Penentuan Kondisi Kromatografi untuk Mendapatkan Hasil Analisis yang Optimum

48 Pada daerah gugus fungsi, terdapat bilangan gelombang 1537,27 dan 1612,49 cm -1 menunjukkan adanya gugus C=C, Bilangan gelombang 1207,44 menunjukkan adanya gugus C-O dan bilangan gelombang 1759,08 menunjukkan adanya gugus C=O. Dari data spektrum yang diperoleh dapat diambil kesimpulan baku yang diidentifikasi adalah Kalium sorbat.

4.2 Penentuan Kondisi Kromatografi untuk Mendapatkan Hasil Analisis yang Optimum

Kadar Natrium benzoat dan Kalium sorbat dalam minuman sirup ditentukan dengan KCKT fase balik. Untuk mendapatkan hasil yang baik, terlebih dahulu ditentukan kondisi kromatografi yang optimal meliputi panjang gelombang analisis, komposisi fase gerak dan laju alir. Panjang gelombang analisis ditentukan dengan membuat kurva serapan Natrium benzoat dan Kalium sorbat baku menggunakan spektrofotometer UV , kemudian spektrum serapan keduanya dibuat overlapping. Spektrum hasil pengukuran Natrium benzoat dan Kalium sorbat baku dapat dilihat pada gambar 3 dan gambar 4 dan data spektrum pada lampiran 4. Gambar 3. Kurva Serapan Natrium benzoat baku 4,7 ppm secara spektrofotometri UV Dari kurva serapan ini, dapat disimpulkan bahwa Natrium benzoat memberikan serapan maksimal pada panjang gelombang 225 nm. Universitas Sumatera Utara 49 Gambar 4. Kurva Serapan Kalium sorbat Baku 1,85 ppm secara spektrofotometri UV Dari kurva serapan ini, dapat disimpulkan bahwa Kalium sorbat memberikan serapan maksimal pada panjang gelombang 254 nm. Kedua kurva serapan Natrium benzoat dan Kalium sorbat dibuat overlapping untuk melihat pada panjang gelombang berapa keduanya memberikan serapan optimal. Gambar 5. Kurva Serapan Natrium benzoat Baku 4,7 ppm dan Kalium sorbat Baku 1,85 ppm secara spektrofotometri UV overlapping Dari hasil overlapping kurva serapan Natrium benzoat dan Kalium sorbat diperoleh panjang gelombang yang memberikan serapan optimal untuk keduanya yaitu pada 230 nm, dan panjang gelombang ini digunakan untuk analisis selanjutnya. Universitas Sumatera Utara 50 Pemisahan campuran secara KCKT dipengaruhi oleh polaritas zat yang ada di dalamnya. Zat yang lebih polar akan terelusi terlebih dahulu dibandingkan zat yang kurang polar Johnson dan Stevenson, 1991. Dari rumus struktur Natrium benzoat dan Kalium sorbat dapat dilihat bahwa Natrium benzoat lebih polar dibandingkan Kalium sorbat, sehingga Natrium benzoat akan terelusi terlebih dahulu dari Kalium sorbat. Analisis Natrium benzoat dan Kalium sorbat dalam minuman ringan secara KCKT dengan fase balik menggunakan kolom C18 sudah pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya dengan fase gerak metanol dan dapar fosfat 8 : 92 dengan laju alir 0,3 mlmenit pada panjang gelombang 225 nm Tekto, N., 2009. Pada hasil orientasi dengan menggunakan perbandingan fase gerak dan laju alir serta panjang gelombang yang sama memberikan waktu tambat yang lebih dari 20 menit. Waktu tambat ini tidak efisien, karena itu dilakukan lagi orientasi terhadap perbandingan fase gerak serta laju alir untuk mendapatkan hasil yang baik. Pada orientasi selanjutnya dilakukan variasi perbandingan fase gerak yaitu 5 ; 95, 10 : 90 dan 30 : 70 pada panjang gelombang 230 nm dengan laju alir 0,8 dan 1 mlmenit. Parameter yang perlu diperhatikan antara lain : waktu tambat, theoritical plate dan tailing factor. Hasil orientasi dapat dilihat pada tabel 1 dan gambar pada lampiran 5. Universitas Sumatera Utara 51 Tabel 1. Hasil optimasi fase gerak dengan parameter data waktu tambat, theoretical plat dan tailing factor Dari tabel diatas dapat dilihat perbandingan fase gerak yang terbaik adalah 30 : 70 dengan laju alir 0,8 mlmenit dan panjang gelombang 230 nm karena memiliki waktu tambat yang lebih singkat dan Tailing factor yang lebih kecil dibandingkan yang lain.

4.3 Uji Kualitatif Natrium benzoat dan Kalium sorbat menggunakan KCKT

Dokumen yang terkait

Penetapan Kadar Kloramfenikol Dalam Sediaan Kapsul Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

10 121 47

Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat Ph 2,6 : Metanol Terhadap Vitamin C Dan Natrium Benzoat Dalam Kratingdaeng-S Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (Kckt)

2 59 124

Penetapan Kadar Simvastatin Dalam Sediaan Tablet Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Dengan Fase Gerak Metanol–Air

23 164 114

Optimasi Fase Gerak Metanol-Air Dan Laju Alir Pada Penetapan Kadar Campuran Teofilin Dan Efedrin HCL Dalam Tablet Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

20 206 134

Optimasi Fase Gerak Dan Laju Alir Pada Penetapan Kadar Campuran Guaifenesin Dan Dekstrometorfan HBr Dalam Sirup Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

1 73 111

Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

3 57 126

Penentuan Kadar Natrium Benzoat, Kalium Sorbat Dan Natrium Sakarin Dalam Sirup Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) Di Balai Besar Pengawasan Obat Dan Makanan Medan

4 118 74

Penetapan Kadar Benzoat dalam Kismis Hitam Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi

4 93 43

Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat Ph 2,6 : Metanol Terhadap Vitamin C Dan Natrium Benzoat Dalam Kratingdaeng-S Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (Kckt)

0 1 59

Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat Ph 2,6 : Metanol Terhadap Vitamin C Dan Natrium Benzoat Dalam Kratingdaeng-S Dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (Kckt)

0 1 16