transaksi tidak dibutuhkan PIN atau tanda tangan, dapat diisi ulang, minimum saldo kartu Rp. 10.000, maksimal saldo kartu Rp. 1.000.000 sesuai ketentuan
Bank Indonesia, saldo mengendap pada kartu tidak diberikan bunga. Kota Medan merupakan salah satu kota yang tingkat aktifitas ekonominya cukup tinggi. Hal
tersebut menuntut tersedianya kemudahan dalam setiap aktivitas ekonomi serta kemudahan dalam setiap transaksi inilah yang diharapkan oleh pelaku transaksi.
Sehingga lembaga-lembaga perbankan dan telekomunikasi terus mengembangkan produknya dalam memenuhi kebutuhan.
Jumlah pengguna kartu e-money dari produk Bank Mandiri tahun 2014 di Indonesia secara global sebanyak 5.006.982 Putra, Harian merdeka.com, 2015.
Sedangkan di kota Medan pengguna kartu e-money di tahun 2014 sampai dengan bulan Agustus sebanyak 814 pengguna Bank Mandiri. Hal ini tidak sebanding
dengan jumlah penduduk yang ada di Kota Medan. Seharusnya pengguna kartu e- money
bisa lebih dari jumlahnya sekarang sehingga berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan judul
“Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kartu
e-money Bank Mandiri di Kota Medan”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah
1. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kartu e-money Bank Mandiri di Kota Medan?
Universitas Sumatera Utara
2. Bagaimana pengaruh permintaan e-money terhadap karakteristik sosial responden di Kota Medan?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pokok permasalahan yang telah dikemukakan diatas maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kartu e- money
Bank Mandiri di Kota Medan. 2. Untuk mengetahui pengaruh permintaan e-money terhadap karakteristik
sosial responden di Kota Medan.
b. Manfaat Penelitian
1. Sebagai media untuk mengembangkan kemampuan peneliti dalam mengimplementasikan ilmu yang telah diperoleh.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi pembaca dan peneliti selanjutnya.
3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dalam pengambilan keputusan bagi instansi yang terkait.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Bank
2.1.1 Sejarah Bank
Perkataan bank berasal dari bahasa Italia yaitu Banco yang berarti kepingan papan yang digunakan sebagai tempat meletakkan buku yaitu sejenis
meja. Fungsi ini kemudian berubah semakin luas yaitu sebagai meja tempat menukarkan uang. Aktivitas ini dilakukan oleh para pemberi pinjaman kreditor
dan para penukar uang di Eropa untuk menunjukkanmempamerkan uang mereka kepada para pedagang dan orang-orang yang berlayar. Aktivitas seperti ini telah
mulai dilakukan pada abad pertengahan dan dari sinilah timbul istilah “bank”.
Berkaitan dengan aktivitas ini, jika sekiranya pengusaha bank tersebut gagal dalam melakukan urusan dan kewajibannya kepada pelanggan atau nasabah maka
pelanggan atau nasabah tersebut akan marah dan banco tersebut akan dirusak dan dimusnahkan. Dari peristiwa pengrusakan dan pemusnahan banco inilah timbul
istilah “bankrap” Irsyad, 2010. Ahmad Salaby 1982 menguraikan sejarah kemunculan bank ini dengan
versi sedikit agak berbeda. Menurut Salaby, pada masa dulu terdapat penukuran- penukaran uang yang menanti dibelakang meja masing-masing di pantai-pantai
laut mediterranean pantai selatan Italia. Meja ini dalam bahasa Italia disebut banco
dan atasnya diletakkan berbagai jenis mata uang yang diperlukan oleh orang-orang yang berlayar ke timur. Para pedagang dan pelayar akan menukarkan
uang mereka dikawasan ini sehingga dapat dipergunakan di tempat tujuan
Universitas Sumatera Utara
perdagangan. Disamping aktifitas penukaran seperti ini kadang-kadang penukaran uang tersebut juga memberikan pinjaman kepada mereka yang membutuhkan.
Aktifitas ini dikatakan semakin berkembang sehingga timbul yayasan yang menjalani aktifitas keuangan dan yayasan ini
kemudian disebut dengan “Bank” Ibid.
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut para ahli bank adalah badan usaha yang wujudnya memuaskan
keperluan orang lain, dengan cara memberikan kredit berupa uang yang diterimanya dari orang lain, sekalipun dengan jalan menambah uang baru prof.
G.M. Verryn Stuart. Defenisi ini menunjukkan bahwa objek aktivitas utama bank adalah masyrakat luas karena dana yang terhimpun dari masyarakat akhirnya
akan disalurkan kepada masyarakat juga termasuk individu Ibid.
2.1.2 Fungsi dan Peran Bank
Fungsi Bank Sebagai Agent of Trust kepercayaan Aktivitas bank sebagai financial intermediary yang melibatkan
kepentingan masyarakat luas tentunya didasarkan kepada kepercayaan dan keyakinan masyarakat. Kepercayaan dan keyakinan ini menjadi asas
utama bagi institusi bank untuk tetap eksis dan berkembang sesuai dengan target dan harapan. Dalam hal ini bank berfungsi Agent of Trust di tengah
masyarakat. Masyarakat hanya akan menyimpan uang atau dananya jika
Universitas Sumatera Utara
percaya dan yakin bahwa uang mereka atau dana yang akan mereka simpan tidak ada akan di salah gunakan oleh pihak bank Ibid.
Fungsi Bank sebagai Agent Of Development Pertumbuhan Aktivitas bank sebagai financial intermediary akan dapat menyelesaikan
sebagai masalah ekonomi karena sektor moneter dan sektor rill akan saling berinteraksi satu sama lain. Surplus dana yang dihimpun perbankan akan
disalurkan kepada pengusaha dan masyarakat lainnya sehingga dana itu diinvestasikan di tengah masyarakat. Investasi ini akan menghasilkan
berbagai barang dan jasa yang diperlukan disamping membuka peluang pekerjaan yang mendatangkan penghasilan. Pertambahan barang dan jasa
pada akhirnya akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan pendapatan nasional Ibid.
Fungsi Bank sebagai Agent Of Services Pelayanan Eksistensi dan aktivitas perbankan semakin mendapat sambutan
dikalangan masyarakat. Berbagai produk dan jasa perbankan semakin banyak dan berkembang sehingga membantu dan memperlancar aktivitas
kehidupan sehari-hari. Sebagian besar produk dan jasa-jasa perbankan ini dapat dinikmati semua lapisan masyarakat seperti jasa pengiriman atau
transfer uang dari satu tempat ke tempat lain dalam waktu yang singkat dan aman. Masyarakat juga dapat memanfaatkan jasa bank sebagai tempat
menyimpan uang, perhiasaan atau surat-surat berharga secara aman dengan memanfaatkan fasilitas yang ditawarkan perbankan Ibid.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Uang
2.2.1 Sejarah Uang
Uang merupakan temuan manusia yang paling menakjubkan dan telah digunakan sejak berabad-abad yang lalu. Artinya, uang memiliki sejarah yang
sangat panjang dan telah mengalami perubahan yang sangat besar sejak dikenal manusia hingga sekarang Solikin dan Suseno. Misalnya, masyarakat Irak
modern di sekitar 5.000 tahun yang lalu sudah mengenal dan menggunakan uang koin yang mereka namakan shekel. Uang ini melambangkan jumlah tertentu
barley yang ekuivalen dengan emas dan perak. Sementara itu, mata uang inggris
dinamakan poundsterling karena pada awalnya ekuivalen dengan satu pon perak. Negara Yunani dan Romawi juga menggunakan koin emas dan perak sebagai
mata uang.
Menurut Conway 2009 kata latin denarius akhirnya melahirkan dinar di berbagai negara, termasuk di Yordania dan Algeria. Masih menurut Conwaly kata
denarius dalam bahasa Spanyol bermana uang dan Portugis-Dinero dan Dinheiro.
Uang kertas pertama di terbitkan pada abad ke 7, sementara, gagasaan penggunaan uang kertas di adopsi diEropa pada tahun 1861.
Uang Mishkin, 2004 adalah sesuatu benda yang diterima secara sebagai alat tukar dalam transaksi barang dan jasa. Alat tukar yang dimaksud
dapat berupa benda apa saja yang diterima oleh setiap orang masyarakat dalam transaksi barang dan jasa. Dari definis tersebut, ada dua unsur penting yang peru
diperhatikan,yaitu sesuatu benda dan diterima secara umum. Dengan begitu dapat
Universitas Sumatera Utara
dipahami uang sangat berguna untuk memperlancar teransaksi dalam perekonomian.
2.2.2 Fungsi Uang
Para ekonom sepakat bahwa masyarakat butuh uang karena ia memiliki fungsi sebagai perantara atau sarana dalam transaksi barang dan jasa anatar satu
dengan yang lain. Disamping itu, dengan menggunakan uang, maka kita dapat terhindari perdagangan atau transaksi secara barter yang mengandung banyak
kelemahan. Fungsi uang dibedakan menjadi dua, yaitu fungsi asli atau utama dan
fungsi turunan. Fungsi asli uang ada tiga, yaitu:
1. Sebagai Alat Tukar. Chen dan Freeman 2004 menyatakan bahwa mereka membutuhkan uang,
karena dengan uang transaksi barang dan jasa akan menjadi lancar. Dengan menggunakan uang, maka masyarakat terhindar dari sistem barter atau pertukaran
secara langsung. 2. Sebagai Satuan Hitung.
Melalui fungsi ini, uang dapat digunakan untuk menghitung nilai atau harga berbagai macam barang dan jasa yang ditransaksikan dan menunjukan besarnya
kekayaan serta untuk mengkalkulasi besar kecilnya kredit seseorang atau suatu unit usaha bisnis. Dengan fungsi ini memungkinkan bagi seseorang untuk
membandingkan nilai dari dua barang yang berbeda. 3. Sebagai Penyimpan Nilai.
Melalui fungsi uang sebagai penyimpan nilai, maka seseorang pengusaha dapat mengalihkan daya belinya dari masa kini ke masa mendatang. Misalnya,
Universitas Sumatera Utara
jika seorang produsen menjual hasil produksinya, maka dia akan menerima sejumlah uang sebagai pembayaran atas barang dan jasa yang dijualnya.
Penerimaan uang tersebut dapat disimpan untuk digunakan membeli barang dan jasa di masa mendatang.
Fungsi uang sebagai turunan meliputi uang sebagai standar pembayaran pembayaran yang ditunda, sebagai alat pembayaran utung, sebagai alat timbun
kekayaan modal dan sebagai alat untuk meningkatkan status sosial serta sebagai komoditas yang diperdagangkan di pasar valuta asing Solikin dan Suseno, 2002.
2.2.3 Jenis – Jenis Uang
Menurut Conway 2009 uang dapat dikelompokan dalam berbagai jenis, antara lain :
1. Berdasar Bahan Baku Jika dilihat dari jenis bahan baku pembuatannya, maka jenis uang dapat dibagi
menjadi dua bagian, yaitu : a.
Uang Logam Uang jenis ini terbuat dari logam emas dan perak kedua jenis logam
dipilih menjadi bahan baku untuk membuat uang karena memiliki beberapa kelebihan, antara lain nilai yang cenderung tinggi dan stabil, bentuknya mudah
dikenali sifatnya tidak hancur, tahan lama, dan dapat dibagi menjadi satuan yang lebih kecil tanpa mengurangi nilai. Uang logam memiliki tiga macam nilai, yaitu :
Nilai Intrinsik, yaitu nilai harga bahan baku yang digunakan untuk membuat mencetak mata uang misalnya nilai harga emas dan perak
sebagai bahan baku untuk mencetak suatu mata uang.
Universitas Sumatera Utara
Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum pada mata uang atau nilai yang tertulis pada mata uang.
Nilai tukar atau Kurs mata uang nilai mata uang suatu negara jika dibandingkan ditukar dengan mata uang negara lain, misalnya uang
Indonesia IDR sebanyak Rp. 10.000 ditukar dengan US 1. Artinya, jika orang Indonesia ingin mendapatkan US 1, maka ia harus
menyerahkan rupiah sebanyak Rp. 10.000, hal ini juga berarti bahwa US 1 = Rp 10.000.
b. Uang Kertas Menurut penjelasan undang-undang No.32004 tentang Bank Indonesia
bahwa yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya yang menyerupai kertas.
2. Berdasarkan Nilai Uang Jika uang dikelompokkan menurut nilainya, maka dapat dibedakan dalam dua
jenis uang, yaitu: a.
Uang Bernilai Penuh Full bodied money. Uang dikatakan bernilai penuh apabila nilai yang tertera di atas uang tersebut sama nilainya dengan nilai
harga bahan yang digunakan atau nilai nominal yang tercantum sama dengan nilai intrinsik yang terkandung dalam uang tersebut. Misalnya, jika
uang itu terbuat dari emas, maka nilai uang itu sama dengan nilai emas yang dikandungnya.
b. Uang Tanda Token money adalah apabila yang tertera diatas uang lebih
tinggi dari uang bahan yang digunakan untuk membuat uang atau dengan
Universitas Sumatera Utara
kata lain niali nominal lebih besar dari nilai intrinsik uang tersebut. Misalnya, untuk membuat uang Rp 10.000 Bank Indonesia mengeluarkan
biaya Rp 8.000. 3.
Teori Nilai Uang Teori nilai uang dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
1. Teori Uang Statis
Teori ini disebut statis karena tidak mempersoalkan perubahan nilai yang diakibatkan oleh perkembangan ekonomi. Teori uang statis terdiri dari:
Teori Metalisme, teori ini menjelaskan bahwa uang bersifat seperti barang, nilainya tidak dibuat-buat, melainkan sama dengan nilai bahan
baku yang digunakan untuk membuat uang tersebut, misalnya uang emas dan perak.
Teori Konvensi, Teori ini menjelaskan bahwa uang diciptakan atas dasar pemufakatan konvensi masyarakat untuk memperlancar pertukaran
barang dan jasa dalam perekonomian. Teori Nominalisme, teori ini menjelaskan bahwa uang diterima oleh
masyarakat karena uang memiliki daya beli. Teori Negara, teori ini menjelaskan bahwa asal mula uang karena suatu
negara menetapkan suatu benda yang diberlakukan sebagai alat tukar dan alat pembayaran. Artinya, uang memiliki nilai karena adanya kepastian
hukum dari negara memiliki nilai karena adanya kepastian hukum dari negara berupa undang-undang mata uang.
Universitas Sumatera Utara
2. Teori Nilai Dinamis
Teori ini menjelaskan sebab-sebab terjadinya perubahan nilai uang. Kelompok teori ini meliputi:
Teori Kuantitas David Ricardo Teori ini dikembangkan oleh David Ricardo yang menjelaskan bahwa
kuat atau lemahnya nilai mata uang tergantung pada jumlah uang beredar money supply.
Teori Kuantitas Uang Irving Fisher Teori Kuantitas Uang yang dikembangkan Irving Fisher merupakan
pengembangan dari Teori Kuantitas yang disusun oleh David Ricardo, teori ini disempurnakan oleh Irving Fisher dengan memasukan unsur
kecepatan peredaran uang, barang dan jasa sebagai faktor yang mempengaruhi nilai uang. Teori Fisher mengacu pada persamaan
pertukaran equation of exchange yang dirumuskan sebagai :
MV = PT
Keterangan:
M : adalah jumlah uang beredar V : adalah tingkat velositas
P : adalah tingkat harga umum T : adalah jumlah barang yang ditransaksikan
2.3 Teori Permintaan Uang
Permintaan uang adalah pertanyaan tentang alasan-alasan atau faktor- faktor yang memotivasi seseorang memegang kekayaan dalam bentuk uang tunai
saldo kas. Dalam teori ekonomi dijelaskan bahwa manusia sebagian pelaku ekonomi harus memilih alokasi sumber yang optimal agar memberi kepuasan
Universitas Sumatera Utara
yang maksimal. Para ekonom sepakat bahwa perdebatan mengenai teori permintaan uang bersumber dari dua kelompok pemikiran ekonomi yaitu
Monetarist dan Keynesians, perdebatan kedua kelompok pemikir tersebut telah
banyak dibahas dan tampaknya akan terus berlanjut dan sulit dipecahkan. Insukindo 1997 menyatakan bahwa konsep permintaan uang memegang peranan
penting dalam analisis ekonomi moneter. 2.3.1
Teori Permintaan Uang Klasik
Pandangan klasik mengenai faktor yang menentukan permintaan uang dapat dijelaskan dengan menggunakan teori kuantitas quantiy theory dan teorti
sisa tunai cash-balance theory. Dengan sederhana Irving Fisher merumuskan teori kuantitas uang sebagai berikut Sukirno, 1995 :
MV = PT
Keterangan:
M : jumlah uang beredar V : tingkat velositas
P : tingkat harga umum T : jumlah barang yang ditransaksikan
Teori ini berpandangan bahwa terdapat bahwa hubungan langsung antara pertumbuhan jumlah uang beredar dengan kenaikan harga-harga pada umum dan
pertumbuhan jumlah uang beredar merupakan penyebab utama inflasi Marshall and
Swanson, 1980. Pandangan klasik yang kedua adalah teori cash
– balance theory yang dikembangkan oleh A. Marshall dan A.C Piguo dari Cambridge University. Teori
ini pada dasarnya sama dengan teori kuantitas uang, tetapi cara pendekatannya sangat berbeda. Dalam teori ini tidak menekankan pada hubungan antara
Universitas Sumatera Utara
penawaran uang dan tingkat harga. Akan tetapi yang ditekankan adalah mengenai tujuan masyarakat dalam permintaan uang dan bagaimana faktor ini menentukan
jumlah uang yang diperlukan masyarakat. Marshall berpendapat bahwa tujuan memegang uang adalah untuk membiayai transaksi yang dilakukan. Pigou
menambahkan alasan lain dari masyarakat memegang uang yaitu berjaga-jaga. Permintaan uang nominal merupakan proporsi dari pendapatan nominal:
MD = k Py Keterangan:
P : Tingkat harga Y : Pendapatan rill
K : nisbah antara permintaan uang dengan pendapatan masayarakat
2.3.2 Teori Permintaan Uang John Maynard Keynes
Analisis permintaan uang selalu dikaitkan dengan Teori Moneter Keynes. Keynes sependapat dengan para ekonom Klasik tentang fungsi uang sebagai alat
tukar dan sebagai konsekuensi dari adanya permintaan uang untuk kebutuhan transaksi. Keynes juga sependapat dengan ekonom cambridge yang berpandangan
bahwa uang berfungsi sebagai alat penyimpan kekayaan store of wealth yang jumlahnya ditentukan oleh tingkat suku bunga dan tingkat pengembalian return
yang diharapkan. Keynes menekankan pentingnya suku bunga dalam memengaruhi perilaku masyarakat untuk memilih memegang uang tunai atau
membeli surat-surat berharga khususnya obligasi. Penekanan terhadap pengaruh faktor suku bunga terhadap keinginan memegang uang inilah yang
memungkinkan analisis permintaan uang sebagai alat untuk memperoleh keuntungan. Keynes mengembangkan teori permintaan uang kaum Klasik dengan
menambahkan bahwa uang bukan hanya sekedar alat-alat medium of exchange
Universitas Sumatera Utara
saja tetapi juga sebagai penyimpan kekayaan store of value whealth. Teori permintaan akan uang dikembangkan oleh Keynes dinamakan The Theory Of
Liquidity Preference . Dalam teorinya, Keynes dalam Bofinger 2001
memperkenalkan tiga motif yang melandasi permintaan akan uang, yakni :
1. Permintaan Uang Untuk Motif Transaksi Permintaan uang untuk motif transaksi terjadi atau muncul jika seseorang
atau masyarakat tidak menerima uang tunai bersamaan dengan saat mengeluarkannya. Misalnya, seorang pekerja menerima upahgaji Rp
1.000.000 per bulan, tetapi pengeluarannya dilakukan setiap hari atau mingguan. Untuk alasan itu, maka pekerja tersebut membutuhkan uang tunai
memperlancar transaksi. 2. Permintaan Uang Untuk Berjaga-jaga
Menurut Keynes bahwa permintaan akan uang tidak hanya untuk sesuatu yang sifatnya reguler atau normal seperti untuk memperlancar transaksi,
tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan yang sifatnya tidak terduga atau di luar perencanaan, misalnya untuk berobat jika ada anggota keluarga yang
menderita sakit atau membeli alat produksi yang sifatnya mendadak atau tiba- tiba mengalami kerusakan. Secara matematis permintaan uang untuk motif
transaksi dan berjaga-jaga dapat dirumuskan sebagai berikut: Lt + Lj = f Y
Keterangan : Lt : Permintaan uang untuk keperluan transaksi
Lj : Permintaan uang untuk berjaga – jaga
Y : Pendapatan
Universitas Sumatera Utara
Secara grafis permintaan uang untuk motif transaksi dan berjaga-jaga dapat lihat pada gambar berikut:
Ltj Ltj = f Y
Y
Gambar 2.1 Permintaan Uang untuk Motif Transaksi dan Berjaga-jaga
1. Permintaan Uang Untuk Spekulasi Permintaan uang untuk spekulasi ditentukan oleh tingkat bunga. Makin tinggi
tingkat bunga makin rendah keinginan masyarakat akan uang tunai untuk tujuan spekluasi. Alasanya adalah sebagai berikut:
a. Apabila tingkat bunga naik, berarti ongkos memegang uang tunai makin
besartinggi, sehingga keinginan mayarakat untuk menyimpan uang akan makin kecil.
b. Hipotesis Keynes yang menyatakan bahwa berdasarkan pengalaman
masyarakat menganggap akan adanya tingkat bunga nomal. Tingkat bunga normal adalah suatu tingkat bunga yang diharapkan akan
kembali ketingkat normal setelah terjadi perubahaan, jika tingkat bunga pada
Universitas Sumatera Utara
kenyataanya berada diatas tingkat normal maka masyarakat akan mengharapkan tingkat bunga tidak akan naik lagi Ibid.
2.3.3 Teori Permintaan Uang Milton Friedman
Menurut Friedman, teori permintaan uang merupakan bagian integral dari teori modal atau teori tentang kemakmuran yang dipengaruhi oleh komposisi
neraca pembayaran atau komposisi portofolio aset. Teori permintaan uang dapat ditinjau dari dua sudut pandang, yaitu:
1. Sudut pandang perseorangan
Jika ditinjau dari sudut perorangan, maka permintaan uang dalam nilai riil dipengaruhi oleh beberapa faktor, anatara lain:
a. Jumlah kemakmuran total merupakan kontrain. Friedman menggunakan konsep pendapatan permanen untuk mengukur indeks kemakmuran
seseorang. b. Perbandingan antara kekayaan dalam bentuk human wealth. Human wealth
adalah kapasitas seseorang untuk menghasilkan pendapatan. c. Tingkat pendapatan yang diharapkan expected rate of return.
d. Utility yang diperoleh dari memegang uang relatif terhadap utility yang diperoleh dari penggunaan bentuk aset lainnya.
Fungsi permintaan uang menurut Freidman adalah sebagai berikut:
MP = f Y, W, r
M
, r
b
, r
e
, 1PdPdt, U
Keterangan
Y : Notasi wealth yang ditunjukkan dengan pendapatan rill
W : Fraksi wealth terhadap non human wealth
Universitas Sumatera Utara
r
m :
Tingkat perolehan dari uang yang diharapakan r
b
:Tingkat perolehan dari obligasi yang diharapkan r
e
: Tingkat perolehan dari equity yang diharapkan 1Pdpdt : Perubahan harga yang diharapkan terjadi, menunjukan tingkat
perolehan nominal dari asset U
: Utility yang diperoleh
2. Sudut Pandang Pemilik Perusahaan
Jika ditinjau dari pemilik perusahaan, maka fungsi permintaan uang pada diatas mengalami perubahan. Total kemakmuran bukan merupakan faktor
pembatas terhadap fungsi permintaan uang. Karena jumlah aset produksi yang dimiliki perusahaan merupakan variabel yang dapat ditentukan sendiri oleh
perusahaan untuk tujuan maksimisasi keuntungan bukan unsur pembatasan. Akibatnya, variabel wealth pada persamaan permintaan uang tidak dimasukkan
lagi. Dengan demikian, maka persamaan fungsi permintaan akan uang untuk pemilik perusahaan dapat dirumuskan sebagai berikut:
MP = f Y, r
M
, r
b
, r
e
, 1PdPdt, U
Keterangan Y
: Notasi wealth yang ditunjukkan dengan pendapatan rill r
m
: Tingkat perolehan dari uang yang diharapakan r
b :
Tingkat perolehan dari obligasi yang diharapkan r
e :
Tingkat perolehan dari equity yang diharapkan 1Pdpdt : Perubahan harga yang diharapkan terjadi, menunjukan tingkat
perolehan nominal dari aset U
: Utility yang diperoleh
2.4 E-Money
2.4.1 Pengertian E- Money
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor : 1112PBI2009, e-money
adalah alat pembayaran yang memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu oleh
pemegang kepada penerbit. b.
Nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media seperti server atau chip.
c. Digunakan sebagai alat pembayaran kepada pedagang yang bukan
merupakan penerbit uang elektronik tersebut, dan. d.
Nilai uang elektronik yang disetor oleh pemegang dan dikelola oleh penerbit bukan merupakan simpanan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang
yang mengatur mengenai perbankan Bank Indonesia. Menurut Purnomo 2012, uang elektronik e-money adalah nilai uang yang
disimpan secara elektronik pada suatu media yang dapat dipindahkan untuk kepentingan trasnsaksi pembayaran dan transfer dana. Penerbit uang elektronik
meliputi lembaga bank atau lembaga selain bank LSB. Di indonesia, uang elektronik diterbitkan oleh sejumlah bank dan perusahaan operator komunikasi.
Penyelenggaraan uang elektronik melibatkan pihak pemegang, prinsipal, penerbit, acquirer
, pedagang, penyelenggara kliring, dan penyelenggara penyelesaian akhir. Perolehan data identitas pemegang dilakukan penerbit dengan menyediakan
sarana atau formulir aplikasi yang harus diisi calon pemegang disertai bukti identitas calon pemegang. Keharusan pengisian data identitas pemegang
diperuntukkan bagi pemegang yang baru pertama kali mengajukan sebagai pemegang dan penerbit sama sekali belum mempunyai data lengkap, benar, dan
akurat tentang identitas pemegang. Batas nilai uang elektronik untuk jenis registered
dan unregistered, sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Batas nilai uang elektronik untuk jenis unregistered tidak terdaftar paling
banyak Rp 1.000.000 satu juta rupiah. 2.
Batas nilai uang elektronik untuk jenis registered terdaftar paling banyak Rp 5.000.000 lima juta rupiah Purnomo 2012. BI mencatat penggunaan
uang elektronik dari tahun 2007 sd 2014 sebagai berikut:
Tabel 2.1 Jumlah Penggunaan Uang Elektronik di Indonesia
Periode Jumlah
Instrumen
Tahun 2007 165,193
Tahun 2008 430,801
Tahun 2009 3,016,272
Tahun 2010 7,914,018
Tahun 2011 14,299,726
Tahun 2012 21,869,946
Tahun 2013 36,225,373
Sumber : Bank Indonesia, 2014
Sesuai data BI ada 165.193 kartu prabayar pada akhir 2007, meningkat dua kali menjadi 430.801 kartu prabayar pada akhir tahun 2008. Pada akhir tahun
2009, pengguna kartu prabayar meningkat menjadi 3.016.272 dan pada tahun 2010 juga mengalami peningkatan menjadi 7.914.018. Pada tahun 2011 sebesar
14.299.726 serta tahun 2012 sebesar 21.869.946 dan tahun 2013 mengalami kenaikan secara signifikan menjadi 36.225.373 pengguna kartu prabayar. Berarti
dalam lima tahun kedepan jumlah kartu prabayar meningkat pesat hingga 70 kali.
Universitas Sumatera Utara
2.4.2 Ketentuan lain E-Money
Beberapa Ketentuan-ketentuan lain dari e-money yang terdapat di Peraturan Bank Indonesia PBI Nomor: 1112PBI2009 tentang uang elektronik
Electronic money.
a. Nilai uang elektronik adalah nilai uang yang disimpan secara elektronik
pada suatu media yang dapat dipindahkan untuk kepentingan transaksi pembayaran atau transfer dana.
b. Prinsipal adalah Bank atau Lembaga selain bank yang bertanggung jawab
atas pengelolaan sistem atau jaringan antar anggotanya, baik yang berperan sebagai penerbit atau acquirer dalam transaksi uang elektronik
yang kerjasama dengan anggotanya didasarkan atas suatu perjanjian tertulis.
c. Penerbit adalah Bank atau Lembaga selain bank yang menerbitkan uang
elektronik. d.
Acquirer adalah bank atau lembaga selain bank yang melakukan kerja
sama dengan pedagang, yang dapat memproses data uang elektronik yang diterbitkan oleh pihak lain.
e. Pemegang adalah pihak yang menggunakan uang elektronik.
f. Pedagang merchant adalah penjual barang atau jasa yang menerima
transaksi pembayaran dari pemegang. g.
Pengisian ulang adalah penambahan nilai uang elektronik pada uang elektronik.
Universitas Sumatera Utara
h. Dana Float adalah seluruh nilai uang elektronik yang diterima penerbit
atas hasil penerbitan uang elektronik dan pengisian ulang yang masih merupakan kewajiban penerbit kepada pemegang dan pedagang.
i. Tarik Tunai adalah fasilitas penarikan tunai atas nilai uang elektronik yang
dapat dilakukan setiap saat oleh pemegang. j.
Penyelenggara kliring adalah bank atau lembaga selain bank yang melakukan perhitungan hak dan kewajiban keuangan masing
– masing penerbit atau Acquirer dalam rangka transaksi uang elektronik.
k. Penyelenggara penyelesaian akhir adalah bank atau lembaga selain bank
yang melakukan dan bertanggung jawab terhadap penyelesaian akhir atas hak dan kewajiban keuangan masing
– masing penerbit atau Acquirer dalam rangka transaksi uang elektronik berdasarkan hasil perhitungan dari
penyelenggara kliring Bank Indonesia.
2.4.3 Kelebihan dan kelemahan E-Money
Beberapa kelebihan dari uang elektronik e-money 1.
Uang elektronik mudah di dapat tanpa perlu membuka rekening. Keunggulan pertama uang elektronik adalah mudah didapatkan oleh siapa
saja tanpa harus membuka rekening tabungan di bank yang prosesnya lebih lama dan lebih banyak prosedurnya. Proses untuk mendapatkan uang elektronik hampir
sama mudahnya dengan saat kita membeli kartu perdana telepon seluler. Faktor kemudahan semacam ini di yakini akan mendorong masyarakat semakin tertarik
menggunakan uang elektronik dibandingkan uang tunai atau kartu kredit.
Universitas Sumatera Utara
2. Uang elektronik bisa di isi ulang dengan mudah.
Uang elektronik bisa di isi ulang dengan mudah seperti selama ini kita melakukan isi ulang pulsa telepon seluler. Isi ulang uang elektronik dapat
dilakukan melalui handphone atau melalui jaringan pedagang merchant yang ditunjuk oleh perusahaan penerbit uang elektronik.
3. Uang elektronik membuat transaksi menjadi praktis.
Di tengah kesibukan yang kian mendera membuat waktu makin terbatas. Kita tentu merasa terganggu jika harus menghadapi soal sepele. Misalnya,
menunggu lama untuk menerima uang kembalian saat membayar di supermarket atau di pintu tol. Pembeli tidak perlu mengeluarkan setumpuk uang dari saku,
sedangkan penjual juga tidak usah repot menyediakan uang kembalian jika transaksi menggunakan uang elektronik.
4. Uang elektronik memberi berbagai keuntungan.
Uang elektronik menawarkan berbagai keuntungan seperti gratis bensin beberapa liter berdasarkan pembelian dalam jumlah tertentu dan diskon tarif
parkir. Contoh keuntungan yang diperoleh dari uang elektronik, misalkan kartu e- money
dari Bank Mandiri yang kini telah bekerja sama SPBU berlogo Mandiri, Jasa Marga, Transjakarta, Indomaret, Alfamart, Alfamidi, Lawson, Lion
Superindo , Hypermart, Solaria, Excelso, Es teler 77, Waterboom Cikarang, dan
Wonder water world medan adalah diskon berbelanja serta masuk tempat wahana
yang sudah ditentukan Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan kelemahan resiko dari e-money antara lain: 1.
Keamanan Perkembangan teknologi juga dimanfaatkan oleh para penjahat teknologi
cyber crime. Uang yang terdapat dalam kartu e-money dapat hilang karena dicuri. Hilangnya uang elektronik tidak menjadi tanggung jawab penerbit.
2. Resiko kebingungan
Belum semua nasabahpengguna memahami dengan jelas penggunaan uang elektronik dikarenakan rumitnya peraturan yang mengaturnya.
2.5 Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian yang menggunakan variabel e-money telah banyak dilakukan anatar lain:
1. Sridawati 2006 mengadakan penelitian tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi prefrensi masyarakat terhadap penggunaan kartu pembayaran
elektronik. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa ada delapan variable yang nyata mempengaruhi preferensi masyarakat dalam menggunakan kartu
pembayaran elektronik, diantaranya: jenis kelamin, umur, pendidikan, pendapatan rata-rata perbulan, pengeluaran rata-rata perbulan, lokasi, teknologi dan motivasi.
2. Cahaya Agung Purnama 2012 mengadakan penelitian tentang analisis
pengaruh daya tarik promosi, presepsi kemanfaatan dan harga terhadap minat beli e-toll card
bank mandiri. Hasil penelitian tersebut membuktikan daya tarik promosi, manfaat dan harga membuat masyarakat mengambil keputusan untuk
membeli e-toll.
Universitas Sumatera Utara
3. Claudia Sardoni dan Alessandro Verde 2002 dengan judul penelitiannya
The ‘it revolution’ and the monetary sytem : Electronic money and it effects Revolusi teknologi informasi dan sistem moneter: Uang elektronik dan
dampaknya. Penelitian ini berfokus kepada peran dan pengaruh uang elektronik terhadap sistem kebijakan moneter. Hasil penelitian bahwa dampak uang
elektronik sebagai bagian dari revolusi teknologi informasi menjadi menjadi ancaman serius bagi Bank Sentral dan kebijakan moneter.
2.6 Kerangka Konseptual