BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Pengukuran Kerja
Pengukuran kerja merupakan suatu aktivitas yang dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan waktu baku penyelesaian pekerjaan. Ada 2 teknik yang dapat
dilakukan dalam melakukan pengukuran kerja yaitu teknik pengukuran kerja secara langsung dan tak langsung.
3.1.1. Pengukuran Kerja Secara Langsung
Pengukuran ini dilakukan secara langsung di tempat dimana pekerjaan yang diukur dijalankan. Metode yang digunakan yaitu jam henti dan sampling
pekerjaan.
3.1.1.1. Metode Jam Henti
Sesuai dengan namanya, maka pengukuran waktu ini menggunakan jam henti stop watch sebagai alat utamanya. Cara ini tampaknya merupakan cara
yang paling banyak dikenal dan karenanya banyak dipakai. Salah satu yang menyebabkan adalah kesederhanaan aturan-aturan pengajaran yang dipakai.
Ada beberapa aturan pengukuran yang perlu dijalankan untuk mendapatkan hasil yang baik. Aturan-aturan tersebut dijelaskan dalam langkah-
langkah berikut ini
3
3
Wignjosoebroto, Sritomo, Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu, Edisi Pertama, Guna Widya, Jakarta, 1995, p. 175
:
a. Penetapan tujuan pengukuran Sebagaimana halnya dengan berbagai kegiatan lain, tujuan melakukan
kegiatan pengukuran harus ditetapkan terlebih dahulu. Dalam pengukuran waktu, hal-hal penting yang harus diketahui dan ditetapkan adalah untuk apa
hasil pengukuran digunakan, berapa tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yang diinginkan dari hasil pengamatan tersebut.
b. Melakukan penelitian pendahuluan Yang dicari dari pengukuran waktu adalah waktu yang pantas diberikan
kepada pekerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Untuk itu dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa waktu kerja yang pantas hendaknya merupakan
waktu kerja yang didapat dari kondisi kerja yang baik. Dengan kata lain, pengukuran waktu sebaiknya dilakukan bila kondisi kerja dari pekerjaan yang
diukur sudah baik. Jika belum maka kondisi yang ada hendaknya diperbaiki terlebih dahulu.
c. Memilih operator Operator yang akan melakukan pekerjaan yang diukur bukanlah orang
yang begitu saja diambil dari pabrik. Orang ini harus memenuhi beberapa persyaratan tertentu agar pengukuran dapat berjalan baik dan dapat diandalkan
hasilnya. Syarat-syarat tersebut adalah berkemampuan normal dan dapat diajak bekerja sama.
d. Mengurai pekerjaan atas elemen pekerjaan Disini pekerjaan dipecah menjadi elemen pekerjaan yang merupakan
gerakan bagian dari pekerjan yang bersangkutan. Elemen-elemen inilah yang
diukur waktunya. Waktu siklusnya merupakan jumlah dari waktu setiap elemen ini. Waktu siklus adalah waktu penyelesaian satu satuan produksi
sejak bahan baku mulai diproses di tempat kerja yang bersangkutan. Ada beberapa alasan yang menyebabkan pentingnya melakukan penguraian
pekerjaan atas elemen-elemennya. Pertama untuk menjelaskan catatan tentang tata cara kerja yang dibakukan, kedua untuk memungkinkan melakukan
penyesuaian bagi setiap elemen karena ketrampilan bekerjanya operator belum tentu sama untuk semua bagian dari gerakan-gerakan kerjanya, ketiga untuk
memudahkan mengamati terjadinya elemen yang tidak baku yang mungkin saja dilakukan oleh pekerja, dan keempat adalah untuk memungkinkan
dikembangkannya data waktu baku. e. Menyiapkan alat-alat pengukuran
Ada beberapa alat pengukuran yang perlu dipersiapkan yaitu jam henti, lembaran-lembaran pengamatan, pena atau pensil dan papan pengamatan.
Sesudah melaksanakan langkah-langkah diatas maka selanjutnya dapat dilakukan pengukuran waktu. Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati
dan mencatat waktu-waktu kerjanya baik setiap elemen maupun siklus dengan menggunakan alat-alat yang telah disiapkan diatas.
Bila operator telah siap di depan mesin atau di tempat kerja lain yang waktu kerjanya akan diukur, maka pengukur memilih posisi tempat dia berdiri
untuk mengamati dan mencatat. Posisi ini hendaknya sedemikian rupa sehingga operator tidak terganggu gerakan-gerakannya ataupun merasa canggung karena
terlampau merasa diamati. Posisi inipun hendaknya memudahkan pengukur
mengamati jalannya pekerjaan sehingga dapat mengikuti dengan baik saat-saat suatu sikluselemen bermula dan berakhir. Setelah terkumpul data-data dari
pengukuran yang telah dilakukan maka dilakukan uji kenormalan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, keseragaman data dan kecukupan data.
Jika data-data yang telah terkumpul sudah normal, seragam dan cukup maka dapat dilakukan perhitungan waktu siklus rata-rata, waktu normal dengan
dan kemudian waktu bakunya. Namun jika data-data yang telah terlumpul belum normal, seragam atau masih kurang maka dapat dilakukan pengukuran lagi untuk
mendapatkan data-data tambahan.
4
2
. .
= x
k t
s N
BKA = xbar + k. ; BKB = xbar - k. 2.1 Keterangan :
xbar = rata-rata nilai dari data yang diambil k
= nilai Z dari 2 = standar deviasi
Untuk N 30 : Keterangan :
N’ = jumlah pengamatan yang diperlukan
s = standar deviasi
t = distribusi t pada 2
k = prosentase penerimaan x
xbar = rata-rata nilai dari data yang diambil
4
Sutalaksana, Iftikar Z, Anggawisastra, Ruhana dan Tjakraadmadji, John H, Teknik Tata Cara Kerja, Institut Teknologi Bandung, 1979, p. 133
Untuk N 30 :
2 2
2
.
−
=
∑ ∑
∑
xi xi
xi N
s k
N
Keterangan : N’
= jumlah pengamatan yang diperlukan s
= persentase penerimaan x k
= nilai distribusi normal pada 2 N
= jumlah pengamatan awal Xi
= data ke-i
N xi
Ws
∑
= Keterangan :
Ws = waktu siklus
xi = jumlah seluruh waktu pengamatan N
= banyaknya pengamatan Wn = Ws.P
Keterangan : Wn
= waktu normal Ws
= waktu siklus P
= besar faktor-faktor penyesuaian
allowance Wn
Wb 100
100 −
× =
Keterangan : Wb
= waktu baku Wn
= waktu normal
Allowance = besar persentase kelonggaran yang diberikan
3.1.1.2. Metode Sampling Pekerjaan