Pengukuran Sistem Kerja Peramalan Permintaan

4.7.1. Pengukuran Sistem Kerja

Berdasarkan pengukuran waktu dengan metode jam henti, pengukuran waktu standar mempunyai langkah-langkah seperti yang dapat dilihat pada Gambar 4.2. Pengukuran kerja dilakukan untuk mengamati pekerja dan mencatat waktu kerja termasuk waktu siklus dengan menggunakan alat-alat ukur yang sesuai. Data waktu proses diukur dengan metode stopwatch time study. Data yang diambil adalah waktu pengerjaan untuk masing-masing proses, data allowances serta performance rating. Allowances disini dibedakan menjadi tiga macam, yaitu personal, fatigue dan delay allowance. Performance Rating dihitung berdasarkan konsep Westinghouse System Rating yang dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu keterampilan skill, usaha effort, kondisi kerja condition serta konsistensi. Hasil dari pengukuran system kerja ini akan diperoleh waktu standar tiap stasiun kerja yang akan digunakan dalam perhitungan selanjutnya.

4.7.2. Peramalan Permintaan

Peramalan dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah peramalan sebagai berikut : 1. Mendefinisikan tujuan peramalan. 2. Menggambarkan diagram pencar untuk melihat pola data masa lalu. 3. Pemilihan beberapa metode peramalan yang sesuai dengan pola data masa lalu. 4. Perhitungan parameter fungsi peramalan. 5. Perhitungan parameter kesalahan peramalan. 6. Uji hipotesa peramalan dengan distribusi F. 7. Verifikasi hasil peramalan. Hasil peramalan permintaan digunakan untuk menentukan kapasitas yang dibutuhkan. Data yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan peramalan adalah data permintaan selama satu tahun sebelum periode peramalan yang direncanakan. Sedangkan peramalan yang dilakukan adalah untuk mengetahui perkiraan permintaan untuk tiga bulan ke depan. Peramalan dilakukan dengan metode yang sesuai dengan trend permintaan. Setelah diketahui jumlah kapasitas yang dibutuhkan CR dibandingkan dengan kapasitas tersedia CA untuk menentukan Rough Cut Capacity Report RCCR. Pada RCCR dapat diketahui nilai varians dan persentase beban, sehingga dapat diketahui stasiun kerja bottleneck dan non bottleneck. Dimana untuk stasiun kerja bottleneck nilai CR CA atau dapat dikatakan nilai variansnya adalah positif dan persentase beban di atas 100. Setelah diketahui masing-masing stasiun bottleneck dilakukan pengoptimalan terhadap stasiun kerja tersebut dengan mengoptimalkan JIP.

4.8. Analisis Data