jika  seorang  produsen  menjual  hasil  produksinya,  maka  dia  akan  menerima sejumlah  uang  sebagai  pembayaran  atas  barang  dan  jasa  yang  dijualnya.
Penerimaan  uang  tersebut  dapat  disimpan  untuk  digunakan  membeli  barang  dan jasa di masa mendatang.
Fungsi  uang  sebagai  turunan  meliputi  uang  sebagai  standar  pembayaran pembayaran  yang  ditunda,  sebagai  alat  pembayaran  utung,  sebagai  alat  timbun
kekayaan modal dan sebagai alat untuk meningkatkan status sosial serta sebagai komoditas yang diperdagangkan di pasar valuta asing Solikin dan Suseno, 2002.
2.2.3 Jenis – Jenis Uang
Menurut  Conway  2009  uang  dapat  dikelompokan  dalam  berbagai  jenis, antara lain :
1.  Berdasar Bahan Baku Jika  dilihat  dari  jenis  bahan    baku  pembuatannya,  maka  jenis  uang  dapat  dibagi
menjadi dua bagian, yaitu : a.
Uang Logam Uang  jenis  ini  terbuat  dari  logam    emas  dan  perak  kedua  jenis  logam
dipilih  menjadi  bahan  baku  untuk  membuat  uang  karena      memiliki  beberapa kelebihan,  antara  lain  nilai  yang  cenderung  tinggi  dan  stabil,  bentuknya  mudah
dikenali sifatnya tidak hancur, tahan lama, dan dapat dibagi menjadi satuan yang lebih kecil tanpa mengurangi nilai. Uang logam memiliki tiga macam nilai, yaitu :
  Nilai  Intrinsik,  yaitu  nilai  harga  bahan  baku  yang  digunakan  untuk membuat    mencetak  mata  uang  misalnya  nilai  harga  emas  dan  perak
sebagai bahan baku untuk mencetak suatu mata uang.
Universitas Sumatera Utara
  Nilai nominal, yaitu nilai yang tercantum pada mata uang atau nilai yang tertulis pada mata uang.
  Nilai  tukar  atau  Kurs  mata  uang  nilai  mata  uang  suatu  negara  jika dibandingkan  ditukar  dengan  mata  uang  negara  lain,  misalnya  uang
Indonesia  IDR  sebanyak  Rp.  10.000  ditukar  dengan  US  1.    Artinya, jika  orang  Indonesia  ingin  mendapatkan  US  1,  maka  ia  harus
menyerahkan  rupiah  sebanyak  Rp.  10.000,  hal  ini  juga  berarti  bahwa US 1 = Rp 10.000.
b.  Uang Kertas Menurut  penjelasan  undang-undang  No.32004  tentang  Bank  Indonesia
bahwa yang dimaksud dengan uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainnya yang menyerupai kertas.
2.  Berdasarkan Nilai Uang Jika uang dikelompokkan menurut nilainya, maka dapat dibedakan dalam dua
jenis uang, yaitu: a.
Uang Bernilai Penuh Full bodied money.  Uang dikatakan bernilai penuh apabila nilai yang tertera di atas uang tersebut sama nilainya dengan nilai
harga  bahan  yang  digunakan  atau  nilai  nominal  yang  tercantum  sama dengan nilai intrinsik  yang terkandung dalam uang tersebut. Misalnya, jika
uang itu terbuat dari emas, maka nilai uang itu sama dengan nilai emas yang dikandungnya.
b. Uang  Tanda  Token  money    adalah  apabila  yang  tertera  diatas  uang  lebih
tinggi  dari  uang  bahan  yang  digunakan  untuk  membuat  uang  atau  dengan
Universitas Sumatera Utara
kata  lain  niali  nominal  lebih  besar  dari  nilai  intrinsik  uang  tersebut. Misalnya,  untuk  membuat  uang  Rp  10.000  Bank  Indonesia  mengeluarkan
biaya Rp 8.000. 3.
Teori Nilai Uang Teori nilai uang dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :
1. Teori Uang Statis
Teori  ini  disebut  statis  karena  tidak  mempersoalkan  perubahan  nilai  yang diakibatkan oleh perkembangan ekonomi. Teori uang statis terdiri dari:
  Teori  Metalisme,  teori  ini  menjelaskan  bahwa  uang  bersifat  seperti barang,  nilainya  tidak  dibuat-buat,  melainkan  sama  dengan  nilai  bahan
baku yang digunakan untuk membuat uang tersebut, misalnya uang emas dan perak.
  Teori Konvensi, Teori  ini menjelaskan bahwa uang diciptakan atas dasar pemufakatan  konvensi  masyarakat  untuk  memperlancar  pertukaran
barang dan jasa dalam perekonomian.   Teori  Nominalisme,  teori  ini  menjelaskan  bahwa  uang  diterima  oleh
masyarakat karena uang memiliki daya beli.   Teori Negara, teori ini menjelaskan bahwa asal mula uang karena suatu
negara menetapkan suatu benda yang diberlakukan sebagai alat tukar dan alat pembayaran.  Artinya, uang memiliki nilai karena  adanya kepastian
hukum  dari  negara  memiliki  nilai  karena  adanya  kepastian  hukum  dari negara berupa undang-undang mata uang.
Universitas Sumatera Utara
2. Teori Nilai Dinamis
Teori  ini  menjelaskan  sebab-sebab  terjadinya  perubahan  nilai  uang.    Kelompok teori ini meliputi:
  Teori Kuantitas David Ricardo Teori  ini  dikembangkan  oleh  David  Ricardo  yang  menjelaskan  bahwa
kuat atau lemahnya nilai mata uang tergantung pada jumlah uang beredar money supply.
  Teori Kuantitas Uang Irving Fisher Teori  Kuantitas  Uang  yang  dikembangkan  Irving  Fisher  merupakan
pengembangan  dari  Teori  Kuantitas  yang  disusun  oleh  David  Ricardo, teori  ini  disempurnakan  oleh  Irving  Fisher  dengan  memasukan  unsur
kecepatan  peredaran  uang,  barang  dan  jasa  sebagai  faktor  yang mempengaruhi  nilai  uang.  Teori  Fisher  mengacu  pada  persamaan
pertukaran equation of exchange yang dirumuskan sebagai :
MV = PT
Keterangan:
M : adalah jumlah uang beredar V  : adalah tingkat velositas
P  : adalah tingkat harga umum T  : adalah jumlah barang yang ditransaksikan
2.3 Teori Permintaan Uang