BAB II MAKNA DAN TEORI-TEORI TENTANG PEMAKAIAN KATA
KOMU, KONZATSU, MAN-IN, DAN IPPAI
2.1 Pengertian Makna
Ada pendapat yang mengatakan bahwa setiap jenis penelitian yang berhubungan dengan bahasa, apakah struktur kalimat, kosakata, ataupun bunyi-
bunyian bahasa, pada hakikatnya tidak terlepas dari makna Sutedi, 2003:103. Di dalam semantik, pengertian makna sense dibedakan dengan arti
meaning. Menurut Djajasudarma 1999:5 makna adalah pertautan yang ada diantara unsur-unsur bahasa itu sendiri terutama kata-kata sedangkan arti adalah
pengertian suatu kata sebagai unsur yang dihubungkan. Lyons 1977:204 berpendapat bahwa mengkaji makna suatu kata adalah memahami kajian kata
tersebut yang berkenaan dengan hubungan-hubungan makna yang membuat kata tersebut berbeda dari kata lain.
Di dalam buku The Meaning Ogden dan Richards, 1972:186-187 telah dikumpulkan tidak kurang dari 22 batasan mengenai makna. Bagi orang awam,
untuk memahami makna kata tertentu ia dapat mencari kamus sebab di dalam kamus terdapat makna yang disebut makna leksikal. Dalam kehidupan sehari-hari
orang sulit menerapkan makna yang terdapat di dalam kamus, sebab makna sebuah kata sering bergeser jika berada dalam satuan kalimat. Dengan kata lain
setiap kata kadang-kadang mempunyai makna luas. Itu sebabnya kadang-kadang orang tidak puas dengan makna kata yang tertera di dalam kamus. Hal-hal ini
Universitas Sumatera Utara
muncul jika orang bertemu atau berhadapan dengan idiom, gaya bahasa, metafora, peribahasa, dan ungkapan.
Telah disinggung bahwa inti persoalan yang dikaji di dalam semantik, ialah makna. Lyonsn1977:400 mengatakan, ” Semantics may be defined,
initially and provisionally, as the study of meaning.” – ilmu yang mengkaji makna. Untuk itu setelah dibahas tentang istilah makna, ada baiknya
dikemukakan batasan makna. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Depdikbud, 2005:619 kata
makna diartikan: i arti: ia memperhatikan makna setiap kata yang terdapat dalam tulisan kuno itu, ii maksud pembicara atau penulis, iii pengertian yang
diberikan kepada suatu bentuk kebahasaan. Telah diketahui bahwa kalau seseorang memperkatakan sesuatu, terdapat
tiga hal yang oleh Ullmann 1972:57 diusulkan istilah: name, sense, dan thing. Soal makna terdapat dalam sense, dan ada hubungan timbal balik antara nama
dengan pengertian sense. Apabila seseorang mendengar kata tertentu, ia dapat membayangkan bendanya atau sesuatu yang diacu, dan apabila seseorang
membayangkan sesuatu, ia segera dapat mengatakan pengertiannya itu. Hubungan antara nama dengan pengertian, itulah yang disebut makna. Acuan
tidak disebut-sebut oleh karena menurut Ullmann 1972:57, acuan berada diluar jangkauan linguis.
Jika seseorang menafsirkan makna sebuah lambang, berarti ia memikirkan sebagaimana mestinya tentang lambang tersebut; yakni suatu keinginan untuk
menghasilkan jawaban tertentu dengan kondisi-kondisi tertentu pula. Dengan
Universitas Sumatera Utara
mengetahui makna kata, baik pembicara, pendengar, penulis, maupun pembaca yang menggunakan, mendengar atau membaca lambang-lambang berdasarkan
sistem bahasa tertentu, percaya tentang apa yang dibicarakan, didengar, atau dibaca. Stevenson dalam Chaer,2003:52
Menurut Sutedi 2003:103 menyatakan bahwa dalam tata bahasa Jepang, makna sebagai objek kajian semantik antara lain makna kata go no imi, relasi
makna go no imi kankei antar satu kata dengan kata yang lainnya, makna frase dalam suatu idiom ka no imi dan makna kalimat bun no imi.
2.2 Jenis-jenis Makna dalam Semantik