43
tasrîf al-lughawi karena verba tersebut disandangi sufiks pronomina terikat atau al-
damîr al-muttasil yang berupa partikel
berpronomina
.
b. Sintaksis
Selanjutnya, nama diri pada frasa dalam budaya Arab disebut Kunyah.
74
Dalam al- „ilmu al-nahw, nama diri al-ismu al-
‘alam terbagi menjadi dua yaitu, al-
„alamu al-syakhs dan al-„alamu al-jins. Kemudian al-„alamu al-syakhs terbagi menjadi tiga yaitu, al-ismu al-khâs, al-kunyah, dan al-laqab.
adalah nama
yang diberikan oleh Rasulullah saw, kata berarti kucing, maka jika digabungkan
keduanya mempunyai nama bapak kucing. Adapun nama sebenarnya Abû Hurairah adalah
‘Abdurrahman bin Sakhr. Kata
adalah salah satu dari bagian pronomina relatif atau dalam bahasa Arab disebut al-ismu al-mawsûl dan merupakan salah satu dari bagian al-ismu al-ma
‘rifah. Adapun nomina dari pronominal relatif yaitu,
Data 3
74
Kunyah yaitu nama yang dimulai dengan kata Abu atau Ummu.
75
44
Adam berkata, “Wahai Musa, engkau telah dipilih Allah untuk mengemban risalah dan kalam-Nya, apakah engkau mencela diriku atas suatu hal yang telah dituliskan
Allah sebelum Dia menciptakanku atau ditetapkan Allah sebelum Dia menciptakanku?”
76
a. Morfologi
Kata pada kalimat
merupakan verba perfektif yang memiliki arti memilih
. Penyampaian pesan pada TSa sudah tepat sehingga mudah dipahami oleh pembaca hasil terjemahan. Pada terjemahan ini pengalihan pesannya bermakna pasif,
seperti di bawah ini: Engkau telah dipilih Allah
S P V di- O
Bisa juga diterjemahkan dengan kalimat aktif seperti: Allah telah memilih engkau
S P V me- O
Proses pembentukan kalimat pasif dari sebuah kalimat aktif dapat dilakukan dengan; 1 memindahkan objek kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif. 2
memindahkan subjek kalimat aktif menjadi objek kalimat pasif, mengubah bentuk verba dari berprefiks me- menjadi berprefiks di-.
77
Kemudian kata pada TSu merupakan akar dari kata
, turunan dari wazan yang berpola al-tsulâtsi al-mujarrâd dengan al-binâ
76
Ibnu Katsîr, Kisah Para Nabi Jakarta: Pustaka Azzam, 2001, h. 41
77
Abdul Chaer, Sintaksis Bahasa Indonesia Pendekatan Proses Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009, h. 202
45
al-ajwâf al-alif . Jika dilihat pada kamus
78
kata bermakna mencela, mengecam.
Pada TSu kata merupakan verba imperfektif yang mengandung pronominal
serta sebagai pronomina terikat yang berfungsi sebagai objek. Kata dalam hal
ini mengandung hamzah istifhâm. Selanjutnya, kata
pada penerjemah menerjemahkan dituliskan. Kata
jika ditasrifkan menjadi dan berpola verba
trikonsonantal tak berimbuhan, dalam kamus al-Munawwir mempunyai arti menulis.
Pada terjemahan ini pengalihan pesannya sudah tepat karena terjemahan tersebut bermakna pasif.
Kata pada TSu diterjemahkan menjadi ditetapkan. Apabila merujuk pada
kamus
79
, kata memiliki arti mentakdirkan, menetapkan. Kata
mempunyai pola
verba trikonsonantal derivatif dengan impervektifnya . Kata
bersandingan
dengan pronominal bermakna pasif.
78
Ahmad Warson Munawwir, Qâmûs al-Munawwir Surabaya: Pustaka Progressif, 1997, h. 1298
79
Ahmad Warson Munawwir, Qâmûs al-Munawwir Surabaya: Pustaka Progressif, 1997, h. 1094
46
Kemudian kata merupakan bentuk derivasi berupa verba imperfektif
dari akar kata . Pada kasus ini penerjemah menerjemahkan dia menciptakanku,
terjemahannya sudah tepat dan tidak perlu diberikan alternatif terjemahan karena verba imperfektif mengandung pronomina yang tersembunyi berupa damîr yang
bermakna dia yang kembali pada lafaz Allah. Kata mengalami perubahan
gramatikal karena adanya sufiks berupa pronomina terikat bermakna aku. Jika
dilihat pada kamus
80
kata mempunyai arti menciptakan, membuat, menjadikan.
b. Sintaksis