60
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini memiliki keterbatasan baik yang murni dari peneliti maupun dari metode yang digunakan dan keadaan di luar kemampuan peneliti. Adapun
keterbatasan yang ada pada penelitian ini yaitu: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, yaitu penelitian yang
dilakukan pada saat ini dengan pengambilan data dependen dan independen dalam waktu yang bersamaan. Metode ini tidak dapat digunakan untuk melihat
masalah kausalitas terjadinya gizi lebih pada anak pra sekolah. Tidak diketahui faktor-faktor yang mana yang lebih dulu atau yang paling utama menyebabkan
terjadinya gizi lebih
6.2 Gambaran Status Gizi Lebih pada Anak Pra Sekolah di TK Salman ITB
Tahun 2013
Anak merupakan aset bangsa yang akan menentukan masa suatu negara pada masa yang akan datang. Pertumbuhan anak dimulai dari bayi, balita, remaja
hingga dewasa. Dalam tingkatan itu perlu bagi orang tua untuk selalu memperhatikan kesehatan anaknya termasuk asupan terutama pada anak balita.
Gizi pada masa ini akan mempengaruhi gizi saat dewasa. Kebiasaan pola makan yang baik dari orang tua akan diikuti oleh anak. Kebutuhan gizi anak harusnya
lebih diperhatikan juga saat anak mulai memasuki dunia pendidikan, play group dan TK. Anak-anak dengan usia 3-6 tahun yang masuk dalam taman kanak-
kanak disebut dengan anak pra sekolah. Salah satu masalah gizi yang mengenai anak pra sekolah adalah status gizi lebih.
Status gizi lebih atau kegemukan pada anak memang cukup tinggi. Status gizi lebih pada anak pra sekolah di TK Salman ITB sebanyak 16,1. Persentase
ini sudah masuk ke dalam masalah kesehatan masyarakat yaitu minimal 15 WHO, 2000. Persentase yang ditemukan pada penelitian ini lebih rendah dari
pada saat dilakukannya studi pendahuluan 21,4. Hal ini terjadi karena responden pada saat ini berbeda dengan responden saat dilakukannya studi
pendahuluan. Responden pada penelitian ini adalah siswa tahun ajaran 20132014 sedangkan responden saat studi pendahuluan adalah siswa tahun
ajaran 20122013. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa orang tua responden dengan status
gizi lebih sebesar 35,7. Ditemukan juga besarnya persen asupan lemak yang dinilai dengan melakukan recall sebanyak dua kali menunjukkan bahwa
sebanyak 85,7 responden memiliki persen asupan lemak yang berlebih 25 dari energi total. Perilaku mengkonsumsi lemak dalam jumlah yang berlebih ini
jika terus dibiarkan akan menyebabkan berbagai penyakit seperti depresi, penyakit jantung, diabetes mellitus tipe dua dan masalah kesehatan lainnya
Devi, 2012. Oleh karena itu perilaku ini perlu dihentikan agar masalah kesehatan yang
terjadi akibat dari konsumsi lemak berlebih dapat diatasi. Cara yang bisa digunakan untuk mengatasi perilaku ini adalah dengan mengubah pola konsumsi
dengan menambahkan buah dan sayur pada menu makan anak sehingga lemak
dapat dimetabolisme menjadi energi dan tidak langsung disimpan dalam bentuk lemak.
6.3 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Lebih