Ruang Lingkup Bidang Usaha Peralatan

Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints TOC Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009. obat nyamuk bakar Baygon dan Mosfly yang berkedudukan di Medan, dan satu perusahaan yang menjadi distributor tunggal untuk seluruh produk Bayer Company di Indonesia adalah PT. Ultramos Jaya. Perusahaan Bayer ini mendekatkan diri di bidang farmasi dan insektisida yang bersifat Costumer Care. Setahun setelah berdirinya PT. Inti Kimiatama Perkasa, tepatnya pada akhir tahun 2002 terjadi peralihan dan penjualan bisnis dari Bayer Company ke SC Johnson, dan PT. Inti Kimiatama Perkasa yang semula di bawah pengawasan Bayer Co., kemudian beralih di bawah pengawasan SC. Johnson, Amerika. SC Johnson dalam memproduksi mendekatkan diri pada sistem CC Customer Care. Hampir 70 negara dikuasai oleh SC. Johnson baik benua Amerika maupun Eropa. Saat ini SC.Johnson sedang meningkatkan market share-nya di Asia termasuk Indonesia. Banyak produk Costumer Care yang telah diproduksi oleh SC. Johnson dan permintaan terhadap produk Costumer Care milik SC. Johnson sangat tinggi. Hal ini terbukti dengan banyaknya produk Johnson di pasaran. Setelah pengambilalihan oleh SC. Johnson, PT. Inti Kimiatama Perkasa mengalami masa transisi selama enam bulan sebelum benar-benar dikendalikan oleh SC. Johnson, dan pertengahan Juni 2003 resmi dipegang oleh SC. Johnson.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Inti Kimiatama Perkasa mempunyai aktivitas di bidang industri pembuatan obat nyamuk. Produk yang dihasilkan perusahaan hanya berupa obat nyamuk bakar. Akan tetapi dalam produksinya tidak hanya terbatas pada satu Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints TOC Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009. merek dagang saja. Perusahaan memproduksi obat nyamuk bakar merek Baygon dan Raid, yang merupakan merek yang berada di bawah lisensi SC. Johnson. Produk yang dihasilkan oleh perusahaan sebagian besar dipasarkan untuk wilayah Sumatera, sedangkan untuk wilayah Indonesia lainnya di produksi oleh perusahaan sejenis di Pulau Jawa.

2.3. Organisasi dan Manajemen

Sebuah perusahaan akan berjalan dengan lancar apabila adanya sistem organisasi dan manajemen yang baik dan terpadu. Semua kegiatan dalam perusahaan akan dikonsep hubungannya dalam sebuah organisasi dan cara pelaksanaan kegiatan tersebut diatur dalam manajemennya, dimana setiap kegiatan mempunyai target-target yang harus dicapai. Organisasi adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan tertentu dan diantara mereka dilakukan pembagian tugas untuk pencapaian tujuan tersebut. Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2.3.1. Struktur Organisasi

Perusahaan yang terdiri dari beberapa bagian aktivitas yang berbeda harus dikoordinasikan sedemikian rupa sehingga dapat mencapai target dan sasaran perusahaan dengan kondisi efisiensi yang tinggi. Dalam hal pengorganisasian dari bagian yang berbeda diperlukan suatu struktur organisasi yang dapat Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints TOC Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009. mempersatukan sumber daya dengan cara yang teratur. Dengan adanya strukutur organisasi juga diharapkan dapat diarahkan orang-orang yang berbeda dalam organisasi tersebut kepada keadaan sedemikian rupa sehingga mereka dapat dengan baik melaksanakan aktivitas yang mendukung tercapainya sasaran perusahaan di samping melaksanakan aktivitas masing-masing. Suatu struktur organisasi yang baik adalah struktur organisasi yang fleksibel dalam arti hidup, berkembang, bergerak sesuai dengan kondisi yang sedang dihadapi perusahaan. PT. Inti Kimiatama Perkasa dalam kegiatan operasionalnya dikepalai oleh seorang Plan Manager yang membawahi beberapa departemen. Dalam melaksanakan kegiatan perusahaan, PT. Inti Kimiatama Perkasa menggunakan struktur organisasi yang disusun sedemikian rupa sehingga jelas terlihat batas- batas tugas, wewenang dan tanggung jawab dari setiap personil dalam organisasi. Dengan demikian diharapkan adanya suatu kejelasan arah dan koordinasi untuk mencapai tujuan perusahaan dan masing-masing pegawai mengetahui dengan jelas dari mana perintah datang dan kepada siapa harus mempertanggungjawabkan hasil pekerjaannya. Struktur organisasi yang digunakan oleh perusahaan adalah fungsional- staff, dimana wewenang dari pucuk pimpinan dilimpahkan kepada satuan-satuan di bawahnya dalam bidang kerja tertentu. Pimpinan satuan di tiap bidang dapat memerintah dan meminta pertanggungjawaban dari semua pimpinan satuan pelaksana yang ada sepanjang menyangkut bidang kerjanya. Struktur organisasi PT. Inti Kimiatama Perkasa dapat dilihat pada gambar 2.1. Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints TOC Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.

2.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

Dalam menjalankan suatu organisasi diperlukan personil-personil yang menduduk i jabatan tertentu dalam organisasi tersebut, dimana masing-masing personil diberi tugas dan tanggung jawab sesuai dengan jabatannya. Adapun uraian tugas dan tanggung jawab pada PT. Inti Kimiatama Perkasa adalah sebagai berikut: 1. Direktur, tugasnya adalah menentukan semua kebijakan dan peraturan, menyusun rencana kerja perusahaan baik yang menyangkut perencanaan dan pengawasan produksi, ekspansi perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjang serta merupakan pimpinan yang bertanggung jawab ke dalam maupun keluar dan membuat tender transaksi dengan perusahaan lain. 2. Plan Manager, tugasnya adalah memimpin dan mengawasi semua kegiatan usaha perusahaan dalam merencanakan, mengatur, mengkoordinasikan dan mengendalikan seluruh proses produksi. 3. Secretary Plan Manager, tugasnya adalah memberikan saran kepada Plan Manager tentang kebijakan-kebijakan perusahaan dan membantu Plan Manager dalam menyiapkan berkas-berkas atau membantu apa yang dibutuhkan oleh Plan Manager dalam merencanakan, mengkoordinasikan dan jalannya produksi. 4. Accounting, tugasnya adalah bertanggung jawab terhadap lalu lintas keuangan di perusahaan, mencatat pengeluaran dan pemasukan uang, membuat bukti pemasukan dan pengeluaran uang, membuat laporan keuangan tahunan Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints TOC Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009. perusahaan, dan bertanggung jawab langsung kepada Technical Advisor dan kepada PT. Johnson Home Higine Product JHHP. 5. Human Resource Manager, tugasnya adalah merencanakan kebutuhan tenaga kerja, merencanakan peningkatan skill karyawan serta mengatur absensi, cuti karyawan, mengeluarkan surat pengangkatan dan pemberhentian, serta mengatur semua keluar masuknya surat perusahaan. Disamping itu, bagian HRD langsung berhubungan dengan kantor pusat di Jakarta. 6. Production Manager, tugasnya adalah merencanakan produksi serta mengkoordinasikan dan mengawasi jalannya produksi sesuai dengan jadwal produksi yang telah ditetapkan. Dalam melaksanakan tugasnya, production manager dibantu oleh sekretaris dan asisten manager. 7. Maintenance Manager, tugasnya adalah memimpin, merencanakan, serta mengkoordinasikan kegiatan pelaksanaan pemeliharaan perawatan, perbaikan mesin dan mengatur semua kebutuhan peralatan termasuk spare part mesin yang dibutuhkan dalam proses produksi sehingga tidak mengganggu jalannya proses produksi. 8. Quality Control Manager, tugasnya adalah merencanakan, memimpin dan mengkoordinasikan standard kualitas produk yang dihasilkan, menentukan produk yang sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan, bertanggung jawab atas analisa dan keputusan untuk menerima atau menolak produk. Dalam menjalankan tugasnya, quality control dibantu oleh supervisor dan analyzer yang bertugas di laboratorium untuk melakukan pengujian yang bersifat fisik dan kimiawi. Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints TOC Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009. 9. Logistic Manager, tugasnya adalah melaksanakan pengawasan terhadap persediaan bahan baku maupun produk jadi, merencanakan persediaan terhadap bahan baku, menerima dan menyimpan bahan baku, dan mengatur keluarnya barang jadi yang ada di gudang, serta mengawasi dan mengatur keberadaan bahan-bahan yang ada di gudang. 10. SHE General Service Manager, tugasnya adalah merencanakan seluruh keperluan yang dibutuhkan untuk kelangsungan proses produksi, membuat daftar inventaris alat-alat di bagian produksi serta menyediakan bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk proses produksi. 11. Plant Data Coordinator, tugasnya adalah mengontrol dan mengkoordinir hal- hal yang berkaitan dengan operasional pabrik dan data entry system. 12. Plant Admin. Manager, tugasnya adalah memimpin, merencanakan dan mengawasi seluruh keperluan yang dibutuhkan untuk pengembangan sistem teknologi informasi di perusahaan. 13. Purchasing Assisten, tugasnya adalah merencanakan dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pembelian bahan baku dari pihak vendor dan penawaran produk jadi kepada pihak distributor.

2.3.3. Tenaga Kerja dan Jam Kerja

2.3.3.1.Tenaga Kerja Penggolongan tenaga kerja yang dilakukan oleh PT. Inti Kimiatama Perkasa terbagi atas dua bagian yang terdiri dari: Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints TOC Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009. 1. Karyawan tetap, dimana karyawan langsung terlibat dalam proses produksi di pabrik. 2. Karyawan kontrak, dimana karyawan memakai sistem kontrak. Karyawan dikontrak perusahaan dalam jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan dengan pihak perusahaan apabila pabrik harus meningkatkan produktivitasnya untuk mencapai target perusahaan. Secara keseluruhan jumlah tenaga kerja di PT. Inti Kimiatama Perkasa dapat dilihat pada tabel 2.1. Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Inti Kimiatama Perkasa No Jabatan Jumlah Orang 1 Direktur 1 2 Plan Manager 1 3 Secretary Plan Manager 1 4 Accounting 1 5 HRD Manager 1 6 Production Manager 1 7 Maintenance Manager 1 8 Quality Control Manager 1 9 Logistic Manager 1 10 SHE General Service 1 11 Plant Data Coordinator 1 12 Plant Admin. Manager 1 13 Purchasing Assisten 1 14 Karyawan Akuntansi dan Keuangan 1 15 Karyawan HRD 3 16 Karyawan Produksi 216 17 Karyawan Teknik 44 Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints TOC Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009. Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Inti Kimiatama Perkasa Lanjutan No Jabatan Jumlah Orang 18 Karyawan QC 22 19 Karyawan Logistik 19 20 Karyawan Purchasing 2 21 Karyawan Plant Admin. 1 22 Karyawan Packing 213 Total 534 Sumber: PT. Inti Kimiatama Perkasa 2.3.3.2.Jam Kerja Ketentuan jam kerja pada PT. Inti Kimiatama Perkasa terbagi atas: a. Karyawan Bagian Kantor Hari kerja karyawan bagian kantor adalah hari Senin sampai Jumat yang terdiri dari satu shift kerja, dengan jam kerja sebagai berikut: Pukul 09.00 – 12.00 WIB Kerja Aktif Pukul 12.00 – 13.00 WIB Istirahat Pukul 13.00 – 17.00 WIB Kerja Aktif b. Karyawan Bagian Pabrik Hari kerja karyawan pabrik adalah hari Senin sampai Sabtu yang terdiri dari tiga shift kerja, dengan jam kerja sebagai berikut: Shift Pertama Pukul 07.00 – 11.00 WIB Kerja Aktif Pukul 11.00 – 12.00 WIB Istirahat Pukul 12.00 – 15.00 WIB Kerja Aktif Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints TOC Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009. Shift Kedua Pukul 15.00 – 19.00 WIB Kerja Aktif Pukul 19.00 – 20.00 WIB Istirahat Pukul 20.00 – 23.00 WIB Kerja Aktif Shift Ketiga Pukul 23.00 – 03.00 WIB Kerja Aktif Pukul 03.00 – 04.00 WIB Istirahat Pukul 04.00 – 07.00 WIB Kerja Aktif

2.3.4. Sistem Pengupahan dan Jaminan Sosial

Pada PT. Inti Kimiatama Perkasa, sistem pengupahan yang berlaku di perusahaan didasarkan pada golongan dan masa kerja tenaga kerja. Sistem pengupahan pada perusahaan dapat digolongkan menjadi dua bagian berdasarkan status dari karyawan atau pegawai dalam perusahaan. Adapun pembagian status tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pegawai Tetap Status pegawai tetap staff adalah apabila pegawai tersebut diangkat oleh perusahaan, sehingga mereka menerima gaji bulanan dan fasilitas-fasilitas lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 2. Pegawai Kontrak Pegawai kontrak adalah pegawai yang bekerja pada perusahaan tanpa terlebih dahulu diangkat oleh perusahaan sebagai karyawannya. Tenaga kerja kontrak diberi upah setiap awal bulan. Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints TOC Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009. Selain upah resmi, perusahaan juga memberikan upah yang dapat berupa: a. Upah lembur, yaitu upah yang diberikan apabila karyawan bekerja melebihi jam kerja perusahaan yang telah ditentukan. Upah lembur per jam diberikan minimal sebesar 2 kali upah pokok per jam. b. Tunjangan jabatan bonus, yaitu sebagai pelengkap gaji pokok, mengingat adanya pekerjaan-pekerjaan yang memegang peranan dan tanggungjawab serta tuntutan khusus. c. Tunjangan Hari Raya THR, yaitu tambahan minimal satu bulan gaji karyawan yang mempunyai masa kerja lebih dari 1 satu tahun. d. Tunjangan selama sakit, yaitu karyawan dalam perawatan sakit dan tidak dapat bekerja yang dinyatakan dengan surat keterangan dokter.

2.4. Proses Produksi

2.4.1. Bahan Produksi

2.4.1.1.Bahan Baku Bahan baku adalah bahan utama dalam proses produksi dimana sifat dan bentuknya akan mengalami perubahan. Bahan ini langsung ikut dalam proses produksi hingga menjadi produk akhir. Adapun bahan baku yang digunakan dalam pembuatan obat nyamuk bakar Baygon adalah: 1. Tepung batok coconut powder Tepung terbuat dari batok kelapa yang sudah melalui proses penggilingan dan penyaringan. Tepung batok berfungsi sebagai media rambat api. Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints TOC Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009. 2. Tepung kayu wood powder Tepung kayu yang digunakan merupakan tepung hasil penggilingan kayu jati. Tepung ini berfungsi sebagai penghalus dan pelicin permukaan Double Coil. 3. Tepung lengket glue powder Tepung lengket merupakan bahan yang didapat dari kulit kayu medang yang telah dihaluskan. Tepung ini berfungsi sebagai untuk melengketkan adonan. 4. Ampas tepung kanji starch powder atau disebut tepung onggok. Tepung onggok berfungsi untuk melengketkan adonan dan menciptakan kelenturan kekerasan dari obat nyamuk. 2.4.1.2.Bahan Tambahan Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan ke dalam produksi sehingga dapat meningkatkan mutu dan kualitas secara lebih baik dimana bahan tambahan ini tidak bisa dibedakan secara jelas dalam produk akhir. Bahan tambahan yang digunakan antara lain : 1. Transfultrin Merupakan zat racun pada Baygon bakar yang menjadi komponen penting untuk mengusir dan membunuh serangga. Kadar yang dikandung pada obat nyamuk bakar berkisar ± 0.03. 2. Sodium Benzoat NaC 6 H 5 Merupakan zat pengawet pada obat nyamuk bakar, yang tujuannya adalah agar obat nyamuk bisa tahan lama terhadap serangan jamur. Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints TOC Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009. 3. Pewarna Merupakan zat warna pada produk. 4. Parfum Baygon Merupakan zat pewangi yang memberikan aroma harum pada obat nyamuk. 5. Talcum Powder Merupakan bahan yang berfungsi sebagai penghalus permukaan double coil. 2.4.1.3.Bahan Penolong dan Bahan Pendukung Dalam proses pembuatan obat nyamuk bakar, selain bahan baku dan bahan tambahan juga diperlukan bahan penolong dan pendukung. Bahan penolong yang digunakan adalah air sebagai bahan pencampur pada unit formulasi untuk membuat suatu adonan. Air dicampur bersamaan dengan pencampuran bahan tambahan pada unit formulasi dan mixing. Selain itu, air juga digunakan untuk pemasakan tepung onggok dan juga dipakai untuk proses pembentukan lembaran sebelum masuk ke unit stamping. Bahan pendukung adalah bahan yang digunakan secara tidak langsung dalam produk dan bukan merupakan komposisi produk, tetapi digunakan sebagai pelengkap produk. Adapun bahan pendukung yang digunakan adalah film plastik pembungkus, coil holder berupa penyangga obat nyamuk yang berupa lempengan metal sejenis seng yang telah dibentuk sedemikian rupa, folding box yang digunakan untuk mengepak double coil yang telah dibungkus dengan film, master box sebagai kemasan luar dari produk obat nyamuk, dan seal tape yang merupakan perekat pada karton. Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints TOC Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009.

2.4.2. Uraian Proses Produksi

Secara umum proses pembuatan obat nyamuk bakar melalui beberapa tahapan atau unit-unit yaitu: 1. Unit Formulasi dan Mixing Pada unit formulasi dan mixing, komposisi pencampuran bahan baku ditentukan untuk satu batch produksi, kecuali untuk bahan baku yang cair liquid yang merupakan bahan tambahan. Adapun proses dalam unit formulasi dan mixing adalah: a. Pencampuran liquid yang dilakukan di dalam tangki yang terpisah. Pencampuran liquid dibuat untuk pemakaian 18 batch yang nantinya dipisahkan dengan menggunakan pompa untuk penggunaan 1 batch. b. Semua tepung kecuali tepung onggok disatukan sesuai komposisi masing- masing dalam mixing machine. Sementara itu, tepung onggok dimasak dengan air panas pada temperatur ±100 C. Selanjutnya tepung dimasukkan ke dalam tangki mixing machine yang telah terisi dengan campuran tepung tepung batok, tepung kayu, tepung lengket, talcum powder, sodium benzoat dan berikutnya liquid cairan kimia yang telah dipisahkan untuk satu batch juga dimasukkan ke dalam mixing machine. c. Semua campuran tepung dan liquid yang telah masuk ke dalam mixing machine diaduk selama 17 menit untuk membentuk suatu padatan yang disebut dengan adonan. d. Adonan yang telah terbentuk kemudian dikeluarkan dan ditampung dengan menggunakan trolley. Trolley yang digunakan untuk seluruh adonan sebanyak Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints TOC Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009. 15 trolley. Selanjutnya trolley yang berisi adonan dibawa ke unit stamping machine. 2. Unit Stampng Machine Adonan hasil pencampuran pada unit formulasi dan mixing selanjutnya dimasukkan ke dalam suatu wadah yang disebut crusher machine. Kemudian dibawa oleh konveyor ke extruder. Pada extruder terdapat screw penyorong dimana bahan atau adonan kemudian dipress oleh screw tersebut, sehingga keluar dari kepala nozzle dalam bentuk lembaran setebal 3-5 mm, dan dipotong dengan panjang lembaran ± 90 cm untuk 7 coil oleh mesin potong. Lembaran-lembaran yang dihasilkan diletakkan di atas rotary table untuk kemudian dicetak. Mesin cetaknya berbentuk spiral yang disebut dengan mould, dimana ukuran mould tergantung pada ukuran obat nyamuk yang akan diproduksi yaitu ukuran standard atau ukuran jumbo. Untuk sekali pencetakan pada lembaran, dicetak menjadi 7 coil untuk ukuran standard atau 6 coil untuk ukuran jumbo. Kecepatan pencetakan berkisar antara 21-24 stroke hentakan per menit. Hasil pencetakan ditampung di loyang yang disebut dengan tray dan secara manual coil diperiksa apakah coil memenuhi standard, karena hanya hasil cetakan yang sempurna yang akan masuk ke proses berikutnya. Coil juga mengalami penimbangan berat dimana toleransi berat antara 41- 43 gr untuk ukuran standard dan 52 – 54 gr untuk ukuran jumbo, dengan kadar air ± 45. Selanjutnya coil dibawa ke oven untuk proses berikutnya. Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints TOC Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009. 3. Unit Drying Pada unit drying, coil mengalami pemanasan yang bertujuan untuk menurunkan kadar air coil hingga mencapai kadar moisture yang sesuai 6-9. Lamanya proses pengeringan ± 165 menit dengan temperatur 55 C-65 C. Di dalam oven, coil bergerak secara vertikal dan horizontal, karena di oven terdapat lintasan yang harus dilalui coil dari atas ke bawah. Setelah loyang large tray yang berisi coil keluar dari oven, maka setiap coil kembali diperiksa oleh bagian quality control dan diambil sampel secara random untuk diuji kesesuaian spesifikasinya dengan standard yang telah ditetapkan. Pengujian yang dilakukan berupa warna, bentuk, ukuran dimensi, jam bakar, kadar air, ketebalan, berat, kelenturan dan kekerasan. Untuk menuju tahap berikutnya harus menunggu ± 8 jam, karena adanya uji terhadap jam bakar terhadap obat nyamuk bakar tersebut. Hasil dari bagian mutu terhadap hasil akhir coil ini, ada 2 kemungkinan yaitu: a. Pending Pending disini lihat kesalahannya untuk kemudian diolah kembali. b. Reject Jika terdapat kesalahan yang tidak bisa ditolerir lagi biasanya untuk komposisi dan dimusnahkan, biasanya dilakukan per batch. Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints TOC Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009. 4. Unit Finishing Setelah mengalami pengujian kelayakan produk obat nyamuk bakar Baygon untuk dipasarkan oleh bagian quality control, maka untuk tahap akhir produksi dilakukan pengemasan produk finishing. Pada unit finishing terdapat dua bagian, yaitu: 1. Wrapping Coil yang telah lulus uji di bagian QC, disusun sedemikian rupa sehingga memudahkan untuk proses raping. Pada proses ini dilakukan oleh mesin wrapping dengan kondisi coil sudah disusun berikut holdernya. Kecepatan maksimal dari mesin adalah 180 bksmnt. Walaupun demikian kecepatan tersebut bisa diatur tergantung banyaknya jumlah produk yang akan dikerjakan. Coil dibungkus dengan plastik yang disebut film. 2. Packaging Pada tahap packaging setiap coil yang sudah dibungkus oleh mesin wrapping, langsung dikemas ke dalam kotak-kotak kemasan yang disebut dengan folding box. Kemudian dimuat kembali ke dalam master box dan akhirnya dikirim ke bagian penyimpanan.

2.4.3. Mesin dan Peralatan

2.4.3.1. Mesin

Mesin yang digunakan untuk proses produksi di PT. Inti Kimiatama Perkasa dapat dilihat pada Tabel 2.2: Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints TOC Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009. Tabel 2.2. Mesin-Mesin yang Digunakan di PT. Inti Kimiatama Perkasa No Nama Mesin Fungsi Kapasitas Jumlah unit Power 1 Mixer Onggok Memasak tepung onggok ± 180 kg 2 30 HP, 60 Hz, 380 V, 3 phase, 1500rpm 2 Mixer Tepung Mengaduk dan mencampur seluruh bahan baku dan tambahan ± 980 kg 2 40 HP, 60 Hz, 380 V, 3 phase, 1500rpm 3 Mixer Kimia Mengaduk dan mencampur seluruh bahan kimia ± 180 ltr 2 7,5 HP, 60 Hz, 380 V, 3 phase, 1500rpm 4 Mesin Crusher Menghancurkan adonan untuk dapat masuk ke conveyor ± 200 kg 15 3 HP, 60 Hz, 380 V, 3 phase, 1500rpm 5 Mesin Extruder Membentuk adonan menjadi lempengan ± 30 kgmenit 15 3 HP, 60 Hz, 380 V, 3 phase, 1500rpm 6 Mesin Stamping Mencetak lempengan menjadi double coil dC ± 9660 dCjam 15 5 HP, 60 Hz, 380 V, 3 phase, 1500rpm 7 Oven Menurunkan kadar air dC ± 9660 dCjam 15 30 HP, 60 Hz, 380 V, 3 phase, 1500rpm 8 Wrapping Pengemasan dC dengan plastik ± 97 pcsjam 5 3 HP, 60 Hz, 380 V, 3 phase, 1500rpm Sumber: Bagian Produksi PT. Inti Kimiatama Perkasa

b. Peralatan

Dalam mendukung kegiatan proses produksi diperlukan adanya material handling yang berperan sebagai sarana transportasi dari satu mesin ke mesin lainnya. Pada umumnya perusahaan menggunakan conveyor sebagai alat material handling berupa incline conveyor, diagonal conveyor dan belt conveyor. Selain itu, alat material handling lain juga digunakan dalam perpindahan bahan baku dan bahan jadi, yaitu: 1. Trolley Digunakan pada bagian produksi untuk mengangkut adonan yang merupakan hasil dari unit mixing ke crusher machine pada unit stamping. 2. Hand Pallet Digunakan untuk memindahkan bahan baku dari gudang bahan baku ke produksi dan untuk memindahkan bahan jadi dari bagian produksi ke gudang bahan jadi. Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints TOC Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009. 3. Forklift Digunakan untuk memindahkan bahan-bahan yang mempunyai volume besar dan berat. Agus Rianto : Penerapan Theory Of Constraints TOC Dalam Upaya Peningkatan Kapasitas Produksi Di PT. X, 2009. Direktur Plan Manager Secretary Logistic Manager QC Manager Plant Data Coordinator HRD Manager Production Manager General Servis Manager Maintenance Manager Accounting Purchasing Assisten Plant Admin. Manager Secretary Assisten Project Engineering Supervisor Foreman Operator Helper Supervisor Foreman Operator Helper Supervisor Analyst Helper Supervisor Supervisor Foreman Technician Supervisor Supervisor Foreman Helper Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. INTI KIMIATAMA PERKASA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Pengukuran Kerja

Pengukuran kerja merupakan suatu aktivitas yang dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan waktu baku penyelesaian pekerjaan. Ada 2 teknik yang dapat dilakukan dalam melakukan pengukuran kerja yaitu teknik pengukuran kerja secara langsung dan tak langsung.

3.1.1. Pengukuran Kerja Secara Langsung

Pengukuran ini dilakukan secara langsung di tempat dimana pekerjaan yang diukur dijalankan. Metode yang digunakan yaitu jam henti dan sampling pekerjaan.

3.1.1.1. Metode Jam Henti

Sesuai dengan namanya, maka pengukuran waktu ini menggunakan jam henti stop watch sebagai alat utamanya. Cara ini tampaknya merupakan cara yang paling banyak dikenal dan karenanya banyak dipakai. Salah satu yang menyebabkan adalah kesederhanaan aturan-aturan pengajaran yang dipakai. Ada beberapa aturan pengukuran yang perlu dijalankan untuk mendapatkan hasil yang baik. Aturan-aturan tersebut dijelaskan dalam langkah- langkah berikut ini 3 3 Wignjosoebroto, Sritomo, Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu, Edisi Pertama, Guna Widya, Jakarta, 1995, p. 175 :