Makna Leksikal Makna Gramatikal

b. Berdasarkan ada tidaknya nilai rasa pada sebuah kata atau leksem, dapat dibedakan menjadi makna denotatif dan makna konotatif. c. Berdasarkan ketepatan maknanya, makna dapat dibedakan menjadi makna kata dan makna istilah. d. Berdasarkan kriteria atau sudut pandang lain, dibedakan menjadi makna asosiatif, idiomatik, kolokatif dan sebagainya.

1. Makna Leksikal

Menurut Chaer 1995:59 disamping pembagian makna di atas masih ada lagi 2 tipe makna berdasarkan jenis semantiknya, yaitu makna leksikal dan makna gramatikal. Menurut Chaer 1995:59 makna leksikal adalah makna kata ketika kata itu berdiri sendiri, entah dalam bentuk leksem atau bentuk berimbuhan yang maknanya kurang lebih tetap, yang sesuai dengan referennya, seperti yang dapat dibaca dalam kamus bahasa tertentu. Kemudian, Djajasudarma berpendapat 1999:13 makna leksikal lexical meaning, semantic meaning, external meaning adalah makna unsur bahasa sebagai lambang benda, peristiwa da lain-lain. Sejalan dengan itu, menurut Sutedi 2003:106 bahwa makna leksikal adalah makna kata yang sesungguhnya sesuai dengan referensinya sebagai hasil pengamatan indera dan terlepas dari unsur gramatikalnya. Makna leksikal dalam bahasa Jepang disebut dengan jishoteki-imi atau goiteki-imi. Dalam bahasa Jepang contohnya kata neko dan kata uchi memiliki makna leksikal ’kucing’ dan ’rumah’. Dari makna tersebut kata neko dan uchi mengacu pada makna tertentu. Yang diacu dinamai ’referen’ yakni Universitas Sumatera Utara hewan berkaki empat berkumis dan suka mencuri ikan dan bangunan tempat tinggal. Sudah jelas bahwa referensi adalah berhubungan erat dengan makna, jadi referensi merupakan salah satu sifat makna leksikal.

1. Makna Gramatikal

Menurut Chaer 1995:60 makna gramatikal gramatical meaning, makna fungsional fungsional meaning; structural meaning adalah makna yang muncul sebagai akibat berfungsinya sebuah kata dalam kalimat. Dan menurut Sutedi 2003:107 makna gramatikal dalam bahasa Jepang disebut ’bunpoo teki imi’. Sedangkan menurut Djadjasudarma 1999:13 makna gramatikal adalah makna yang menyangkut hubungan intrabahasa, atau makna yang muncul sebagai akibat berfungsinya sebuah kata dalam kalimat. Makna gramatikal timbul karena terjadi proses gramatikal seperti proses afiksasi, proses reduplikasi, dan proses komposisi. Kata mata mengandung makna leksikal alat atau indra yang terdapat dikepala yang berfungsi untuk melihat. Namun setelah kata mata ditempatkan dalam kalimat, misalnya, ”Hei, mana matamu?” Kata mata tidak mengacu lagi pada makna alat untuk melihat atau tidak menunjuk pada indra untuk melihat, tetapi menunjuk pada cara bekerja, cara bekerja yang hasilnya kotor, tidak baik. Belum lagi kata mata digabungkan dengan kata lain yang menghasilkan urutan kata: air mata, mata air, mata duitan, mata keranjang, mata pisau, telur mata sapi, yang semuanya mengandung makna yang sudah lain dengan makna kata mata. Dengan contoh ini Universitas Sumatera Utara terlihat bahwa maksud kata mata bergeser. Makna inilah yang disebut makna gramatikal. Dalam gramatika bahasa Jepang, ’joshi’ dan ’jodoshi’ tidak memiliki makna leksikal, tetapi memiliki makna gramatikal, sebab baru jelas maknanya jika digunakan dalam kalimat. Sedangkan verba dan adjektiva memiliki kedua jenis makna tersebut. Contoh pada kata isogashii dan taberu bermakna leksikal ’sibuk’ dan ’makan’. Sedangka partikel ’de’ secara leksikal tidak jelas maknanya, tetapi baru jelas kalau digunaka dalam kalimat, misalnya ’byooki de gakko o yasumimashita’ karena sakit tidak masuk sekolah.

2.3 Relasi Makna