xxxiv Rm
: Return pasar IHSGt
: Indeks harga saham gabungan pada periode t IHSGt-1
: Indeks harga saham gabungan pada periode t-1 Keuntungan yang diharapkan dari portofolio merupakan rata-rata
tertimbang dari tingkat keuntungan yang diharapkan dari masing-masing aset individual yang membentuk portofolio tersebut. Presentasi nilai portofolio
yang diinvestasikan dalam setiap asset-aset individual dalam portofolio disebut sebagai bobot portofolio. Jika seluruh bobot portofolio dijumlahkan,
akan berjumlah total 100 atau 1,0 artinya seluruh dana telah diinvestasikan dalam portofolio.
Rumus untuk menghitung return yang diharapkan dari portofolio adalah sebagai berikut Tandelilin, 2001 dalam Komariah, 2005:
n
ERp = Wi ERi
i=1
dimana: ERp
: return yang diharapkan dari portofolio Wi
: bobot portofolio sekuritas ke-i ERi
: return yang diharapkan dari sekuritas ke-i n
: jumlah sekuritas-sekuritas yang ada dalam portofolio
B. Risiko Dalam Investasi
Setiap keputusan investasi selalu menyangkut dua hal, yaitu risiko dan return.
Risiko mempunyai hubungan positif dan linier dengan return yang diharapkan dari suatu investasi, sehingga semakin besar return yang
xxxv diharapkan semakin besar pula risiko yang harus ditanggung oleh seorang
investor. Dalam melakukan keputusan investasi, khususnya pada sekuritas saham, return yang diperoleh berasal dari dua sumber, yaitu dividend dan
capital gain , sedangkan risiko investasi saham tercermin pada variabilitas
pendapatan return saham yang diperoleh. Jorion 2000 dalam Komariah 2005, menyatakan risiko sebagai
volatility dari suatu hasil yang tidak diekspektasi, secara general nilai dari asset atau kewajiban dari bunga. Gup 1998 dalam Komariah 2005,
mengemukakan bahwa risiko adalah penyimpangan dari return yang diharapkan expected return, sedangkan menurut Jones 1996 risiko adalah
kemungkinan pendapatan yang diterima actual return dalam suatu investasi akan berbeda dengan pendapatan yang diharapkan expected return. Brigham
dan Gapenski 1999 dalam Komariah 2005, berpendapat bahwa risiko merupakan kemungkinan keuntungan yang diterima lebih kecil dari
keuntungan yang diharapkan. Dalam teori portofolio, risiko dinyatakan sebagai kemungkinan keuntungan menyimpang dari yang diharapkan.
Karenanya risiko mempunyai dua dimensi, yaitu menyimpang lebih besar atau lebih kecil dari return yang diharapkan. Dari sini muncul konsep ukuran
penyebaran yang dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh kemungkinan nilai yang akan kita peroleh menyimpang dari nilai yang diharapkan. Ukuran
ini dinyatakan dalam standar deviasi atau variance bentuk kuadrat dari standar deviasi yang merupakan ukuran untuk risiko total.
xxxvi Menurut Tandelilin 2001 dalam Huda dan Nasution 2007, dalam
analisis tradisional, risiko total dari berbagai asset keuangan bersumber dari: a. Interest rate risk. Risiko yang berasal dari variabilitas return akibat
perubahan tingkat suku bunga. Perubahan tingkat suku bunga ini berpengaruh negatif terhadap harga sekuritas.
b. Market risk. Risiko yang berasal dari variabilitas return karena fluktuasi dalam keseluruhan pasar sehingga berpengaruh terhadap semua sekuritas.
c. Inflation risk. Suatu factor yang mempengaruhi semua sekuritas adalah purchasing power risk.
Jika suku bungan naik, maka inflasi juga meningkat, karena lenders membutuhkan tambahan premium inflasi untuk
mengganti kerugian purchasing power. d. Business risk. Risiko yang ada karena melakukan bisnis pada industri
tertentu. e. Financial risk. Risiko yang timbul karena penggunaan leverage financial
oleh perusahaan. f. Liquidity risk. Risiko yang berhubungan dengan pasar sekunder tertentu di
mana sekuritas diperdagangkan. Suatu investasi jika dapat dibeli dan dijual dengan cepat tanpa perubahan harga yang signifikan, maka investasi
tersebut dikatakan liquid, demikian sebaliknya. g. Exchange rate risk. Risiko yang berasal dari variabilitas return sekuritas
karena fluktuasi kurs currency. h. Country risk. Risiko ini menyangkut politik suatu Negara sehingga
mengarah kepada political risk.
xxxvii Berbeda dengan analisis tradisional, analisis investasi modern membagi
risiko total menjadi dua bagian, yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis Husnan, 2001. Risiko tidak sistematis adalah risiko yang
disebabkan oleh faktor-faktor unik pada suatu sekuritas, dan dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi. Sedangkan risiko sistematis adalah risiko
yang disebabkan oleh factor-faktor makro yang mempengaruhi semua sekuritas sehingga tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi. Karena
sebagian risiko dapat dihilangkan dengan diversifikasi, yaitu risiko tidak sistematis unique risk, maka ukuran risiko dari suatu portofolio bukan lagi
standar deviasi risiko total, tetapi hanya risiko sistematis saja, yaitu risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan diversifikasi. Risiko tidak sistematis
adalah risiko yang timbul karena factor-faktor mikro yang ada pada perusahaan industri tertentu, sehingga pengaruhnya hanya terbatas pada
perusahaan atau industri tertentu. Faktor-faktor tersebut antara lain: struktur modal, struktur aktiva, tingkat likuiditas, ukuran perusahaan, serta kondisi dan
lingkungan kerja. Sedangkan risiko sistematis, yang tercermin dalam beta saham, merupakan risiko yang mempengaruhi semua perusahaan, karena
disebabkan oleh factor-faktor yang bersifat makro, seperti kondisi perekonomian, perubahan tingkat suku bunga, inflasi, kebijakan pajak dan
lain-lain. Faktor-faktor ini menyebabkan adanya kecenderungan semua saham untuk bergerak bersama, sehingga selalu ada dalam setiap tahun.
Pada umumnya seorang investor adalah risk averse. Oleh karena itu, mereka lebih memilih melakukan diversifikasi dalam portofolio investasinya
xxxviii guna mengurangi sebagian risiko yang harus ditanggungnya. Karena risiko
tidak sistematis dapat dihilangkan dengan diversifikasi, maka risiko sistematis beta menjadi relevan bagi investor.
Pengukuran Beta menggunakan persamaan dari market model dengan persamaan:
Ri = i + iRm + et,
dimana: Ri
: return sekuritas ke-i i
: Nilai ekspektasi dari return sekuritas yang independen terhadap return pasar
i : Beta yang merupakan koefisien yang mengukur
perubahan R
i
akibat dari perubahan R
m
sensitifitas perubahan return harian saham terhadap return pasar
Rm : Tingkat return dari indeks pasar return yang merupakan prosentase perubahan IHSG
et : Random error
Pengukuran Beta juga dapat menggunakan rumus:
ß = Cov r
i
, r
m
atau ß = r
i
- r
i
xr
m
- r
m
n-1 Var r
m
r
m
- r
m 2
n-1
Pemilihan market model karena secara teoritis model ini memiliki potensi untuk menghasilkan tes statistik yang lebih kuat dibandingkan model
statistik yang lebih sederhana mean adjusted atau market adjusted return. Varians dari return akan berkurang dengan menghilangkan bagian dari return
xxxix saham yang terkait dengan variasi return pasar, sehingga kemampuan model
untuk mendeteksi pengaruh event akan semakin baik. Kelebihan market model bergantung pada koefisien determinasi R
2
dari regresinya. Semakin tinggi koefisien determinasinya, pengurangan nilai varians dari return akan semakin
besar dan sebaliknya Kurniawan: 2000 dalam Daniati dan Suhairi: 2006.
C. Investasi Dalam Perspektif Syariah