Metode Pengumpulan Data Teknik Analisis Data Hasil Wawancara

3.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder, yaitu: 1. Data Primer: diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden ibu, yang berpedoman pada kuesioner penelitian yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. 2. Data Sekunder: diperoleh dari laporan tahunan PWS-KIA tentang cakupan pertolongan persalinan dan laporan tahunan Puskesmas Butar berupa data umum data geografi, demografi, dan data pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Butar Kecamatan Pagaran.

3.5. Definisi Operasional

Berdasarkan kerangka konsep yang telah dibuat maka definisi operasional dari variabel-variabel penelitian ini adalah:

3.5.1. Variabel Bebas

1. Umur yaitu usia responden ibu ketika melahirkan anak yang terakhir, dengan kategori : a. Umur reproduktif 20 - 35 tahun. b. Umur non-reproduktif 20 atau 35 tahun. 2. Pendidikan yaitu sekolah formal yang pernah dicapai oleh responden berdasarkan ijazah terakhir, yang dibedakan atas : a. Tinggi, bila responden tamat dari Perguruan Tinggi. b. Sedang, bila responden tamat dari SLTPSLTA. c. Rendah, bila responden tidak sekolahtamat SD. Universitas Sumatera Utara 3. Pekerjaan yaitu suatu kegiatanaktivitas yang dilakukan responden secara rutin selain sebagai ibu rumah tangga dan mendapatkan imbalan berupa uang atau barang untuk memenuhi kebutuhan keluarga, yang dibedakan atas: a. Bekerja PNS, pegawai swasta, petani, wiraswasta dan lain-lain. b. Tidak bekerja sebagai ibu rumah tangga. 4. Penghasilan yaitu jumlah pendapatan suami istri per bulan yang dikategorikan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Propinsi Sumatera Utara No. 5614894KTahun 2009 tentang Penetapan Upah Minimum Provinsi UMP Sumatera Utara Tahun 2010 yaitu sebesar Rp 965.000,- per bulan. Dengan demikian pendapatan keluarga responden dapat dibedakan atas: a. ≥ Rp 965.000,- bulan ≥ UMP b. Rp 965.000,- bulan UMP 5. Paritas yaitu jumlah persalinan yang pernah dialami oleh responden baik berakhir dengan kelahiran hidup ataupun mati yang dibagi atas: a. ≤ 2 anak b. 2 anak 6. Ketersediaan sarana kesehatan yaitu ada tidaknya sarana kesehatan untuk pertolongan persalinan yang terdapat disekitar tempat tinggal ibu, seperti : rumah sakit, puskesmas, polindes, praktek dokterbidan swasta yang dapat diakses responden. 7. Jarak sarana kesehatan adalah persepsi responden terhadap kemampuan untuk memperoleh layanan kesehatan secara geografis, dikategorikan sebagai berikut: a. Dekat ≤ 2 km. Universitas Sumatera Utara b. Jauh 2 km. 8. Keterpaparan informasipenyuluhan mengenai persalinan sehat dari petugas kesehatan adalah responden pernah diberikan informasipenyuluhan oleh petugas kesehatan dokter, perawat atau bidan mengenai persalinan yang baik dan sehat. 9. Dukungan keluargakerabat adalah responden mendapatkan dukungan dari keluargakerabat responden untuk memanfaatkan penolong persalinan yaitu tenaga kesehatan dalam membantu persalinan. 10. Pemeriksaan kehamilan adalah tindakan yang dilakukan oleh responden untuk memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan.

3.5.2. Variabel Terikat

1. Pemanfaatan penolong persalinan yaitu penggunaan jasa untuk menolong persalinan seorang ibu dalam melahirkan bayi yang diikuti pengeluaran plasenta dari tubuh ibu. Pemanfaatan tersebut dapat dibedakan atas: a. Memanfaatkan yaitu menggunakan tenaga kesehatan seperti dokter spesialis kebidanan atau bidan yang telah memperoleh pendidikan yang cukup untuk mampu mendeteksi kehamilan, risiko tinggi, sehingga dapat merujuk kehamilan dan persalinan bermasalah dengan cepat. b. Tidak Memanfaatkan bila penolong persalinannya bukan tenaga kesehatan dukun beranak yaitu seorang anggota masyarakat pada umumnya adalah wanita yang mendapat kepercayaan serta memiliki keterampilan menolong persalinan secara tradisional dan turun temurun, belajar secara praktis atau Universitas Sumatera Utara cara lain yang menjurus kepada peningkatan keterampilan tersebut baik melalui pengalaman maupun dari petugas kesehatan.

3.6. Aspek Pengukuran

3.6.1. Aspek Pengukuran Variabel Bebas

Aspek pengukuran variabel bebas terdiri dari faktor predisposisi umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan dan paritas, faktor pendukung ketersediaan sarana dan jarak, faktor pendorong keterpaparan informasipenyuluhan dari tenaga kesehatan, dukungan dari keluargakerabat dan pemeriksaan kehamilan. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Aspek Pengukuran Variabel Bebas Independen No Variabel ∑ Indikator Kriteria Bobot Nilai Skor Skala Ukur 1 Umur 1. Reproduktif 20-35 thn 2. Non-Reproduktif 20 thn atau 35 thn Ordinal 2 Pendidikan 1. Tinggi 2. Sedang 3. Rendah Ordinal 3 Pekerjaan 1. Bekerja 2. Tidak Bekerja Ordinal 4 Penghasilan 1. ≥ UMP 2. UMP Ordinal 5 Paritas 1. ≤ 2 anak 2. 2 anak Nominal 6 Sarana kesehatan 1. Tersedia 2. Tidak tersedia Ordinal 7 Jarak sarana 1. Dekat ≤ 2 km 2. Jauh 2 km Ordinal 8 Keterpaparan informasi tentang persalinan sehat 1. Terpapar informasi 2. Tidak terpapar Ordinal 9 Dukungan keluargakerabat 1. Mendukung 2. Tidak mendukung Ordinal 10 Pemeriksaan Kehamilan 1. Pernah 2. Tidak pernah Ordinal Universitas Sumatera Utara

3.6.2. Aspek Pengukuran Variabel Terikat

Untuk mengetahui pemanfaatan penolong persalianan diukur dengan menggunakan skala nominal dengan pilihan jawaban memanfaatkan tenaga kesehatan skor 1 dan tidak memanfaatkan tenaga kesehatan skor 0. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2. Aspek Pengukuran Variabel Terikat Dependen No Variabel ∑ Indikator Kriteria Bobot Nilai Skor Skala Ukur 1 Pemanfaatan penolong persalinan 1 1. Memanfaatkan tenaga kesehatan 2. Tidak memanfaatkan tenaga kesehatan 1 Nominal

3.7. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik ganda dengan α= 0,05 yang ditujukan untuk mengetahui pengaruh faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong, terhadap pemanfaatan penolong persalinan oleh ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Butar Kecamatan Pagaran. Uji Regresi Logistik ganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara beberapa variabel independen dengan satu variabel dependen yang bersifat dikotomus. Tujuannya adalah untuk mendapatkan model yang paling baik dan sederhana yang dapat menggambarkan hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Universitas Sumatera Utara Rumus regresi logistik ganda : Logit y = β + β 1 X 1 + β 2 X 2 + …. + β i X i Keterangan : Y = Variabel dependen B = Koefisien regresi X = Variabel Independen Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1. Keadaan Geografis Puskesmas Butar berada di wilayah Kecamatan Pagaran Kabupaten Tapanuli Utara dan merupakan puskesmas induk yang membawahi 4 puskesmas pembantu lainnya yang ada di kecamatan tersebut. Kecamatan Pagaran terletak pada 02 o 16” – 02 o 14” Lintang Utara dan 98 o 46” – 98 o 55” Bujur Timur. Secara geografis Kecamatan Pagaran memiliki luas 138,05 km 2 . Kecamatan ini berjarak 26 km dari ibukota kabupaten yaitu Tarutung. Kecamatan Pagaran memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut: a. Sebelah Utara : Kecamatan Lintongnihuta b. Sebelah Selatan : Kecamatan Sipoholon c. Sebelah Barat : Kecamatan Parmonangan d. Sebalah Timur : Kecamatan Siborong-borong Jumlah desa yang terdapat di Kecamatan Pagaran sebanyak 14 desa yang seluruhnya merupakan wilayah kerja Puskesmas Butar.

4.1.2. Kependudukan

Jumlah penduduk Kecamatan Pagaran pada tahun 2008 mencapai 16.454 jiwa 3.581 KK dengan kepadatan penduduk 119,19 jiwa per km 2 . Secara rinci, jumlah penduduk dan KK Kepala Keluarga per desa dapat dilihat pada Tabel 4.1. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1. Distribusi Penduduk Kecamatan Pagaran Menurut Desa No Desa Jumlah Penduduk Jiwa Jumlah KK Persentase 1 Sibaragas 1.520 345 9,24 2 Lumban Motung 471 105 2,86 3 Banua Luhu 1.401 316 8,51 4 Lumban Julu 767 164 4,66 5 Lubis 576 134 3,50 6 Lumban ina-ina 1.438 304 8,74 7 Pagaran 382 86 2,32 8 Parhorboan 1.661 363 10,09 9 Sipultak 1.659 261 10,08 10 Dolok Saribu 2.476 503 15,05 11 Lumban Silintong 1.462 319 8,89 12 Simamora Hasibuan 880 192 5,35 13 Sipultak Dolok 1.045 340 6,35 14 Hasibuan 716 149 4.35 Jumlah 16.454 3.581 100 Sumber : Badan Pusat Statistik BPS Kab. Tapanuli Utara 2009 Berdasarkan jenis kelamin, penduduk yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 8.305 jiwa dan penduduk yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 8.149 jiwa. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Jumlah Jiwa Persentase 1 Laki-laki 8.305 50,47 2 Perempuan 8.149 49,53 Jumlah 16.454 100 Sumber : Badan Pusat Statistik BPS Kab. Tapanuli Utara 2009 Jumlah Pasangan Usia Subur PUS pada tahun 2008 sebanyak 1.807 PUS. Pada tahun 2009 jumlah ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Butar sebanyak 326 ibu.

4.1.3. Sumber Daya Kesehatan

Perencanaan sumber daya meliputi sumber daya tenaga, sarana dan biaya sangat besar pengaruhnya tehadap kemajuan pembangunan kesehatan. Jenis sarana Universitas Sumatera Utara kesehatan yang terdapat di Kecamatan Pagaran terdiri dari puskesmas, puskesmas pembantu, polindes, dan posyandu. Secara rinci dapat di lihat pada Tabel 4.3. Tabel4.3. Jenis Sarana Kesehatan di Kecamatan Pagaran No Jenis Sarana Jumlah Unit 1 Puskesmas 1 2 Puskesmas Pembantu 4 3 Polindes 16 4 Posyandu 24 Jumlah 45 Sumber : Badan Pusat Statistik BPS Kab. Tapanuli Utara 2009 Distribusi tenaga kesehatan yang terdapat di Kecamatan Pagaran tahun 2008 secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4. Distribusi Tenaga Kesehatan di Kecamatan Pagaran No Tenaga Kesehatan Jumlah Orang 1 Dokter 3 2 Bidan 23 3 Perawat 12 Jumlah 38 Sumber : Badan Pusat Statistik BPS Kab. Tapanuli Utara 2009

4.2. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari variabel independen dan dependen dalam penelitian yang meliputi: umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, paritas, ketersediaan sarana, jarak, keterpaparan informasi, dukungan keluarga, pemeriksaan kehamilan, dan pemanfaatan penolong persalinan. Universitas Sumatera Utara

4.2.1. Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan distribusi frekuensi untuk variabel umur yaitu, responden terbanyak adalah responden dengan umur reproduktif sebanyak 59 orang 76.6 sedangkan responden dengan umur non-reproduktif sebanyak 18 orang 23.4. Berdasarkan tingkat pendidikan, responden yang terbanyak adalah dengan tingkat pendidikan sedang yaitu tamat SLTP atau tamat SLTA sebanyak 66 orang 87,0 sedangkan yang paling sedikit adalah responden dengan tingkat pendidikan rendah sebanyak 4 orang 5,2. Berdasarkan pekerjaan, responden terbanyak adalah responden yang bekerja yaitu sebanyak 73 orang 94,8 sedangkan responden yang tidak bekerja sebanyak 4 orang 5,2. Jenis pekerjaan yang terbanyak adalah petani yaitu sebanyak 58 orang 79,3 . Berdasarkan tingkat penghasilan keluarga, responden terbanyak berpenghasilan di bawah Upah Minimum Propinsi UMP yaitu sebanyak 71 orang 92,2, sedangkan responden dengan penghasilan diatas UMP sebanyak 6 orang 7.8. Berdasarkan jumlah anak, responden terbanyak memiliki anak lebih dari dua anak yaitu sebanyak 46 orang 59,7 dan responden yang memiliki 1-2 anak sebanyak 31 orang 40,3. Secara rinci distribusi frekuensi karakteristik responden dapat dilihat pada Tabel 4.5. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden No Karakteristik f Persentase 1 Umur a. Non-Reproduktif b. Reproduktif 18 59 23,4 76,6 Jumlah 77 100 2 Pendidikan a. Rendah b. Sedang c. Tinggi 4 67 6 5,2 87,0 7,8 Jumlah 77 100 3 Pekerjaan a. Tidak Bekerja b. Bekerja 4 73 5,2 94,8 Jumlah 77 100 4 Penghasilan a. UMP b. ≥ UMP 71 6 92,2 7,8 Jumlah 77 100 5 Paritas a. 2 b. ≤ 2 46 31 59,7 40,3 Jumlah 77 100 4.2.2. Deskripsi Faktor Pendukung Ketersediaan Sarana dan Jarak Sarana Kesehatan Berdasarkan hasil penelitian, sarana kesehatan telah tersedia di semua desa. Hal ini berarti bahwa di sekitar tempat tinggal tiap-tiap responden tersedia sarana kesehatan untuk pertolongan persalinan 100. Jenis sarana yang terbanyak untuk pertolongan persalinan adalah Polindes sebanyak 16 unit. Berdasarkan jarak dari rumah responden ke sarana kesehatan pertolongan persalinan, diketahui bahwa responden responden yang terbanyak adalah responden yang memiliki jarak yang dekat dengan sarana tersebut yaitu sebanyak 71 orang 92,2 dan responden yang jaraknya jauh sebanyak 6 orang 7,8. Secara rinci, Universitas Sumatera Utara distribusi responden berdasarkan ketersediaan sarana kesehatan dan jarak sarana kesehatan dapat dilihat pada Tabel 4.6. Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Pendukung Sarana Kesehatan dan Jarak Sarana Kesehatan No Faktor Pendukung f Persentase 1 Ketersediaan Sarana a. Tidak ada b. Ada 77 100 Jumlah 77 100 2 Jarak a. Jauh 2km b. Dekat ≤2km 6 71 7.8 92,2 Jumlah 77 100 4.2.3. Deskripsi Faktor Pendorong Keterpaparan Informasi, Dukungan Keluarga dan Pemeriksaan Kehamilan Berdasarkan hasil penelitian tentang keterpaparan informasi mengenai persalinan yang baik dan sehat, responden yang pernah menerima informasi tentang persalinan yang baik dan sehat sebanyak 49 orang 63,6 dan responden yang tidak pernah menerima informasi tersebut sebanyak 28 orang 36,4. Pemberi informasi tentang persalinan yang baik dan benar, yang paling banyak kepada responden adalah bidan yaitu sebanyak 40 orang 51,9. Berdasarkan dukungan keluarga, responden yang terbanyak adalah yang mendapat dukungan dari keluarganya untuk melakukan persalinan yang baik dan sehat yaitu sebanyak 69 orang 89,6 sedangkan responden yang tidak mendapat dukungan dari keluarga untuk melakukan persalinan yang baik dan sehat ada sebanyak 8 orang 10,4. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan pernah tidaknya memeriksakan kehamilan, responden terbanyak adalah pernah memeriksakan kehamilannya yaitu sebanyak 71 orang 92,2 dan responden yang tidak pernah memeriksakan kehamilannya sebanyak 6 orang 7,8. Tempat yang terbanyak dipilih untuk memeriksakan kehamilan responden adalah di polindes yaitu sebanyak 62 orang 80,5. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Pendorong Keterpaparan Informasi, Dukungan Keluarga, dan Pemeriksaan Kehamilan No Faktor Pendorong F Persentase 1 Keterpaparan Informasi a. Tidak pernah b. Pernah 28 49 36,4 63,6 Jumlah 77 100 2 Dukungan Keluarga a. Tidak Mendukung b. Mendukung 8 69 10,4 89,6 Jumlah 77 100 3 Pemeriksaan Kehamilan a. Tidak Pernah b. Pernah 6 71 7,8 92,2 Jumlah 77 100 4.2.4. Deskripsi Pemanfaatan Penolong Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Berdasarkan hasil penelitian, responden yang terbanyak adalah yang menggunakan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinannya yaitu sebanyak 65 orang 84,4 dan yang tidak memanfaatkan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan ada sebanyak 12 orang 15,6. Tenaga kesehatan yang paling banyak digunakan adalah bidan yaitu sebanyak 61 orang 93,85 . Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.8. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Pemanfaatan Penolong Kesehatan oleh Tenaga Kesehatan. No Pemanfaatan f Persentase 1 Pemanfaatan Penolong Persalinan oleh Tenaga Kesehatan a. Memanfaatkan b. Tidak Memanfaatkan 65 12 84,4 15,6 Jumlah 77 100 4.3. Analisis Bivariat Analisis bivariat digunakan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variabel bebas meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, paritas, jarak, keterpaparan informasi, dukungan keluarga, dan pemeriksaan kehamilan dengan variabel terikat pemaanfaatan penolong persalinan dengan uji Kai Kuadrat dengan tingkat kemaknaan α = 0.05.

4.3.1. Hubungan antara Umur dengan Pemanfaatan Penolong Persalinan oleh Tenaga Kesehatan.

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan diketahui bahwa proporsi ibu yang umurnya berada pada umur reproduktif mempunyai proporsi sebesar 84,7 untuk memanfaatkan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinannya. Ibu dengan umur non-reproduktif memiliki proporsi yang lebih kecil yaitu sebesar 83,3. Hasil uji kai kuadrat menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan proporsi memanfaatkan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan antara ibu yang umurnya dalam range non-reproduktif dengan ibu yang umurnya dalam range reproduktif p= 1,000. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.9. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9. Hubungan antara Umur dengan Pemanfaatan Penolong Persalinan oleh Tenaga Kesehatan. Kategori Umur Pemanfaatan Penolong Persalinan oleh Nakes Total p value Ya Tidak f f f Non-reproduktif 15 83,9 3 16,7 18 100 1,000 Reproduktif 49 84,7 10 15,3 59 100 4.3.2. Hubungan antara Pendidikan dengan Pemanfaatan Penolong Persalinan oleh Tenaga Kesehatan. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan diketahui bahwa ibu yang tingkat pendidikannya sedang mempunyai proporsi yang paling besar dalam memanfaatkan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan yaitu sebesar 85,1. Ibu yang tingkat pendidikannya rendah memiliki proporsi sebesar 75, dan ibu yang tingkat pendidikannya tinggi memiliki proporsi sebesar 83,3. Hasil uji kai kuadrat menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam pemanfaatan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan antara ibu yang tingkat pendidikannya rendah, sedang maupun tinggi. Hal ini ditunjukkan dari nilai p=0,297 p0,05. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.10. Tabel 4.10. Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Pemanfaatan Penolong Persalinan oleh Tenaga Kesehatan. Kategori Pendidikan Pemanfaatan Penolong Persalinan oleh Nakes Total p value Ya Tidak f f f Rendah 3 75 1 25 4 100 0,297 Sedang 57 85,1 10 14,9 67 100 Tinggi 5 83,3 1 16,7 6 100 Universitas Sumatera Utara

4.3.3. Hubungan antara Pekerjaan dengan Pemanfaatan Penolong Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan diperoleh bahwa ibu yang bekerja mempunyai proporsi yang lebih besar untuk memanfaatkan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinannya yaitu sebesar 84,9. Ibu yang tidak bekerja mempunyai proporsi sebesar 75. Hasil uji kai kuadrat menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam memanfaatkan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan antara ibu yang tidak bekerja dengan ibu yang bekerja p=0,500. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.11. Tabel 4.11. Hubungan antara Pekerjaan dengan Pemanfaatan Penolong Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Kategori Pekerjaan Pemanfaatan Penolong Persalinan oleh Nakes Total p value Ya Tidak f f f Tidak Bekerja 3 75 1 25 4 100 0,500 Bekerja 62 84,9 11 15,1 73 100

4.3.4. Hubungan antara Penghasilan dengan Pemanfaatan Penolong Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

Berdasarkan analisis yang dilakukan diketahui bahwa ibu yang penghasilan keluarganya UMP memiliki proporsi yang lebih besar untuk memanfaatkan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan yaitu sebesar 87,3, sedangkan ibu yang penghasilan keluarganya ≥ UMP memiliki proporsi yang lebih kecil yaitu 50. Universitas Sumatera Utara Hasil uji kai kuadrat didapatkan nilai p= 0,045 berarti dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan persentase pemanfaatan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan antara yang berpenghasilan UMP dengan yang berpenghasilan ≥ UMP. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.12. Tabel 4.12. Hubungan antara Penghasilan dengan Pemanfaatan Penolong Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Kategori Penghasilan Pemanfaatan Penolong Persalinan oleh Nakes Total p value Ya Tidak f f f UMP 62 87,3 9 12,7 71 100 0,045 ≥ UMP 3 50 3 50 6 100

4.3.5 Hubungan antara Paritas dengan Pemanfaatan Penolong Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

Berdasarkan analisis yang dilakukan diketahui bahwa ibu yang memiliki jumlah anak ≤ 2 orang memiliki proporsi yang lebih besar untuk memanfaatkan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan yaitu sebesar 87,1, sedangkan ibu yang memiliki jumlah anak 2 orang memiliki proporsi yang lebih kecil yaitu sebesar 82,6. Hasil uji kai kuadrat menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam memanfaatkan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan antara ibu yang jumlah anaknya 2 dengan ibu yang jumlah anaknya ≤ 2 p =0,753. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.13. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.13. Hubungan antara Paritas dengan Pemanfaatan Penolong Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Jumlah Anak Pemanfaatan Penolong Persalinan oleh Nakes Total p value Ya Tidak f f f 2 anak 38 82,6 8 17,4 46 100 0,753 ≤ 2 anak 27 87,1 4 12,9 31 100 4.3.6. Hubungan antara Ketersediaan Sarana Kesehatan dengan Pemanfaatan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Hubungan antara ketersediaan sarana kesehatan tempat pertolongan persalinan tidak dapat diketahui. Hal ini disebabkan karena tidak terdapat variasi jawaban pada variabel ketersediaan sarana kesehatan sebagai tempat penolong persalinan sehingga tidak dapat dilakukan uji statistik.

4.3.7. Hubungan antara Jarak dengan Pemanfaatan Penolong Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan diketahui bahwa ibu yang letak rumahnya dekat dengan sarana kesehatan tempat pertolongan persalinan memiliki proporsi yang lebih besar untuk memanfaatkan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinannya yaitu sebesar 88,7, sedangkan ibu yang letak rumahnya jauh memiliki proporsi yang lebih kecil yaitu sebesar 33.3. Hasil uji kai kuadrat menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam pemanfaatan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan antara ibu yang letak rumahnya jauh dari sarana kesehatan dengan ibu yang letak rumahnya dekat dengan sarana kesehatan p=0,005. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.14. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.14. Hubungan antara Jarak dengan Pemanfaatan Penolong Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Jarak Pemanfaatan Penolong Persalinan oleh Nakes Total p value Ya Tidak f f f Jauh 2km 2 33,3 4 66,7 6 100 0.005 Dekat 2km 63 88,7 8 11,3 71 100 4.3.8. Hubungan antara Keterpaparan Informasi dengan Pemanfaatan Penolong Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Berdasarkan analisis data yang dilakukan, diketahui bahwa ibu yang pernah mendapatkan informasi tentang persalinan yang baik dan sehat memiliki proporsi yang lebih besar dalam memanfaatkan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan yaitu sebesar 87,6 sedangkan ibu yang tidak pernah terpapar informasi memiliki proporsi yang lebih kecil yaitu sebesar 78,6. Hasil uji kai kuadrat menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dalam pemanfaatan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan antara ibu yang tidak pernah terpapar informasi tentang persalinan yang baik dan sehat dengan ibu yang terpapar informasi yang dapat dilihat dari nilai p=0,458. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.15. Tabel 4.15 Hubungan antara Keterpaparan Informasi dengan Pemanfaatan Penolong Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Keterpaparan Informasi Pemanfaatan Penolong Persalinan oleh Nakes Total p value Ya Tidak f f f Tidak Pernah 22 78,6 6 21,4 28 100 0,458 Pernah 43 87,8 6 12,2 49 100 Universitas Sumatera Utara 4.3.9. Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Pemanfaatan Penolong Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Berdasarkan analisis yang dilakukan diketahui bahwa ibu yang mendapat dukungan untuk melakukan persalinan yang baik dan sehat dari keluarganya memiliki proporsi untuk memanfaatkan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinannya sebesar 92,8, sedangkan ibu yang tidak mendapatkan dukungan memiliki proporsi yang jauh lebih kecil yaitu sebesar 12,5. Hasil uji kai kuadrat menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam memanfaatkan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan antara ibu yang mendapat dukungan dari keluarga dengan yang tidak mendapat dukungan dari keluarganya. Hal ini ditunjukkan dari nilai p=0.000 p0,05. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.16. Tabel 4.16. Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Pemanfaatan Penolong Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Dukungan Keluarga Pemanfaatan Penolong Persalinan oleh Nakes Total p value Ya Tidak f f f Tidak Mendukung 1 12,5 7 87,5 8 100 0,000 Mendukung 64 92,8 5 7,2 69 100 4.3.10. Hubungan antara Pemeriksaan Kehamilan dengan Pemanfaatan Penolong Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan diketahui bahwa ibu yang memeriksakan kehamilannya memiliki proporsi yang lebih besar untuk memanfaatkan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinannya yaitu sebesar 87,3 Universitas Sumatera Utara sedangkan ibu yang tidak memeriksakan kehamilannya memiliki proporsi yang lebih kecil yaitu sebesar 50. Hasil uji kai kuadrat menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dalam memanfaatkan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan antara ibu yang tidak memeriksakan kehamilannya dengan ibu yang memeriksakan kehamilannya dengan nilai p=0,045 p0,05. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.17. Tabel 4.17. Hubungan antara Pemeriksaan Kehamilan dengan Pemanfaatan Penolong Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Pemeriksaan Kehamilan Pemanfaatan Penolong Persalinan oleh Nakes Total p value Ya Tidak f f f Tidak Periksa 3 50 3 50 6 100 0.045 Periksa 62 87,3 9 12,7 71 100

4.4. Analisis Multivariat

4.4.1. Pemilihan Variabel Kandidat Multivariat

Dalam penelitian ini terdapat 9 variabel yang diduga berpengaruh terhadap pemanfaatan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan yaitu umur, pendidikan, pekerjaan, penghasilan, paritas, jarak sarana kesehatan, keterpaparan informasi, dukungan keluarga, dan pemeriksaan kehamilan. Untuk menentukan variabel yang menjadi kandidat dalam uji multivariat, kesembilan variabel tersebut terlebih dahulu dilakukan analisis bivariat dengan variabel dependen pemanfaatan penolong persalinan. Menurut Mickey dan Greenland dalam Hastono 2001, variabel yang pada saat dilakukan uji G Rasio log −likelihood memiliki p 0,25 dan mempunyai Universitas Sumatera Utara kemaknaan secara substansi dapat dijadikan kandidat yang akan dimasukkan ke dalam model multivariat. Hasil analisis bivariat antara variabel independen dengan dependen dapat dilihat pada Tabel 4.18. Tabel 4.18. Hasil Analisis Bivariat antara Variabel Independen dengan Variabel Dependen. No Variabel Log-likelihood G P value 1 Umur 66,617 0,021 0,886 2 Pendidikan 66,375 0,263 0,877 3 Pekerjaan 66,387 0,251 0,617 4 Penghasilan 62,304 4,334 0,037 5 Paritas 66,349 0,289 0,591 6 Jarak 57,633 9,005 0.003 7 Keterpaparan Informasi 65,531 1,107 0,293 8 Dukungan Keluarga 41,904 24,734 0,000 9 Pemeriksaan Kehamilan 62,304 4,334 0.037 Dari hasil analisis yang dilakukan ternyata terdapat empat variabel yang p valuenya 0,25 yaitu penghasilan, jarak, dukungan keluarga, dan pemeriksaan kehamilan, sedangkan variabel-variabel lainnya memiliki p value 0,25. Dengan demikian, variabel yang menjadi kandidat ke model multivariat adalah variabel penghasilan, jarak, dukungan keluarga dan pemeriksaan kehamilan. 4.4.2. Pembuatan Model Faktor Penentu Pemanfaatan Tenaga Kesehatan Sebagai Penolong Persalinan Analisis multivariat bertujuan untuk mendapatkan model yang terbaik dalam menentukan determinan pemanfaatan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan. Dalam pemodelan ini semua variabel kandidat dicobakan secara bersama-sama. Model terbaik akan mempertimbangkan dua penilaian, yaitu nilai signifikansi ratio log-likelihood p ≤ 0,05 dan nilai signifikansi p wald p≤ 0,05. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.19. Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik antara Penghasilan, Jarak, Dukungan Keluarga dan Pemeriksaan Kehamilan dengan Pemanfaatan Penolong Persalinan Variabel B P Wald Penghasilan 3,552 0,001 Jarak -1,372 0,444 Dukungan Keluarga -4,778 0,000 Pemeriksaan Kehamilan 10,804 0.667 -2 log-likelihood= 31,266 G= 35,372 p value= 0,000 Dari hasil diatas terlihat bahwa signifikansi log-likelihood 0,05 p=0,000. Namun secara signifikan P wald beberapa variabel p value-nya di atas 0,05. Dengan demikian perlu dilakukan pengeluaran variabel dari model. Pengeluaran model dilakukan secara bertahap satu per satu dimulai dari variabel yang p value-nya tertinggi. Dari tabel terlihat bahwa variabel pemeriksaan kehamilan memilki nilai p value terbesar 0,667, sehingga proses model selanjutnya dilakukan dengan tidak mengikutkan variabel pemeriksaan kehamilan. Hasil model tanpa variabel pemeriksaan kehamilan dapat dilihat pada Tabel 4.21. Tabel 4.20. Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik antara Penghasilan, Jarak dan Dukungan Keluarga dengan Pemanfaatan Penolong Persalinan Variabel B P Wald Penghasilan 3.505 0,001 Jarak -1,420 0,413 Dukungan Keluarga -4,925 0,000 -2 log-likelihood= 31,444 G= 35,194 p value= 0,000 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil analisis di atas variabel jarak memiliki nilai p value yang paling besar sehingga variabel jarak dikeluarkan dari model. Selanjutnya di analisis kembali tanpa mengikutsertakan variabel jarak. Hasil model tanpa variabel jarak dapat dilihat pada tabel 4.22. Tabel 4.21. Hasil Analisis Multivariat Regresi Logistik antara Penghasilan dan Dukungan Keluarga dengan Pemanfaatan Penolong Persalinan Variabel B P Wald Penghasilan 3,418 0,002 Dukungan Keluarga -5,364 0,000 -2 log-likelihood= 32,082 G= 34,556 p value= 0,000 Berdasarkan analisis yang dilakukan tampak bahwa p value variabel penghasilan dan dukungan keluarga di bawah 0,05, artinya kedua variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap pemanfaatan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan. Dari keseluruhan proses analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa dari 9 variabel yang diduga berpengaruh terhadap pemanfaatan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan ternyata hanya ada dua variabel yang secara signifikan mempunyai pengaruh terhadap pemanfaatan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan yaitu penghasilan dan dukungan keluarga.

4.4. Hasil Wawancara

Masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Butar Kecamatan Pagaran mengenal istilah dukun beranak dengan sebutan sibaso. Dari hasil wawancara dengan dilakukan kepada dua orang sibaso diketahui bahwa mereka membantu menolong persalinan Universitas Sumatera Utara ketika mereka diminta oleh si pasien. Mereka tidak menawarkan jasa melainkan pasienlah yang meminta mereka untuk membantu proses persalinan. Proses persalinan dilakukan di rumah pasien dengan peralatan yang sederhana. Biaya persalinan tidak ditentukan oleh sibaso tersebut. Mereka menerima imbalan semampu pasiennya. Menurut pengakuan sibaso tersebut, tidak jarang imbalan setelah menolong persalinan, mereka dapatkan beberapa bulan kemudian dan bahkan setelah membantu menolong persalinan mereka tidak mendapatkan imbalan. Keterampilan yang mereka miliki diakui sebagai anugerah dari Tuhan. Jadi ketika ada orang lain yang membutuhkan bantuan, mereka harus siap membantu tanpa memperhitungkan berapa besar imbalan yang akan mereka terima. Dari hasil wawancara diketahui pula bahwa mereka tidak pernah mendapatkan pelatihan dari petugas kesehatan. Selain merasa memiliki anugerah dari Tuhan, keterampilan tersebut muncul setelah melihat proses persalinan yang dilakukan oleh bidan. Peralatan yang mereka gunakan pada saat menolong persalinan terdiri dari gunting, kain bersih dan rambu ulos benang hasil tenun suku Batak untuk dijadikan ulos. Setelah bayi lahir, mereka mengikat tali pusat bayi dengan menggunakan rambu ulos sebanyak dua ikatan dengan jarak antara ikatan yang satu dengan yang lainnya sekitar 5 cm dan kemudian memotong tali pusat bayi diantara kedua ikatan tersebut. Setelah itu, gunting yang mereka gunakan untuk memotong tali pusat tersebut harus disimpan selama satu minggu dan tidak boleh digunakan. Hal ini dipercaya untuk menghindari infeksi pasca pemotongan tali pusat bayi. Menurut mereka dengan cara ini luka hasil pemotongan tali pusat bayi lebih cepat kering dibandingkan menggunakan alkohol. Universitas Sumatera Utara BAB V PEMBAHASAN Hasil analisis uji statistik dengan menggunakan regresi logistik berganda menunjukkan bahwa faktor predisposisi umur, pendidikan, pekerjaan dan paritas, faktor pendukung jarak sarana kesehatan serta faktor pendorong keterpaparan informasi dan pemeriksaan kehamilan tidak memiliki pengaruh terhadap pemanfaatan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan, sedangkan faktor predisposisi penghasilan dan faktor pendorong dukungan keluarga mempunyai pengaruh terhadap pemanfaatan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan di wilayah kerja Puskesmas Butar Kecamatan Pagaran Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2010.

5.1. Pengaruh Faktor Predisposisi terhadap Pemanfaatan Tenaga Kesehatan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Faktor Predisposisi, Pemungkin dan Kebutuhan terhadap Pemanfaatan Pelayanan Jampersal di Wilayah Kerja Puskesmas Parongil Kabupaten Dairi

5 67 131

Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendukung dan Pendorong Pada Ibu Hamil Peserta Jampersal Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Antenatal K4 Di Kelurahan Labuhan Deli Kecamatan Medan Marelan Tahun 2012

3 57 107

Pengaruh Faktor Predisposisi, Faktor Pendukung Dan Faktor Kebutuhan Terhadap Pemanfaatan Penolong Persalinan Pada Ibu Bersalin Di Wilayah Kerja Puskesmas Binjai Serbangan Kabupaten Asahan

3 52 118

Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendorong dan Pendukung terhadap Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Sitinjak Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan

1 49 94

Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendukung dan Kebutuhan Ibu Balita terhadap Pemanfaatan Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas Alue Bilie Kecamatan Darul Makmur Kabupaten Nagan Raya

0 31 129

Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendukung dan Pendorong Terhadap Perilaku BAB di Desa Sibuntuon Partur Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbahas Tahun 2011

3 67 101

Pengaruh Faktor Predisposisi, Pendukung dan Pendorong Ibu Bayi (Umur 9-11 Bulan) Terhadap Pemberian Imunisasi Campak di Wilayah Kerja Puskesmas Sawang Kecamatan Sawang Kabupaten Aceh Selatan Tahun 2010

1 40 134

Pengaruh Faktor Predisposisi, Pemungkin Dan Kebutuhan Terhadap Pemanfaatan Sarana Pelayanan Antenatal Oleh Ibu Hamil Di Kelurahan Pasir Bidang Kecamatan Sarudik Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2010

0 49 98

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN TENAGA PENOLONG PERSALINAN OLEH IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TALANG BABUNGO KABUPATEN SOLOK TAHUN 2012.

0 0 7

FAKTOR–FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJARHARJO KECAMATAN BANJARHARJO KABUPATEN BREBES TAHUN 2010 - UDiNus Repository

0 1 2