Metode Analisis Data Suherman, S.K.M, M.Kes

Sangat baik Baik Kurang baik Tidak baik 7 – 9 4 – 6 1 – 3

3.7. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian, menurut Widodo 2004 : 108-111 di analisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui skor minimum, skor maksimum, jangkauan range, mean, median, modus, standar deviasi dan varian masing-masing variabel. Selanjutnya hasil perhitungan di deskripsikan dalam daftar frekuensi untuk masing-masing variabel. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji regresi linear berganda, didasarkan pada hubungan fungsional atau kausal dua variabel bebas atau lebih dengan satu variabel terikat, pada tingkat kemaknaan 95 nilai ρ = 0,05 Adapun rumus persamaan umum regresi linier berganda, adalah : Y = a0 + b1X1 + b2X2+ b3X3+ b4X4+ b5X5+ b6X6 + b7X7 + b8X8 Untuk mencari nilai a, b1, dan b2 dapat digunakan formula, sbb : Universitas Sumatera Utara a n + b1 ∑X1 + b2∑X2 = ∑Y a ∑X1 + b1∑X12 + b2∑X1X2 = ∑X1Y a ∑X2 + b1∑X1X2 + b2∑X22 = ∑X2Y dst..... = ∑X8Y Untuk melakukan analisis dilakukan uji hipotesa, melalui langkah-langkah sebagai berikut: 3.7.1. Uji Prasyarat Regresi Linear Berganda Uji prasyarat model regresi linear berganda pada statistik nonparametrik yang harus dipenuhi adalah uji penyimpangan klasik terutama uji normalitas, multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas Sugiyono, 2004; Sudarmawan, 2005; Priyanto, 2009. 3.7.1.1. Uji normalitas Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi variabel bebas dan variabel terikat memiliki data yang berdistribusi normal atau tidak. Menurut Sugiono 2005, bahwa ”model yang paling baik adalah apabila datanya berdistribusi normal atau mendekati normal. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sebaliknya, jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.” Universitas Sumatera Utara 3.7.1.2. Uji multikolinearitas Uji moltikolineritas dipergunakan untuk mengetahui ada tidaknya variabel bebas yang memiliki kemiripan dengan variabel bebas lainnya dalam suatu model yang dapat menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara variabel bebas tersebut. Untuk mendeteksi adanya multikolineritas pada suatu model dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor VIF. Jika nilai VIF tidak lebih dari lima maka model regresi dapat dikatakan terbebas dari multikolineritas. Sebaliknya, bila nilai VIF lebih besar dari lima maka model regresi diduga mempunyai persoalan multikolineritas. 3.7.1.3. Uji heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi perbedaan variasi residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain, atau gambaran hubungan antara nilai yang diprediksi dengan standardized delete residual nilai tersebut. Heteroskedastisitas dapat diuji dengan menggunakan metode grafik, yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu yang tergambar pada grafik. Jika pola titik-titik yang terbentuk membentuk pola teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit, maka telah terjadi heterokedastisitas pada model regresi. Sebaliknya, jika tidak terbentuk pola yang jelas dimana titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Universitas Sumatera Utara 3.7.2. Uji t Uji t, digunakan untuk mengetahui apakah varibel bebas memiliki pengaruh siginifikan atau tidak dengan variabel terikat secara individual untuk setiap variabel. Rumus yang digunakan untuk mengetahui nilai thitung. r n - 2 thitung = 1 - r2 Setelah didapatkan nilai thitung melalui rumus di atas, maka untuk menginterpretasikan hasilnya berlaku ketentuan, sebagai berikut: a. Jika thitung ttabel Æ H0 ditolak ada pengaruh yang signifikan b. Jika thitung ttabel Æ H0 diterima tidak ada hubungan yang signifikan Untuk mengetahui ttabel digunakan ketentuan n-2 pada tingkat signifikan sebesar 5 tingkat kesalahan 5 atau 0,05 atau taraf keyakinan 95 atau 0,95. Jadi apabila tingkat kesalahan suatu variabel lebih dari 5, berarti variabel tersebut tidak signifikan. 3.7.3. Uji F Uji F, digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel bebas secara bersama-sama dengan variabel terikat. Rumusnya, sebagai berikut: R2 K F = 1 – R2 n – k – 1 Universitas Sumatera Utara Di mana: R2 : koefisien determinasi K : jumlah variabel bebas N : jumlah sampel. Nilai Fhitung Ftabel , berarti H0 ditolak, Ha diterima. Untuk mengukur seberapa besar variabel-variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat, digunakan koefisien determinasi R2. Koefisien ini menunjukkan proporsi variabilitas total pada variabel terikat, yang dijelaskan oleh model regresi. Nilai R2 berada pada interval 0 ≤ R2 ≤ 1. Secara logika, makin baik estimasi model dalam menggambarkan data, makin dekat dengan nilai R ke nilai 1 satu. Nilai R2 dapat diperoleh dengan rumus: R2 = r2 x 100, Di mana: R2 : koefisien determinasi r : koefisien korelasi Universitas Sumatera Utara BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian