2.4 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Gizi Lebih
2.4.1 Karakteristik Anak Pra Sekolah
Menurut Dunne 2002, overweight gizi lebih adalah kondisi seseorang dengan berat badan melebihi 20 dari berat badan ideal. Pada
tahun 2010 prevalensi kegemukan secara nasional di Indonesia mencapai 14,0 Riskesdas, 2010.
Karakteristik anak seperti umur dan jenis kelamin mempunyai partisipasi dalam aktivitas fisik termasuk olahraga dan mempengaruhi
manfaat yang berbeda pada pemeliharaan status berat badan yang sehat. Penelitian mengatakan, anak laki-laki lebih aktif dan lebih sehat daripada
anak perempuan Davidson dan Birch, 2001. Masa pra sekolah adalah masa bagi anak mempunyai keasyikan
tersendiri dalam bermain sebagai cara untuk mengenal dunia sekitar dan mengembangkan seluruh potensinya. Jika orang tua tidak memperhatikan
jadwal makan anak, bisa jadi setelah anak kelelahan karena bermain seharian baru minta makan. Padahal masa- masa balita cukup rawan karena
pertumbuhan dan perkembangannya akan menentukan perkembangan fisik dan mental anak di usia remaja dan ketika dewasa Kurniasih dkk, 2010.
2.4.1.1 Umur
Berdasarkan hasil penelitian oleh Nelson 2001 pada anak sekolah bahwa anak yang berumur 3-4 tahun memiliki prevalensi
gizi lebih besar 44 dibandingkan dengan anak yang berusia dua tahun yaitu 31.
Davidson dan Birch 2001 mengatakan bahwa semakin bertambahnya usia, maka penurunan aktivitas fisik semakin terlihat.
Menurunnya aktivitas fisik ini dimungkinkan dapat dijelaskan dengan adanya masa pubertas pada remaja, perubahan emosional
dan sosial. Hal ini lah yang pada akhirnya mendukung terjadinya peningkatan kasus gizi lebih pada anak-anak dan remaja.
2.4.1.2 Jenis Kelamin
Anggraini 2008 hasil penelitiannya di Kota Bogor mengenai obesitas pada anak TK menunjukkan bahwa obesitas
cenderung terjadi pada anak laki-laki 58.7 dibandingkan pada anak perempuan 38.9. Penelitian lainnya juga menunjukkan
bahwa obesitas cenderung terjadi pada laki-laki Partiwi, 2011. Nelson 2001 mengatakan ada hubungan antara jenis kelamin
dengan status gizi. Sedangkan menurut Australian Institute of Helath and Welfare AIHW 2003 dalam News South Wales
NSW Centre 2005 laki-laki lebih berpotensi untuk mengalami gizi lebih dibandingkan perempuan.
Sedangkan menurut Davidson dan Birch 2001, perempuan lebih berisiko untuk mengalami obesitas dibandingkan dengan anak
laki-laki terutama pada anak yang salah satu atau lebih orangtuanya mengalami obesitas sehingga kerentanan untuk naiknya berat badan
lebih besar.
Menurut WHO 2000, perempuan cenderung mengalami peningkatan penyimpanan lemak. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perempuan cenderung mengonsumsi sumber karbohidrat yang lebih kuat sebelum masa pubertas, sementara laki-laki lebih
cenderung mengonsumsi makanan yang kaya protein. Tetapi penelitian yang dilakukan oleh Proper, Cerin, Brown, dan Owen
2006 menyatakan bahwa laki-laki secara signifikan lebih berkemungkinan untuk menjadi overweight atau obesitas daripada
wanita, karena laki-laki cenderung untuk menghabiskan lebih banyak waktu untuk santai pada saat akhir minggu atau waktu
senggang.
2.4.2 Ketidakseimbangan Energi