65
mempunyai arti naik haji. Dalam hal ini penerjemah harus bisa memposisikan konteks yang ada pada TSu.
b. Sintaksis
Kalimat memiliki kedudukan sebagai subjek, predikat dan objek.
Dalam bahasa Arab dikenal dengan fi ‘l, fâ‘il, maf‘ûl. Penerjemah dalam mengalihkan
pesan terjemahan ini sudah sesuai karena dalam hal ini Mûsâ berkedudukan sebagai objek sasarannya atau
.
Data 12
Abu Ya‟la menceritakan, Muhammad bin al-Mutsni memberitahu kami, Abdul Malik bin Shabah al-M
usmi‟i memberitahu kami, Imran memberitahu kami, dari Radini, dari Abu Majlaz, dari Yahya bin Ya‟mar, dari Ibn Umar, dari Umar, ia
menceritakan: Adam dan Musa pernah saling bertemu, lalu Musa berkata kepada Adam, “Engkau adalah bapak manusia, Allah telah menempatkan dirimu di surga-
111
66
Nya, dan Dia pun telah memerintahkan para malaikat-Nya untuk bersujud kepada- Mu.”
112
a. Morfologi
Kata pada frasa
dalam redaksi hadis ini oleh penerjemah diterjemahkan
memberitahukan . Kata
merupakan verba trikonsonantal derivatif, dalam kamus
113
kata tersebut bermakna menceritakan, memberitahukan. Pengalihan pesan pada terjemahan ini sudah sesuai.
Kemudian kata pada TSu jika diderivasikan menjadi
– –
bermakna bertemu. Dalam hal ini pengalihan pesan oleh penerjemah sudah tepat, hanya saja peneliti menyarankan terjemahan pernah ditiadakan karena dapat
menimbulkan pemborosan kata.
b. Sintaksis
Kalimat oleh penerjemah tidak diterjemahkan. Karena
di dalam kalimat tersebut merupakan al-jumlah al-mu ‘taridah. Jika diterjemahkan
maka peneliti memberikan alternatif terjemahan yaitu, Abû Muhammad berkata: Dugaan terkuatku, bahwa
„Umar berpendapat hadîts ini marfû ‘.
112
Ibnu Katsîr, Kisah Para Nabi Jakarta: Pustaka Azzam, 2001, h. 46
113
Ahmad Warson Munawwir, Qâmûs al-Munawwir Surabaya: Pustaka Progressif, 1997, h. 241
67
Klausa oleh peneliti berkedudukan sebagai klausa nomina.
Pronomina berkedudukan sebagai al-mubtada. Kemudian
berkedudukan
sebagai al-khabar
Selanjutnya frasa mempunyai kedudukan sebagai al-
tarkîb al-idâfî atau frasa nomina. Kata sebagai al-mudâf dan
sebagai al- mudâfu ilaih dijarkan
. Pengalihan pesan pada TSu sudah tepat sehingga peneliti tidak perlu memberikan alternatif terjemahan.
Kemudian pada kalimat pengalihan pesan oleh
penerjemah sudah tepat. Kalimat tersebut berkedudukan sebagai fi ‘l, fâ‘il, maf‘ûl dan
disisipkan oleh konjungsi dengan kalimat setelahnya berkedudukan sebagai al- ma
‘tûfu „alâ al-wawi. Setelah peneliti menganalisis dari aspek morfologi dan sintaksis, maka hasil
alternatif terjemahan dari peneliti adalah sebagai berikut:
Abû Ya ‘lâ menceritakan, Muhammad bin al-Mutsnî memberitahu kami, ‘Abd al-
Malik bin al-Sabâh al-Musmi ‘i memberitahu kami, ‘Imrân memberitahu kami,
dari Radini, dari Abû Majlaz, dari Yahyâ bin Ya ‘mar, dari Ibnu ‘Umar, dari
‘Umar, Abû Muhammad berkata: Dugaan terkuatku, bahwa ‘Umar berpendapat hadîts ini marfû
‘. Nabi Sallallâ
hu „Alaihi wa Sallâm bersabda: “Âdam dan Mûsâ bertemu, lalu Mûsâ berkata kepada Â
dam, “Engkau adalah bapak manusia, Allâh telah menempatkan
68
mu di surga-Nya, dan telah memerintahkan para malaikat-Nya untuk bersujud kepada-
Mu.”
Data 13
Adam berkata, “Hai Musa, apakah engkau mendapatkan hal itu telah tertulis untukku?”
115
a. Morfologi