34 Metode tinggi puncak hanya digunakan jika perubahan tinggi puncak
linier dengan konsentrasi analit. Kesalahan akan terjadi jika metode ini digunakan pada puncak yang mengalami penyimpangan asimetris atau jika kolom
mengalami kelebihan muatan. 2. Metode luas puncak
Prosedur penentuan luas puncak serupa dengan tinggi puncak. Suatu teknik untuk mengukur luas puncak adalah dengan mengukur luas puncak sebagai
hasil kali tinggi puncak dan lebar pada setengah tinggi W
12
. Teknik ini hanya dapat digunakan untuk kromatografi yang simetris atau yang mempunyai bentuk
serupa Johnson dan Stevenson, 1991. Baik tinggi puncak maupun luasnya dapat dihubungkan dengan
konsentrasi. Tinggi puncak mudah diukur, akan tetapi sangat dipengaruhi perubahan waktu retensi yang disebabkan oleh variasi suhu dan komposisi
pelarut. Oleh karena itu, luas puncak dianggap merupakan parameter yang lebih akurat untuk pengukuran kuantitatif Ditjen POM, 1995.
2.3.7 Validasi Metode Analisis
Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium untuk membuktikan
bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya. Beberapa parameter analisis yang harus dipertimbangkan dalam validasi metode analisis
diuraikan dan didefenisikan sebagaimana cara penentuannya. 1.
Ketepatan Kecermatan accuracy
Universitas Sumatera Utara
35 Kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil
analisis dengan kadar analit yang sebenarnya. Kecermatan dinyatakan sebagai persen perolehan kembali recovery analit yang ditambahkan.
Persen perolehan kembali dapat ditentukan dengan cara penambahan baku pembanding addition dan cara spiking WHO, 1992.
2. Ketelitian Keseksamaan precision
Ketelitian adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-
rata jika prosedur ditetapkan secara berulang-ulang pada sampel yang diambil dari campuran yang homogen. Ketelitian diukur sebagai
simpangan baku atau simpangan baku relatif koefisien variasi. Ketelitian dapat dinyatakan sebagai keterulangan repeatability atau ketertiruan
reproducibility. Keterulangan adalah ketelitian metode jika dilakukan berulang kali oleh analis yang sama pada kondisi sama dan dalam interval
yang pendek. Ketertiruan adalah ketelitian metode jika dikerjakan pada kondisi yang berbeda WHO, 1992
3. Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi
Batas deteksi adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan
blengko. Batas deteksi merupakan parameter uji batas. Batas kuantitasi merupakan parameter pada analisis renik dan diartikan sebagai kuantitasi
terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama WHO, 1992.
Universitas Sumatera Utara
36 4.
Selektivitas Spesifisitas Selektivitas atau spesifisitas adalah kemampuan yang hanya mengukur zat
tertentu saja secara cermat dan seksama dengan adanya komponen lain yang mungkin ada dalam matriks sampel WHO, 1992.
5. Linearitas dan Rentang
Linearitas adalah kemampuan metode analisis yang memberikan respon secara langsung dan proporsional terhadap konsentrasi analit dalam
sampel. Rentang metode adalah pernyataan batas terendah dan tertinggi analit yang sudah ditunjukkan dapat ditetapkan dengan kecermatan,
keseksamaan dan linearitas yang dapat diterima WHO, 1992. 6.
Ketangguhan ruggedness Ketangguhan adalah derajat ketertiruan hasil uji yang diperoleh dari analis
sampel yang sama dalam berbagai kondisi uji normal, seperti laboratorium, analisis, instrument, bahan pereaksi, suhu dan hari yang
berbeda WHO, 1992. 7.
Kekuatan robustness Kekuatan adalah suatu perubahan metode yang kecil dan terus menerus
dan mengevaluasi respon analitik dan efek presisi dan akurasi WHO, 1992.
Universitas Sumatera Utara
37
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan tempat penelitian
Penelitian dilakukan di laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara pada bulan Pebruari 2010 sampai Maret 2010. 3.2 Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat instrumen KCKT lengkap Shimadzu prominence series dengan pompa LC 20
AD, degasser DGU 20 AS, injektor Rheodyne 7225i, kolom shimpac VP- ODS 4,6 mm x 250 mm, detektor UVVis SPD 20 A, wadah fase gerak,
syringe 100 μl SGE, Sonifikator Branson 1510, pompa vakum Gast DOA -
P604 – BN, neraca analitik mettler Toledo, membran filter PTFE 0,5 µm dan 0,2, cellulose nitrat membran filter 0,45 µ m, DRS 8000 Diffuse Reflecttance
measuring, Spektrofotometer FTIR Shimadzu IR Prestige-21, Shimadzu UV 1800.
3.3 Bahan
Natrium benzoat BPFI, Baku Kalium sorbat, methanol p.a Merck, Kaliumdihidrogenfosfat Merck, Dikaliumhidrogenfosfat Merck,
aquabidestilata PT. Ikapharmindo Putramas , sirup RIA, sirup ABC SPECIAL
GRADE rasa jeruk, sirup SUN QUICK rasa mangga dan MARJAN rasa melon.
Universitas Sumatera Utara