Strategi Komunikasi ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI KH. M. AGUS ABDUL GHOFUR

60 psikologis warga komunikan yang berbeda-beda. Strategi ini dilakukan dengan tujuan agar mampu menempatkan diri komunikator sesuai dengan keadaan warga masyarakat komunikan. Hal ini sesuai dengan penuturan KH. M. Agus Abdul Ghofur sebagai berikut: “Saya ditugaskan disini sebagai pimpinan pondok pesantren Madinatunnajah tidak hanya sebatas harus bisa memimpin pondok saja, melainkan saya juga harus bisa dekat dengan warga sekitar, agar keberadaan kami disini diterima di tengah-tengah masyarakat, khususnya saya sendiri yang mana bukan asli warga Jombang ini. Saya harus tahu keadaan warga sekitar yaitu dengan mendekatkan diri pada warga melalui beradaptasi lingkungan dimulai dari bagaimana saya berkomunikasi secara face to face atau langsung, saya harus tahu latar belakang warga komunikan tersebut, seperti latar belakang psikologisnya serta pendidikanya. Agar komunikasi kita berjalan dengan baik yaitu terjadinya keakraban diantara kita.” 1 2. Menentukan Pesan Setelah mengenal komunikan dengan mengetahui latar belakang serta keadaan warga sekitar, maka strategi selanjutnya adalah dengan menentukan pesan atau menyusun pesan sesuai tema maupun materi yang akan disampaikan pada warga sekitar. Oleh karena itu, ketika KH. M. Agus Abdul Ghofur menyampaikan pesannya kepada warga komunikan harus terlebih dahulu mengetahui latar belakang warga dan psikologisnya, kemudian pesan tersebut disusun atau ditentukan sesuai pokok permasalahan yang terjadi saat itu, dan materi pesan tersebut sesuai dengan apa yang beliau ketahui, agar 1 Wawancara pribadi dengan KH. M. Agus Abdul Ghofur Tangerang Selatan, Senin 22 April 2013 61 para komununikan warga masyarakat lebih tergugah pemikirannya untuk mendengarkan ustadz Agus menyampaikan pesannya, kemudian beliau sampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan tidak menyulitkan warga komunikan, agar pesan yang beliau sampaikan dapat diterima, dipahami serta dapat menarik perhatian warga sekitar, sehingga komunikasi yang terjalin dapat membawa perubahan pada masyarakat lingkungan pondok pesantren Madinatunnajah ke arah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan penuturan KH. M. Agus Abdul Ghofur sebagai berikut: “Strategi komunikasi selanjutnya yang saya gunakan dengan menentukan pesan apa yang akan disampaikan pada warga sekitar, dengan tidak jauh dari mengetahui latar belakang warga atau jama’ah itu sendiri. Biasanya saya sesuaikan dengan kemampuannya dalam memahami materi ataupun pesan yang saya sampaikan, agar warga atau jama’ah dapat memahami dan mengerti apa yang saya sampaikan, selain itu juga saya harus menyesuaikan bahasa yang digunakan yaitu bahasa yang mudah dipahami oleh warga atau jama’ah sini, seperti ketika saya menyampaikan pesan dalam pengajian bulanan menyampaikan keutamaan dari Rootibul Haddad kajian wirid, saya ungkapkan keutamaan orang yang membacanya diantaranya adalah dapat menyelamatkan diri dari ajaran sesat, agar selalu terjaga oleh Allah SWT dimanapun kita berada. ” 2 Menurut Wilbur Schramm menampilkan apa yang ia sebut “The condition of success in communication ” yakni kondisi yang harus dipenuhi jika menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang dikehendaki yang antara lain: a. Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat menarik perhatian komunikan. 2 Wawancara pribadi KH.M. Agus Abdul Ghofur Tangerang Selatan, Senin 22 April 2013 62 b. Pesan harus menggunakan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti. c. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut. d. Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi situasi kelompok di mana komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki. 3 Setelah mengenal komunikan dengan mengetahui latar belakangnya tidak diragukan lagi kebenarannya dimana unsur ini sangat berperan terhadap keberhasilan dan kesuksesan dakwah karena mengingat adanya seruan dari sabda Nabi Allah: ا اق ّ ْ ْ قع ْ ق ّ ع سا ا اْ طاخ س ْي ع ها ّ ص Artinya: “Rasulullah SAW bersabda: berbicaralah kamu kepada manusia itu sesuai dengan kadar kemampuan akal mereka. ” Melalui hadits tersebut diatas dapat diambil pengertian sebagai berikut: a. Para da’i bisa juga komunikan dituntut untuk mencernakan materi dakwah pesan yang akan disampaikan sesuai dengan daya piker ummat. b. Dapatnya para komunikator memenuhi hal tersebut adalah dengan jalan memenuhi terlebih dahulu dengan siapa dia akan berhadapan. 4 3 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007. Cet.1 h.64 4 Alwisral Imam Zaidallah, Strategi Dakwa h: Dalam Membentuk Da’I dan Khotib Profesional, Jakarta, Kalam Mulia, 2005 Cet. Ke-2 h.76-77 63 3. Menentukan Metode Agar tercapainya dalam meningkatkan akhlak pada masyarakat sekitar Pondok Pesantren Madinatunnajah, KH. M. Agus Abdul Ghofur menetapkan metode-metode, tujuannya adalah agar pesan yang akan disampaikan dapat diterima serta mudah dipahami oleh masyarakat sekitar Pondok Pesantren Madinatunnajah kampung Jombang. Adapun metode-metode yang di gunakan KH. M. Agus Abdul Ghofur dalam meningkatkan akhlak pada masyarakat kampung Jombang, yaitu sebagai berikut: a. Metode Redundancy Repetition Metode ini sebagai cara untuk mempengaruhi khalayak komunikan dengan jalan mengulang-ulang kembali pesan yang disampaikan. Terkadang komunikasi yang diharapkan efektif, dalam penyampaian pesan komunikator terhadap komunikan tidak cukup hanya sekali, apalagi komunikasi yang mengarah dan bertujuan dapat merubah pendapat, sikap dan perilaku pada komunikan haruslah dilakukan secara kontinyu. 5 Menurut Marhaeni Fajar dalam bukunya Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik mengatakan: “Dalam hubungan itu, mungkin disinilah kebenaran teori Hilter mengenai metode redundancy atau repetition. Hilter menulis dalam Mein Kampfnya, bahwa dalam melakukan propaganda kita 5 Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi: Teori Dan Praktik, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009, Ed.1, Cet.1 h. 198 64 harus mensimplisir persoalan dan dipompakan persoalan itu berulang- ulang kali kepada khalayak”. 6 Metode ini dilakukan oleh ustadz Agus komunikator dalam menyampaikan pesan atau materi kepada jama’ahnya maupun warga masyarakat lingkungan Pondok Pesantren Madinatunnajah komunikan, agar masyarakat dapat mengingat pesan atau materi apa yang telah beliau sampaikan. Karena terkadang manusia itu perlu untuk diingatkan dalam hal apapun, seperti dalam hal meningkatkan nilai akhlak, ustdaz Agus tidak bosan mengingatkan berulang-ulang kali pada komunikannya tentang pentingnya nilai akhlak yang harus diterapka dalam kehidupan sehari-hari. Banyak manfaat yang terkandung dalam metode ini, seperti dapat mengingatkan komunikan kembali tentang apa yang disampaikan oleh komunikator, serta manfaat bagi komunikator sendiri dalam memperbaiki kekurangan-kekurangan pada pesan yang disampaikan sebelumnya. b. Metode Cerita Metode cerita ini digunakan, karena di dalamnya terdapat misi pendidikan yang dalam dan sangat menarik, karena manusia secara fitrah suka pada kisah-kisah terutama pada anak-anak. Tanpa terkecuali jama’ah ustadz Agus yang terdiri dari berbagai kalangan dalam mengikuti pengajian, seperti pengajian atau majelis dzikir yang selalu beliau laksanakan setiap hari Ahad di awal bulan, tidak hanya para ibu dan bapak, 6 Marhaeni Fajar, Ilmu Komunikasi: Teori Dan Praktik, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009, Ed.1, Cet.1, h. 198 65 anak merekapun ikut serta dalam pengajian tersebut. Oleh karenanya agar dapat diterima oleh kalangan manapun ustadz Agus selalu menggunakan metode cerita yang berisi cerita-cerita sejarah nabi dan para sahabatnya maupun berbagai pengalaman yang beliau pernah alami yang banyak mengandung pelajaran akhlaqul karimah. Hal ini sesuai dengan pendapat salah satu jama’ah warga masyarakat kampung Jombang bernama Bapak Suwanda: “Terkadang dalam penyampaian beliau ketika pengajian maupun berdiskusi bersama, ustadz Agus selalu menggunakan kata-kata yang arif seperti: menyarankan kepada kami semua jangan melupakan hal yang kecil namun penuh makna, yaitu ucapkanlah Basmallah Bismillahirrohmanirrohim sebelum melakukan pekerjaan yang akan kita kerjakan, tidak jarang juga disertai cerita-cerita yang selalu membuat inspirasi atau mendapat pelajaran dari cerita yang ustadz sampaikan, bahkan guyon pun sering beliau lakukan, itu semua untuk mencairkan suasana keakraban dan kekeluargaan diantara kami.” 7 Kisah atau cerita serta humor yang segar adalah suatu hal yang wajar bahkan sewaktu-waktu perlu dilakukan. Hal ini bertujuan ganda yakni disamping menarik perhatian jama’ah juga menghilangkan kelesuan, kejenuhan serta membangkitkan kegairahan dan semangat. Menurut KH. A. Syamsury Shiddiq sebagai berikut: 8 “Humor sebagai selingan kadang-kadang diperlukan untuk menghilangkan capek dalam kantuk, namun humor bukanlah tujuan berdakwah, karena humor itu jangan sampai mengaburkan tujuan dakwah, 7 Wawancara Pribadi dengan Bapak Suwanda Ketua RT 004 setempat dan Jama’ah pengajian Ustadz Agus Jombang Kramat, Kamis 02 Mei 2013 8 Alwisral Imam Zaidallah, Strategi Dakwah: Dalam Membentuk Da’I dan Khotib Profesional, Jakarta: Kalam Mulia, 2005 Cet.2 h. 161-162 66 apalagi humor yang bernada cabul, hal yang demikian sungguh berlebihan, agaknya kurang sesuai dengan perkembangan zaman.” c. Metode Diskusi Diskusi adalah “suatu proses yang melibatkan dua atau lebih individu yang berintegrasi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tertentu melalui cara tukar menukar informasi, mempertahankan pendapat dan pemecahan masalah” Metode diskusi ini dilakukan ketika dalam pengajian umum, lalu terdapat permasalahan fiqih yang belum jelas yang masih banyak perbedaan dan perlu didiskusikan kepada ustdaz atau jama’ah yang lain yang hadir dalam pengajian itu, tujuannya untuk memberikan solusi atau jalan tengah atas masalah tersebut. d. Metode Tanya Jawab Metode ini dilakukan ketika dalam pengajian umum setelah menjelaskan materi kepada jama’ah warga masyarakat kampung Jombang. Ustadz Agus memberikan pertanyaan kepada jama’ah komunikan tentang materi yang sudah dijelaskan, hal ini dilakukan untuk mengingat kembali materi-materi yang sudah disampaikan dan dijelaskan kepada jama’ah. ustadz Agus juga memberi kesempatan kepada jama’ah untuk menanyakan materi yang telah disampaikan atas kurangnya pemahaman jama’ah, atau mengenai masalah tentang hukum fiqih dan masalah akhlak, ataupun hanya sekedar meminta contoh dari materi penjelasan yang telah disampaian oleh ustadz Agus, hal ini dilakukan 67 untuk membantu warga masyarakat kampung Jombang maupun jama’ah dalam memahami materi yang telah disampaikan pada proses pengajian berlangsung. e. Metode Ceramah Ceramah adalah “cara penyajian atau penyampaian informasi melalui penerangan, dan penuturan secara lisan oleh guru terhadap siswanya”. Ceramah juga disebut sebuah cara pengajaran yang dilakukan oleh kiai yang sifatnya monolog dan hubungannya satu arah. Metode ini dilakukan oleh ustadz Agus dalam menyampaikan materi kepada jama’ahnya dengan cara menerangkan dan menguraikan materi yang bersumber dari Alquran, Hadits, ataupun buku-buku agama. Dalam penyampaian tersebut, ustadz melakukan pengulangan materi, hal ini dilakukan agar materi atau pesan yang disampaikan ustadz dapat lebih di pahami dan diterima oleh warga masyarakat kampung Jombang. Metode ini digunakan sebagai komunikasi secara lisan antara ustadz dengan masyarakat kampung Jombang dalam proses belajar mengajar yaitu dalam pengajian umum. Meskipun metode ini lebih banyak menuntut keaktifan komunikator ustadz da ri pada komunikan jama’ah, metode ini merupakan cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi tentang persoalan serta masalah secara lisan. Ceramah merupakan metode komunikasi yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, karena dapat mengatasi kurangnya pemahaman jama’ah masyarakat kampung Jombang komunikan dalam 68 membaca, jadi jama’ah masyarakat kampung Jombang hanya mendengarkan pesan dari ustadz komunikator agar mempermudah jama’ah dalam menerima dan memahami pesan atau materi yang disampaikan oleh Ustadz. Selain itu, metode ceramah merupakan salah satu metode komunikasi yang efektif, karena pesan yang disampaikan ustadz lebih cepat dan serentak diter ima oleh jama’ah masyarakat kampung Jombang. f. Metode Nasihat Metode ini dilakukan ketika ada warga masyarakat di lingkungan pondok pesantren Madinatunnajah kampung Jombang melakukan tindak kejahatan atau perbuatan yang menyimpng, maka tindakan ustadz Agus untuk memberi nasihat kepadanya atau bahkan dengan memberi hukuman, bentuk hukuman atau ganjaran ini merupakan bentuk perhatian ustadz Agus langsung. 4. Strategi MempengaruhiMembujuk Salah satu dari fungsi komunikasi adalah mempengaruhi dengan membujuk komunikan, yaitu orang yang menjadi tujuan pesan itu disampaikan oleh komunikator. Bisa disebut juga komunikasi persuasif. Menurut salah satu tokoh komunikasi Bettinghous, mengemukakan bahwa komunikasi persuasif adalah “komunikasi manusia yang dirancang untuk mempengaruhi orang lain dengan usaha mengubah keyakinan, nilai, atau sikap mereka komunikan. 9 9 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta Press 2007. Cet.1 h. 155 69 Inti dari tujuan strategi ini adalah untuk mempengaruhi pikiran seseorang, yakni agar dapat mengubah sikap, pendapat ataupun perilaku seseorang atau kelompok, dengan cara yang halus tidak memaksa dan mengancam, serta mamberikan penjelasan-penjelasan yang memungkinkan dapat diterima oleh warga kampung masyarakat lingkungan pondok pesantren Madinatunnajah kampung Jombang, kemudian melakukan tindakan atau perbuatan yang komunikator ustadz kehendaki. Didalam strategi ini tidak hanya membujuk serta merayu saja, melainkan suatu teknik untuk mempengaruhi pola pikir seseorang melalui data dari latar belakang serta fakta psikologis dan sosiologisnya dari komunikan, agar tidak timbulnya paksaan melainkan dengan kesadaran dari dalam diri sendiri. Strategi ini lah yang kerap kali harus dimiliki oleh ustadz persuader agar dapat memperkirakan keadaan komunikan warga masyarakat yang akan dihadapinya. Strategi ini membantu ustadz Agus dalam menjalankan komunikasinya untuk mengajak dan membujuk warga masyarakat sekitar pondok pesantren Madinatunnajah kampung Jombang ini untuk mengikuti pengajian dan majelis ta’lim secara rutin dengan tujuan dapat meningkatkan nilai akhlak yang lebih baik, serta melakukan kegiatan yang positif, agar terhindar dari perbuatan yang dapat merugikan diri sendiri serta lingkungan masyarakat sekitar. Dalam strategi ini, ustadz Agus menginginkan dan berharap agar masyarakat warga Jombang bisa tergugah hatinya dan dapat meluangkan waktunya untuk mengikuti pengajian rutin yang biasa dilaksanakan di beberapa majelis ta’lim, masjid bahkan di beberapa mushola, serta bisa 70 mengikuti acara-acara perayaan hari besar Islam, terutama pengajian yang dilaksanakan di setiap awal Ahad di bulan pertama dengan tema Pesan Ulama, yang mana diisi oleh penceramah-penceramah ulama ternama. Hal ini dilakukan karena banyak warga masyarakat sekitar pondok pesantren Madinatunnajah Jombang yang terkadang masih belum sempat mengikuti dikarenakan kesibukannya serta adanya urusan pribadi masing-masing. 5. Strategi Mengontrol Yang dimaksud strategi mengontrol, adalah ustadz Agus mengontrol secara langsung untuk melihat dan memperhatikan warga masyarakat sekitar Pondok Pesantren Madinatunnajah kampung Jombang Kramat, dengan beradaptasi, tidak lain inilah pendekatan pertama yang beliau lakukan, jika beliau melihat serta mendengar adanya warga yang menyimpang serta melakukan tindak kejahatan maka ustadz memberinya nasihat dan memberi teguran kepada warga yang melakukan penyimpangan atau melakukan tindak kejahatan, seperti minum-minuman keras dan lain sebagainya. Biasanya ustadz Agus sampaikan pula pada jama’ah pengajian Pesan Ulama yang beliau adakan sebulan sekali itu, karena pada pengajian itu yang datang tidak dibatasi dari kalangan manapun, kesempatan inilah yang ustadz Agus lakukan guna membantu beliau untuk menegur warga masyarakat satu sama lain. 6. Strategi Antisipasi Tujuan dari strategi antisipasi ini adalah memenuhi apa yang diinginkan warga masyarakat kampung Jombang Kramat, agar terpenuhinya 71 keinginan warga masyarakat, ustadz Agus pun melakukan hal, seperti memberi izin atau memperbolehkan ketika ada warga masyarakat kampung Jombang Kramat yang ingin mengadakan lomba-lomba seperti lomba sepak bola, futsal, catur, dan lainnya selama kegiatan itu tidak melanggar ketentuan dari nilai-nilai agama Islam, hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya pemberontakan terhadap diri masyarakat lingkungan Pondok Pesantren Madinatunnajah Kampung Jombang Kramat ini. Hal ini sesuai dengan penuturan KH. M. Agus Abdul Ghofur sebagai berikut: “Disini memang perlu mensiasati kembali bahwa ustadz disini memang bukan warga asli, akan tetapi pendatang, oleh sebab itu antisipasi dalam kegiatan warga disini selalu ustadz dukung, selama kegiatan itu tidak menyimpang dari syariat Islam, bahkan jika kegiatan itu mengembangkan bakat warga masyarakat, saya selalu mendukung serta turut mendoakan agar kegiatan selalu diberkahi dan mendatangkan manfaat bagi kami semua.” 10 7. Strategi Merangkul Strategi ini adalah salah satu upaya untuk memberikan kepercayaan serta motivasi terhadap warga masyarakat lingkungan Pondok Pesantren Madinatunnajah Kampung Jombang Kramat atas bakat serta kemampuan yang dimilikinya dalam mencapai tujuan dan kondisi yang diinginkan. Tujuan dari strategi ini adalah untuk merangsang dan menjadi suatu kekuatan pengarah yang berasal dari adanya kehadiran orang lain. Dengan mengetahui latar belakang terlebih dahulu, ustadz Agus pun mengkondisikan 10 Wawancara Pribadi dengan KH. M. Agus Abdul Ghofur Jombang Kramat, Senin 22 April 2013 72 warga sekitar dengan mengetahui perbedaan yang terdapat pada setiap individu. Kemampuan untuk memotivasi itu bertujuan agar bakat dan kemampuan yang dimiliki warga masyarakat kampung Jombang Kramat dapat dikembangkan dengan baik, seperti warga yang mempunyai bakat ceramah, atau qori, dan itu bisa dikembangkan dengan melatih diri serta mengikuti lomba-lomba dalam tingkat daerah sampai tingkat nasional ke luar negeri seperti Mesir. Dalam strategi ini ustadz Agus berupaya untuk mengajak masyarakat kampung Jombang Kramat untuk mengadakan acara peringatan hari besar Islam, seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, tahun baru hijriyah serta Isra’ Mi’raj, hal ini dilakukan untuk mengingat kembali sejarah Islam serta perjuangan para nabi pada masa lalu serta akhlak yang para nabi miliki sebagai cerminan hidup kita , sehingga masyarakat kampung Jombang Kramat ini dapat mengambil hikmah dari perayaan hari besar Islam tersebut. Hal ini sesuai seperti penuturan KH. Agus Abdul Ghofur sebagai berikut: “Dalam strategi mengajak ini sering sekali saya lakukan pada warga masyarakat sekitar pondok, sedikit demi sedikit saya rangkul, saya ajak mereka. Yang saya dahulukan ketika itu saya mengajak warga agar bisa menjalankan sholat berjama’ah di masjid pondok. Karena yang saya lihat pertama sekali agak sedikit miris dengan keadaan warga yang sedikit antusias dalam menjalankan ibadah. Saya ajak satu persatu dengan merangkul mereka, memahami kondisi mereka, terkadang dengan menasihati mereka serta memberitahu bahwa keutamaan sholat berjama’ah itu banyak sekali. Dari itu semua semakin kesini Alhamdulillah banyak warga yang mau menunaikan ibadah sholat jama’ah. Bahkan disetiap sholat jum’at sekarang ini selalu penuh dengan jama’ah sampai sholat diluar dan disekitar 73 masjid demi mengikuti sholat jama’ah. Disini saya senang sekali melihat antusias warga yang begitu semangat”. 11 8. Strategi memberi kabar gembira dan memberi peringatan Maksud strategi ini adalah memberikan kabar atau informasi pada warga masyarakat Jombang dan mengajaknya agar selalu berada pada jalan yang Allah SWT ridhoi yaitu jalan yang menuju kebaikan dengan berbuat baik dan meningkatkan akhlak pada warga masyarakatnya dalam kehidupan sehari- hari. Melalui cara mengiming-ngimingi seseorang apabila dia berbuat baik makan akan mendapatkan pahala dengan balasan surga dan menakut-nakuti seseorang ketika dia berbuat maksiat akan mendapatkan adzab dari Allah SWT. Contoh, ketika pada saat ustadz Agus memberian penjelasan bahwa apabila seseorang yang sudah berniat untuk menghadiri sebuah Majelis Ilmu atau pengajian, maka malaikat akan selalu memberkahi bahkan melindunginya di setiap gerak dan langkahnya hingga usai pengajian yang diikutinya, dan apabila seseorang yang berbuat maksiat dan tidak ada niat untuk menuntut ilmu di jalan-Nya, maka akan mendapatkan laknat Allah SWT dan akan masuk ke dalam api neraka jahanam, seperti dalam hadist menyatakan: ع ْ ْي ّبأ اق ج ّع ا كْ ي ٌْ ق عْقي ا اق أ س ْي ع ا ّ ص ّ ا ْع ْ يف ا ْ ك ي ّ ا ْ ْي ع ْت ّ ْح ا ْ ْتيشغ ئا ْا ْ ْتّح ا إ 11 Wawancara pribadi dengan KH. M. Agus Abdul Ghofur Jombang Kramat, Senin 22 April 2013 74 Artinya: Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: Tidaklah suatu kaum yang duduk berkumpul untuk mengingat Allah, kecuali dinaungi oleh para malaikat, dilimpahkan kepada mereka rahmat, akan diturunkan kepada mereka ketenangan, dan Allah Azza Wa jalla akan menyebut-nyebut mereka di hadapan para makhluk yang ada di sisi-Nya. 12 Demikian pula strategi ini telah dijelaskan dalam Alqur’an surat Al- Ahzab ayat 45:         Artinya: Hai Nabi, Sesungguhnya Kami mengutusmu untuk Jadi saksi, dan pembawa kabar gemgira dan pemberi peringatan, Dalam ayat tersebut kata “Mubasyiron” yang artinya adalah pembawa kabar gembira, maksudyna adalah Allah SWT telah berjanji akan memberi balasan kebaikan kepada orang-orang yang baik, yaitu dengan mendapatkan pahala dan surgalah jaminan untuk orang-orang yang selalu berada di jalan yang Allah SWT ridhoi, sedangkan kata “Nadziron” yang artinya pemberi peringatan, dengan menakut-nakuti bagi manusia yang melakukan kejahatan dan Allah SWT mengancamnya dengan mendapatkan dosa dan akan masuk neraka jahanam bagi orang-orang yang melakukan maksiat serta bentuk kejahatan lainnya. Tujuan strategi ini tidak lain adalah sebagai pendorong dan perangsang perilaku manusia sehingga dapat melakukan perbuatan yang baik dan 12 Muslim bin al-Hajjaj, Shahih Muslim, Kitab Adz-Zikru Wa ad- Du’aai wa at-Taubati, Beirut: Daar al-Fikr, 1993, Jilid 2, h. 574 75 menjauhi perbuatan jahat sesuai dengan nalurinya itu, dinyatakan dalam Al- quran sebagai 13 : a. Tandzir: yakni peringatan berupa neraka atau siksaan akan ditimpakan kepada orang-orang yang berbuat jahat. b. Tabsyir: yakni berita gembira bahwa surge dan kebahagiaan yang kekal dan abadi dijanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal sholeh.

B. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Meningkatkan Akhlak

1. Faktor Pendukung a. Komunikator Peran ustadz Agus sebagai komunikator, serta mempunyai latar belakang pendidikan yang cukup dan adanya sumber kepercayaan dari masyarakat kampung Jombang Kramat komunikan yang diketahui dari kemampuan dan keahliannya serta pengalamannya yang luas dalam berbagai bidang penyampaian materi akhlak maupun meningkatkannya malalui peranan ustadz yang dihadapkan pada masyarakatnya, selain itu juga ustadz Agus mempunyai sumber daya tarik dalam penyampaian pesan moral dengan tutur kata dan bahasa yang tidak menyulitkan komunikan dengan menyesuaikan pengetahuannya, sehingga komunikan dengan mudah menerima pesan yang disampaikan oleh ustadz Agus. 13 Hamzah Ya’qub, Etika Islam: Pembinaan Akhlaqul Karimah Suatu Pengantar, Bandung: CV. Diponegoro, 1988 cet.IV h.78 76 b. Masyarakat Warga masyarakat sebagai komunikan yang berperan menerima pesan dari ustadz Agus komunikator. Warga masyarakat dapat menerima keadaan ustadz Agus sebagai sosok ustadz di Pondok Pesantren Madinatunnajah dan di kampung Jombang Kramat dan sekitarnya, hal ini dapat dilihat tidak ada terjadinya suatu pertentangan dalam masyarakat terhadap keadaan ustadz Agus, serta adanya kesadaran dalam diri masyarakat lingkungan Pondok Pesantren Madinatunnajah akan pentingnya meningkatkan nilai-nilai keislaman, serta di kampung Jombang Kramat dan sekitarnya inilah banyak tokoh agama ustdaz dan ustadzah yang bisa membantu dalam meningkatkan akhlak di dalam masyarakat Jombang Kramat. c. Sarana Keberadaan Pondok Pesantren, majelis ta’lim, masjid dan mushola sebagai sarana dalam pembentukkan akhlak serta berjalannya kegiatan berjalan secara rutin faktor pendukung guna meningkatkan nilai akhlak pada lingkungan Pondok Pesantren Madinatunnajah kampung Jombang, serta adanya respon positif dari masyarakatnya. Hal ini terlihat adanya antusias warga masyarakat kampung Jombang Kramat dan sekitarnya dalam mengikuti pengajian-pengajian di majelis ta’lim dan mushola serta masjid.