Sekilas Tentang Pondok Pesantren Madinatunnajah
56
oleh Almarhum KH. Shoiman Lukmanul Hakim salah satu Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor pada tanggal 20 September 1997.
Semangat berdakwah ini nampak pula dalam upaya KH. Mahrus Amin dalam mengembangkan dan membina sebuah pondok pesantren. Maka setelah
sukses mendirikan Darunnajah Jakarta, beliau juga mendirikan Pesantren Annajah di tempat kelahirannya yaitu Kalimukti, Cileduk, Cirebon. Kemudian
beliau mengembangkan “sayap” lainnya dengan mendirikan Pesantren Madinatunnajah.
Keinginan agar diberikan kemampuan mendirikan seribu pondok pesantren di Indonesia adalah sebagaimana Allah SWT telah memberikan
kekuasaan pada Dzulqarnain, yang mana beliau ungkapk an dalam do’nya di
dalam Ka’bah, yaitu agar diberikan kemampuan untuk mendirikan seribu pesantren di Indonesia.
Madinatunnajah berdiri dengan berbagai fasilitas, disiplin, dan sistemnya yang modern. Pada awalnya, pesantren ini hanya dibangun di atas
sebidang tanah seluas 300 meter persegi, peninggalan KH. Mahrus Amin untuk anaknya Hj. Nanah Rusydiyanah yang tidak lain istri KH. M. Agus
Abdul Ghofur. Namun kemudian, tanah tersebut diperluas menjadi lebih dari 2,5 hektar. Dengan lokasi yang cukup strategis, terletak di antara dua kota
mandiri Bumi Serpong Damai BSD dan Bintaro Jaya. Pengembangan lahan ini memang teramat penting, terutama dalam
bidang dakwah maupun pedidikan, di mana sistem pendidikan modern saat ini semakin mensyaratkan adanya fasilitas tempat yang memadai. Hal ini
57
memang amat disadari oleh kiai Mahrus Amin. Karena itu, beliau ingin mengembangkan semacam pesantren dengan kekhususan yang memberi nilai
tambah kepada santri atau pesantren itu sendiri, Madinatunnajah yang berlokasi di desa Jombang. Ciputat, Tngerang Selatan ini adalah
Implementasinya, sebuah pesantren yang bernilai tambah khususnya dalam bidang dakwah dan pendidikan.
9
Menurut pimpinan umum KH. Mahrus Amin dan pengasuh Pondok Madinatunnajah KH. M. Agus Abdul Ghofur, M.Pd, nama Madinatunnajah
mengandung filosofi dan makna yang tinggi, yang di ambil dari dua kata dalam Bahasa Arab yaitu madinah
yang berarti “negeri” atau “kota” dan an- najah
yang berarti ”keberhasilan” atau “kota keberhasilan” atau “kota kesuksesan”
10
Dengan kata lain, Madinatunnajah merupakan sebuah pesantren yang diharapkan menjadi kota keberhasilan bagi para penuntut ilmu, yang akan
melahirkan kader-kader ummat yang tangguh dan berintelektual tinggi, sehingga mampu berkiprah di tengah masyarakat, sesuai dengan motto pondok
pesantren itu sendiri yaitu Berakhlak Mulia, Berwawasan Cendikia dan Berbudaya Madina.
11
Menurut pimpinan umum Pesantren Madinatunnajah, salah satu faktor yang melatar belakangi berdirinya pesantren ini adalah keprihatinan dan
kepedulian beliau dengan kondisi masyarakat setempat di mana gereja
9
Wawancara Pribadi dengan KH. M. Agus Abdul Ghofur, Jombang Kramat, Senin 22 April 2013
10
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia. Jakarta: PT. Hidayah Agung 1989, h. 414
11
Wawancara Pribadi dengan KH. M. Agus Abdul Ghofur, Jombang Kramat, Senin 22 April 2013
58
didirikan sementara kebiasaan yang berlangsung di tengah masyarakat banyak sekali yang bertetangan dengan
syari’at Islam, seperti minum-minuman, judi dan hiburan-hiburan yang kurang mendidik generasi mudanya. Beliau ingin
merubah masa depan desa ini menjadi masyarakat yang mengenal agama Islam, mengenai ilmu pengetahuan, dan mencegah usaha kristenisasi melalui
didirikannya pesantren Madinatunnajah.
59