Risiko Dalam Perspektif Syariah

xliii

D. Risiko Dalam Perspektif Syariah

Pada dasarnya bisnis memiliki risiko yang tinggi, akan tetapi memiliki keuntungan yang besar. Selama agama Islam mendukung ekonomi pasar bebas dan kompetisi terbuka, maka bisnis memiliki tingkat kompetisi yang akan meningkatkan risiko, akan tetapi juga akan menjanjikan keuntungan yang besar bagi orang-orang yang unggul dalam lapangan yang kompetitif ini. Hadits nabi menyatakan: “Tidak halal memberikan pinjaman dan penjualan, tidak halal menetapkan dua syarat dalam suatu jual beli, tidak halal keuntungan yang tidak ditanggung risikonya, dan tidak halal melakukan penjualan sesuatu yang tidak ada padamu” HR. Alkhomsah dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya dalam Huda dan Nasution, 2007. Secara literatur, gharar dalam bahasa Arab memiliki terjemah risiko, kadang juga merujuk pada ketidakpastian uncertainty. Ibnu Thaymiyah mendeskripsikan gharar sebagai “things with unknown fate” sehingga “selling such thing is maysir or gambling”. Al-Suwailem,1999 dalam Komariah, 2005. Bisnis adalah pengambilan risiko, karena risiko selalu terdapat dalam aktivitas ekonomi. Ditambah lagi adanya prinsip dasar, no risk no return. Prinsip ini membawa implikasi pada penolakan terhadap bunga dan juga sekuritas yang risk-free. Jika kemudian risiko ini secara sederhana disamakan dengan ketidakpastian uncertainty, dan ketidakpastian ini dianggap gharar dan dilarang, maka hal ini akan menjadi kerancuan tentang berbisnis. xliv Karenanya menjadi penting untuk melakukan upaya pembedaan dan penajaman pengertian gharar, risiko, atau ketidakpastian ini. Dalam literature keuangan dan investasi, risiko ini didefinisikan hampir sama saja dengan pengertian-pengertian di atas. Namun Van Deer Heidjen 1996 dalam Komariah 2005 berhasil mengidentifikasi dengan mengkategorikan uncertainty di mana menurutnya hasil masa depan yang memiliki ketidakpastian dapat digolongkan menjadi tiga yaitu risk, structural uncertainties, dan unknownables. Risk memiliki preseden histories dan dapat dilakukan estimasi probabilitas untuk tiap hasil yang mungkin muncul. Structural uncertainties adalah kemungkinan terjadinya suatu hasil bersifat unik, tidak memiliki preseden masa lalu, tetapi tetap terjadi dalam logika kausalitas. Kemudian yang terakhir unknownables menunjuk kejadian yang secara ekstrem kemunculannya tidak terbayangkan sebelumnya. Dengan demikian kasus gharar akan terjadi pada kasus terakhir yaitu unknownables Achsin, 2000 dalam Komariah, 2005. Sedangkan Al-Suwailem 1999 dalam Komariah 2005, membedakan risiko menjadi dua tipe yaitu risiko pasif seperti game of chance, yang hanya mengandalkan keberuntungan, dan tipe kedua adalah risiko responsive yang memungkinkan adanya distribusi probabilitas hasil keluaran dengan hubungan kausalitas yang logis. Kalau yang pertama dipersamakan dengan game of chance , yang kedua dapat diasosiasikan dengan game of skill. xlv Ketidak pastian secara instrinsik terdapat dalam setiap aktivitas ekonomi. Gharar dapat muncul pada kasus risk yang digolongkan Van Deer Heidjen, tetapi ketidakpastian terjadi tetap mengikuti suatu kausalitas atau sebab-sebab yang logis yang dapat mempengaruhi probabilitasnya. Ini berarti mencari keuntungan hanya dengan keberuntungan chance saja, seperti membeli lotre, menimbulkan delusi atau pengharapan yang salah dan sudah pasti merupakan transaksi gharar. Ada beberapa hadits Nabi yang menyatakan larangan gharar dalam transaksi: Abu Hurairah menjelaskan bahwa Rasulullah saw melarang jual beli al-Hishat menentukan barang yang dibeli dengan cara melempar batuspekulasi dan jual beli gharar tipuan . Riwayat jamaah ahli hadits kecuali Bukhari dalam Komariah, 2005. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa transaksi yang gharar dapat timbul karena dua sebab utama yaitu kurangnya informasi atau pengetahuan jahala, ignorance pada pihak yang melakukan kontrak, sehingga pihak yang melakukan kontrak tidak memiliki control atau skill dan penyebab yang lain adalah karena tidak adanya non-exist obyek.

E. Pasar Modal Syariah 1. Pengertian

Dokumen yang terkait

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Beta Saham Terhadap Return Saham Industri Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

0 32 110

Pengaruh Karakteristik Perusahaan Dan Ekonomi Makro Terhadap Return Saham Lq-45 Di Bursa Efek Indonesia

0 22 86

EFEK AKHIR PEKAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN KELOMPOK INDUSTRI MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 2 16

EFEK AKHIR PEKAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN KELOMPOK INDUSTRI MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 22 16

Pengaruh Nilai Tukar, Inflasi, Debt to Equity Ratio, Return on Asset dan Beta Saham terhadap Return Saham (Studi Empiris Pada Perusahaan LQ - 45 Di Bursa Efek Indonesia)

1 86 133

Analisis pengaruh indikator fundamental dan makro ekonomi terhadap beta saham : studi empiris pada PT.Bursa Efek Indonesia

0 4 124

PERBEDAAN PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN, KARAKTERISTIK INDUSTRI DAN MAKRO EKONOMI TERHADAP PERBEDAAN PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN, KARAKTERISTIK INDUSTRI DAN MAKRO EKONOMI TERHADAP RETURN SAHAM ANTARA BANK SYARIAH DAN NON SYARIAH DI INDONESIA.

0 2 11

PERBEDAAN PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN, KARAKTERISTIK INDUSTRI DAN MAKRO EKONOMI TERHADAP PERBEDAAN PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN, KARAKTERISTIK INDUSTRI DAN MAKRO EKONOMI TERHADAP RETURN SAHAM ANTARA BANK SYARIAH DAN NON SYARIAH DI INDONESIA

0 3 16

KAKPM-23. ANALISA EKONOMI MAKRO, INDUSTRI DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP BETA SAHAM SYARIAH

0 0 12

AKPM06. ANALISA KARAKTERISTIK PERUSAHAAN, INDUSTRI DAN EKONOMI MAKRO TERHADAP RETURN DAN BETA SAHAM SYARIAH DI BURSA EFEK JAKARTA

0 0 16