Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
3
kemampuan tenaga penjual. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa periklanan adalah program promosi untuk menyampaikan informasi
mengenai produk kepada konsumen yang harus dilakukan secara efektif dan efisien. Penyampaian iklan kepada konsumen dapat menggunakan beberapa
media antara lain melalui media televisi, radio, majalah, surat kabar, brosur, papan reklame dan juga spanduk.
Iklan pasta gigi merupakan iklan yang banyak ditayangkan di semua media massa di Indonesia. Dalam tayangan iklannya selain
mengiklankan produk dan merk produk juga mengingatkan akan pentingnya menggosok gigi, estetika serta efek sosial yang ditimbulkan jika tidak
menggosok gigi. Iklan ini mempunyai daya tarik tersendiri yang bervariasi dan difokuskan selain perilaku beli konsumen terhadap produk juga untuk
mempengaruhi persepsi sikap dan perilaku menggosok gigi dari target sasaran sehingga dengan kebiasaan menggosok gigi juga akan terjadi
perilaku pemakaian produk iklan pasta gigi. Zubaidah, 2005. Banyak cara yang dilakukan perusahaan untuk menarik minat
konsumen, seperti periklanan televisi, dilakukan dengan membuat berbagai macam tema cerita yang menarik dan kreatif. Periklanan radio dilakukan
dengan membuat jingle yang khas, sedangkan untuk iklan majalah, surat kabar, dan iklan outdoor cenderung untuk senantiasa mengingatkan tentang
kualitas merek pasta gigi tersebut dan program-programnya untuk masyarakat. Strategi ini berhasil membangun merek yang kuat dan
4
meneguhkan posisi perusahaan tersebut sebagai merek pasta gigi nomor satu Hastjarjo, 2006
Keberadaan iklan
sebagai suatu
sarana promosi
untuk mempengaruhi pemirsa, terutama tanggapan mereka akan iklan yang
ditayangkan atau dengan kata lain sebuah iklan tampil kepermukaan sebagai suatu sarana pembentuk opini publik sehingga akan tampil berbagai macam
respon pemirsa atas iklan yang ditayangkan. Jadi dengan demikian ada sikap yang ditimbulkan. Iklan pasta gigi merupakan salah satu bauran pemasaran,
namun demikian seberapa besar pengaruh iklan sampai saat ini masih menjadi perdebatan. Perdebatan yang muncul diantaranya adalah mengenai
seberapa efektif iklan ini mempengaruhi atau merangsang konsumen dalam sikap atau sampai pada pembelian produk atau jasa Apsari, 2006.
Smith 2009 menyebutkan bahwa iklan dapat memicu setiap orang yang melihatnya untuk memiliki keterlibatan yang tinggi dan berpengaruh
secara positif terhadap iklan. Pengaruh tersebut dapat membentuk sebuah respon yang berbeda-beda pada setiap individu, sehingga setiap individu bisa
menunjukkan sikap yang berbeda-beda setelah menerima pesan iklan. Respon individu, khususnya hirarki efek merupakan hasil dari reaksi terhadap sebuah
pesan yang telah diterima oleh audiens melalui komunikasi pemasaran atau iklan. Karakteristik individu seperti usia, tingkat pengetahuan, jenis kelamin
dan pendidikan mempengaruhi respon Sumarwan, 2006. Karena setiap individu memiliki kepribadian masing-masing yang berbeda. Sehingga
menyebabkan setiap individu memiliki respon atau tanggapan yang berbeda-
5 beda terhadap sebuah iklan yang ditayangkan.
Assael 2007 mendefinisikan sikap terhadap iklan adalah kecenderungan seseorang untuk merespon
positif atau negatif terhadap iklan. Remaja di Jakarta rata-rata menghabiskan waktu sekitar enam
sampai tujuh jam per hari untuk menggunakan media, tiga jam untuk melihat televisi, dua jam untuk mendengarkan musik, satu jam untuk
melihat rekaman video dan film, tiga sampai empat jam untuk membaca. Setengah dari seluruh remaja Jakarta di kamar pribadinya memiliki tv dan
16 disertai computer UNICEF, 2006. Iklan memiliki pengaruh besar terhadap remaja. Dari segi jumlah usia remaja menempati proporsi yang
cukup kecil untuk perilaku menggosok gigi dengan benar dibandingkan kelompok lain, masalah kesehatan gigi merupakan bagian dari kesehatan
umum secara menyeluruh, sehingga diharapkan remaja mampu berperilaku sehat dalam bidang kesehatan gigi sampai dewasa, terutama mampu
memelihara kesehatan giginya sendiri. Seiring dengan kemajuan yang pesat di era globalisasi, Sekolah
Menengah Pertama senantiasa menghasilkan perubahan sesuai dengan perubahan zaman. Sekolah Menengah Pertama berusaha untuk mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan kebutuhan, agar para siswa tidak salah dalam menggunakan kecanggihan teknologi.
Sebagai siswa yang baru menginjak usia remaja, para siswa ini selalu tertarik dengan hal baru serta sangat mengikuti perkembangan zaman. para
6
siswa ini mempunyai perhatian lebih terhadap media massa yang dianggap bisa menjadi wadah bagi mereka untuk mendapatkan pengetahuan baru,
khususnya iklan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMP
Global Islamic School Jakarta pada bulan Agustus 2014 dengan melakukan uji coba terhadap 15 siswa yang terdiri dari kelas 7, 8 dan 9 sebagai
responden melalui wawancara. Menunjukkan bawah semua siswa terpapar media massa yang bervariasi, yaitu terdapat 46,6 responden yang sering
melihat iklan pasta gigi di televisi, 20 responden yang sering melihat iklan pasta gigi di majalah, 20 responden yang sering melihat iklan pasta gigi di
media sosial dan 13,4 responden yang sering melihat iklan pasta gigi di papan reklame. Siwa-siswa tersebut menunjukkan respon yang cukup positif
terhadap iklan pasta gigi di media massa yaitu 53,4 siswa dapat menerima dan memahami pesan iklan yang disampaikan oleh salah satu produk pasta
gigi yang menarik menurut mereka. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai Gambaran Respon Siswa SMP Global Islamic School Jakarta Terhadap Paparan Iklan Pasta Gigi di Media Massa
Tahun 2014.
7