xxxix saham yang terkait dengan variasi return pasar, sehingga kemampuan model
untuk mendeteksi pengaruh event akan semakin baik. Kelebihan market model bergantung pada koefisien determinasi R
2
dari regresinya. Semakin tinggi koefisien determinasinya, pengurangan nilai varians dari return akan semakin
besar dan sebaliknya Kurniawan: 2000 dalam Daniati dan Suhairi: 2006.
C. Investasi Dalam Perspektif Syariah
Islam sebagai din yang komprehensif syumul dalam ajaran dan norma mengatur seluruh aktivitas manusia di segala bidang. Investasi sebagai salah
satu bagian dari aktivitas perekonomian tidak dapat mengabaikan aspek postulat, konsep, serta diskursus yang menjadi background dalam
pembentukan sebuah pengetahuan yang memiliki multidimensi yang mendasar dan mendalam. Islam sangat menjunjung tinggi pengetahuan yang
memiliki gradasi tadrij, dari tahapan diskursus ‘ilmu al yaqin, implementasi ‘ain al yaqin, serta hakikat akan sebuah ilmu haqq al yaqin
Huda dan Nasution, 2007:17. Investasi merupakan salah satu ajaran dari konsep Islam yang memenuhi
proses tadrij. Hal tersebut dapat dibuktikan bahwa konsep investasi selain sebagai pengetahuan juga bernuansa spiritual karena menggunakan norma
syariah, sekaligus merupakan hakikat dari sebuah ilmu dan amal. Oleh karenanya investasi sangat dianjurkan bagi setiap muslim. Hal tersebut
dijelaskan dalam firman Allah yang artinya:
xl “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memerhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok akhirat, dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan” al Hasyr : 18. Arti “hendaklah setiap diri memerhatikan apa yang telah diperbuatnya
untuk hari esok akhirat” ditafsirkan dengan: “hitung dan instropeksilah diri
kalian sebelum diinstropeksi dan lihatlah apa yang telah kalian simpan invest untuk diri kalian dari amal saleh after here investment sebagai
bekal kalian menuju hari perhitungan amal pada hari kiamat untuk keselamatan diri di depan Allah”
Katsir, 2000 dalam Huda dan Nasution, 2007:18. Demikian Allah memerintahkan kepada seluruh hamba-Nya yang
beriman untuk melakukan investasi akhirat dengan melakukan amal saleh sejak dini sebagai bekal untuk menghadapi hari perhitungan.
Beberapa prinsip dasar transaksi menurut syariah Islam dalam investasi keuangan yang ditawarkan menurut Pontjowinoto 2003 dalam Huda dan
Nasution 2007:23 sebagai berikut: • Transaksi dilakukan atas harta yang memberikan nilai manfaat dan
menghindari setiap transaksi yang zalim. Setiap transaksi yang memberikan manfaat akan dilakukan bagi hasil.
• Uang sebagai alat penukaran bukan komoditas perdagangan di mana fungsinya adalah sebagai alat pertukaran nilai yang menggambarkan daya
beli suatu barang atau harta. Sedangkan manfaat atau keuntungan yang
xli ditimbulkannya berdasarkan atas pemakaian barang atau harta yang dibeli
dengan uang tersebut. • Setiap transaksi harus transparan, tidak menimbulkan kerugian atau unsure
penipuan di salah satu pihak baik secara sengaja maupun tidak sengaja. • Risiko yang mungkin timbul harus dikelola sehingga tidak menimbulkan
risiko yang besar atau melebihi kemampuan menanggung risiko. • Dalam Islam setiap transaksi yang mengharapkan hasil harus bersedia
menanggung risiko. • Manajemen yang diterapkan adalah manajemen islami yang tidak
mengandung unsur spekulatif dan menghormati hak asasi manusia serta menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Agama Islam juga sangat menganjurkan usaha kerjasama dalam setiap aktivitas yang menguntungkan. Allah SWT menganjurkan terhadap semua
bentuk aktivitas bisnis. Dengan mendukung aktivitas bisnis, Allah SWT juga berarti mendukung upaya-upaya pencarian dan pengumpulan kekayaan.
Diantara ayat-ayat
Al-Quran yang
penting dan
secara langsung
menggambarkan dunia bisnis sebagai wilayah yang menguntungkan yaitu yang artinya:
“padahal Allah SWT telah menghalakan jual beli dan mengharamkan riba…” QS Al-Baqarah 2:275
“… kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu…” QS An-Nisa’ 4:29
xlii Nabi Muhammad saw juga berkali-kali mengatakan bahwa bisnis adalah
aktivitas yang diberkahi. Salah satu contoh sabdanya sebagai berikut: “Para pedagang yang jujur akan mendapat perlindungan dari Allah SWT di
hari pembalasan nanti.” HR Dhailani. Islam mendorong masyarakat kearah usaha nyata dan produktif yaitu
melakukan investasi dan melarang membungakan uang. Lebih lanjut Islam memberikan dorongan untuk melakukan investasi dengan jumlah yang lebih
besar dan lebih banyak dari motivasi konvensional. Bila secara konvensional terdapat motif profit-taking dan inflasi, dalam syariah Islam disamping dua hal
tersebut ditambah dengan adanya kewajiban zakat dan larangan mendiamkan asset. Setiap harta ada zakatnya, dimana jika harta tersebut didiamkan lambat
laun akan habis termakan zakatnya. Hal ini akan mendorong setiap muslim untuk menginvestasikan hartanya karena harta yang diinvestasikan tidak
dikenakan zakat kecuali keuntungannya saja. Dalam Al-Quran Allah SWT menegaskan yang artinya:
“…dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak baik sebagai komoditi maupun mata uang dan tidak menyalurkannya di jalan Allah, maka
beritahukanlah kepada mereka bahwa mereka akan mendapat siksa yang pedih, pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka jahanam, lalu
dibakar dengannya dahi mereka, lambung, dan punggung mereka, ‘inilah harta benda kalian yang kalian simpan untuk diri kalian sendiri maka
rasakanlah sekarang akibat dari apa yang kalian simpan itu.” QS At-
Taubah ayat 34-35.
xliii
D. Risiko Dalam Perspektif Syariah