampuan di sepanjang garis LAC atau garis pengawasan. Peningkatan ini menunjukan bahwa sebelum adanya perjanjian pertahanan ini kapasitas kemampuan India di sepanjang LAC belum pada tingkat yang sesuai. Peningkatan kapasitas kemampuan ini diungkapkan oleh Duta Besar India untuk Tiongkok, S Jaishankar mengatakan bahwa: “... there is recognition that the situation on the border is asymmetrical, that what is there on their side is different from what is 147 Donald Nuechterlein, National Interests and Foreign Policy: A Conceptual Framework for Analysis and Decision-Making, British Journal of International Studies, Vol 23 Oct, 1976 pp246-266 dalam Rear Admiral Simon Williams, The Role of the National Interest in the National Security Debate Inggris :, 2012 Hal 32.