Penilaian Terjemahan Aspek-aspek Linguistik .1. Fonologi

20 konteks. 33 Oleh karena itu, makna sebuah kata sering tergantung pada konteks kalimat atau konteks situasi, maka makna gramatikal ini sering disebut juga makna kontekstual atau makna struktural karena proses dan satuan-satuan gramatikal itu selalu berkenaan dengan struktur ketatabahasaan.

B. Penilaian Terjemahan

Menilai kualitas terjemahan merupakan salah satu aktivitas penting dalam peerjemahan. Ada tiga alasan menilai kualitas terjemahan: 1 untuk melihat keakuratan; 2 untuk mengukur kejelasan; 3 untuk menimbang kewajaran suatu terjemahan. Keakuratan berarti sejauh mana pesan dalam Tsu disampaikan dengan benar dalam Tsa. Kejelasan berarti sejauh mana pesan yang dikomunikasikan dalam Tsa dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca Tsa. Pesan yang ditangkap pembaca Tsu sama dengan pesan yang ditangkap oleh pembaca Tsa. Kewajaran berarti sejauh mana pesan dikomunikasikan dalam bentuk yang lazim, sehingga pembaca Tsa merasa bahwa teks yang dibacanya adalah teks asli yang ditulis dalam Bsa. Karenanya, aspek yang dinilai adalah: 1 pesan terterjemahkan atau tidak; 2 kewajaran dan ketepatan pengalihan pesan; 3 kesesuaian hal-hal teknis dalam kerja penerjemahan dengan tata bahasa dan ejaan yang berlaku. 34 Menilai terjemahan juga menilai tingkat keterpahaman, yang berarti ada dan tiadanya dua ungkapan: a ungkapan yang dapat menimbulkan salah paham dan b 33 Mansoer Pateda, Semantik Leksikal Jakarta: Rineka Cipta, 2001, h. 116 34 Moch. Syarif Hidayatullah, Tarjim al-Ân Tangerang: Dikara, 2010, h. 71 21 ungkapan yang membuat pembaca sangat sulit memahami amanat yang dikandungnya karena faktor kosakata dan gramatika. 35 Penilaian terjemahan sangat penting untuk dilakukan, hal ini disebabkan oleh dua alasan: 1 untuk menciptakan dialektik antara teori dan praktik penerjemahan; 2 untuk kepentingan kriteria dan standar dalam menilai kompetensi penerjemah, terutama apabila kita menilai beberapa versi teks BSa dari teks BSu yang sama. 36 Dalam menilai hasil terjemahan, harus pula diingat bahwa penilaian tidaklah dapat dilakukan seperti penilaian di bidang matematika. Dalam matematika, tidaklah sulit untuk menentukan bahwa suatu hasil salah atau benar. Jadi 2X4 = 8, benar; 2×4 = 7, salah. Dalam terjemahan pertanyaan yang diajukan ialah sejauh mana benarnya how right atau sejauh mana salahnya how wrong. 37 Melalui metode penilaian terjemahan, maka akan dihasilkan terjemahan yang baik dan berkualitas yaitu, terjemahan yang mudah dipahami oleh pembaca dan memiliki tingkat keterpahaman yang tinggi. Tingkat keterpahaman atau kualitas terjemahan ini bersifat intristik. Kualitas intristik bertalian dengan ketepatan, kejelasan dan kewajaran nas. Ketepatan berkaitan dengan kesesuaian amanat terjemahan dengan amanat nas sumber, kejelasan berkaitan dengan struktur bahasa, pemakaian ejaan, diksi, dan panjang kalimat, dan kewajaran berkaitan dengan kelancaran serta kealamiahan terjemahan. Kualitas intristik ini dapat diukur dengan penerjemahan ulang, membandingkan terjemahan nas sumber, tes keterpahaman, teks rumpang, dan penilaian peninjau. 35 Syihabuddin, Penerjemahan Arab Indonesia Bandung: Humaniora, 2005, h. 195 36 Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah Bandung: Kaifa, 2009, h. 143 37 www.rumahpenerjemah.wordpress.comhome diakses 23102014, 05.58 wib 22 1. Aspek Penilaian Terjemahan pada hakikatnya adalah tertuang dalam bahasa tulis sehingga kriteria aspek penilaian yang berlaku dalam bahasa tulis berlaku pula dalam penilaian terjemahan. Penilaian terjemahan merupakan bagian penting dalam konsep teori penerjemahan. Karena itu kriteriaaspek penilaian terjemahan membawa pada konsep terjemahan yang berbeda-beda dan penilaian yang berbeda pula. Namun diharapkan penilaian yang diberikan dapat menilai terjemahan dengan baik karena untuk menentukan kualitas terjemahan, penilaian sangat diperlukan. 38 Dalam penilaian hasil terjemahan, terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan oleh penilai, yaitu 1 ketepatan reproduksi makna meliputi aspek linguistik, semantik, dan pragmatik, 2 kewajaran ungkapan, 3 peristilahan, dan 4 ejaan. 39 2. Teknik Penilaian Pembahasan mengenai hasil suatu terjemahan sulit untuk lepas dari aspek mutu terjemahan. Ada berbagai macam cara untuk menilai kualitas hasil terjemahan, salah satunya melalui teknik penilaian, seperti yang dikemukakan oleh Nababan, yaitu; Teknik cloze Cloze Technique, Teknik membaca dengan suara nyaring Reading- Aloud technique , Uji pengetahuan, Uji performansi Performance Test, Terjemahan 38 Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia Tangerang: Transpustaka, 2014, h. 135 39 Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia Tangerang: Transpustaka, 2014, h. 137 23 balik Back Translation, Pendekatan berdasarkan padanan Equivalence-based Approach dan Instrumen Penilaian Accuracy and Readibility-rating instrument. 40

C. Pedoman Penilaian Rochayah Machali