Sejarah pengorganisasian Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Struktur organisasi, tugas dan fungsi Satlak PB

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1. Sejarah pengorganisasian Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana

Satlak PB Pelaksanaan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi memerlukan upaya terpadu dari masyarakat serta pemerintah secara maksimal. Pelaksanaan ini secara nasional dikoordinasikan oleh Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi BAKORNAS PBP, sedangkan di provinsi dikoordinasikan oleh Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi Satkorlak PB serta di kabupatenkota oleh Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi Satlak PB. Satlak PB ini sesuai dengan amanah UU.RI No.24 Tahun 2007, akan digantikan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD. Satlak PB adalah wadah fungsional yang bersifat non struktural bagi penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi di kabupatenkota yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada WalikotaBupati. Sekretariat Satlak PB adalah unsur pelaksana fungsi Satlak PB yang berada di bawah dan juga bertanggungjawab kepada BupatiWalikota. Satlak PB beranggotakan lintas instansi baik pemerintah maupun non pemerintah sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri No.131 Universitas Sumatera Utara Tahun 2003 tentang pedoman penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi di daerah.

4.1.2. Struktur organisasi, tugas dan fungsi Satlak PB

4.1.2.1. Struktur Satlak PB Struktur Satlak PB diketuai oleh BupatiWalikota, wakil ketua I Dandim, wakil ketua II Kapolres, sekretaris Sekda KabKota, ketua pelaksana harian Wakil BupatiWakil Walikota, sekretaris pelaksana harian Ka BadanDinas Kantor Kesbangpol dan Linmas atau Kepala Unit Pelaksana Fungsi Linmas. Anggota Satlak PB yaitu meliputi 1 unsur dinaskantor terkait, 2 unsur TNIPolri, 3 PMI, 4 kantor SAR Search And Rescue daerah, 5 unsur organisasi profesi, 6 unsur dunia usaha, 7 tokoh masyarakat dan pakar, 8 unsur Lembaga Swadaya Masyarakat LSM. Sesuai Keputusan Menteri Dalam Negeri No.131 Tahun 2003 tentang pedoman penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi di daerah maka BupatiWalikota selaku ketua Satlak PB membentuk Ruang Pusat Pengendali Operasi Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi Rupusdalops PB, sebagai ruang data dan pusat informasi dan pengendali kegiatan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi. Rupusdalops PB bertempat di Kantor BupatiWalikota atau Kantor Badan Kesbangpol dan Linmas atau Kantor Unit Pelaksana Fungsi Linmas KabupatenKota. Rupusdalops PB dipimpin oleh kepala BadanDinasKantor Kesbangpol dan Linmas Universitas Sumatera Utara atau Pejabat Pelaksana Fungsi Linmas KabupatenKota dan dibantu oleh unsur TNIPolri, Kesehatan, Kimpraswil, Sosial dan unsur lain yang terkait. Bertempat di Rupusdalops diatur giliran petugas piket siaga yang terkait. Tim Reaksi Cepat TRC merupakan tim yang paling awal diturunkan untuk melakukan pendataan dan membuat perkiraan kebutuhan darurat secara cepat apabila terjadi bencana di wilayah tertentu. Tim Reaksi Cepat TRC terdiri dari unsur-unsur satuan hansiplinmas, TNIPolri, Kesehatan, Kimpraswil, Sosial dan unsur lain yang diperlukan. Satuan Tugas Satgas Satlak PB, sebagai organisasi kerangka yang disiapkan dari unsur Satlak PB untuk membantu pelaksanaan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi yang terjadi diwilayahnya, apabila unit organisasi PB Kecamatan tidak mampu mengatasinya. Satgas bersifat sementara, dalam arti dibentuk bila diperlukan dan dibubarkan setelah selesai penugasan. 4.1.2.2. Tugas Satlak PB Satlak PB mempunyai tugas melaksanakan kegiatan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi didaerahnya dengan berpedoman pada kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh Bakornas PB dan Gubernur selaku ketua Satkorlak PB, yang meliputi tahap-tahap sebelum, pada dan saat maupun sesudah bencana terjadi, yang mencakup kegiatan pencegahan, penjinakan, kesiapsiagaan, penyelamatan, rehabilitasi dan rekonstruksi. 4.1.2.3. Fungsi Satlak PB Satlak PB mempunyai fungsi : 1 memberikan penyuluhan, pelatihan, gladi dan pembinaan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam Universitas Sumatera Utara penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi di daerahnya; 2 melaksanakan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi secara langsung di daerahnya dengan memanfaatkan unsur-unsur potensi kekuatan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi, sarana prasarana yang ada di daerahnya; 3 melakukan kerjasama operasi pelaksanaan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dengan Satlak PB yang terdekat; 4 penerimaan penyaluran serta pertanggungjawaban bantuan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi di daerahnya; 5 melakukan kegiatan lain sesuai petunjuk gubernur selaku ketua Satkorlak PB. 4.1.2.4. Mekanisme pelaksanaan penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi a. Sebelum terjadi bencana Mekanismenya adalah 1 membuat peta rawan bencana, menginformasikannya pada pemerintah dan masyarakat yang bersangkutan; 2 menyusun potensi Satuan HansipLinmas dan Satgas PB di wilayahnya; 3 menetapkan daerah alternatif pengungsian korban bencana; 4 menyusun program PB, antara lain pendidikan dan pelatihan, gladi posko dan gladi lapangan PB, serta prosedur tetap PB sesuai kondisi wilayahnya; 5 menetapkan anggaran PB dalam APBD KabupatenKota b. Pada saat terjadi bencana Mekanismenya adalah 1 memberikan petunjuk teknis pelaksanaan PB yaitu mengadakan rapat koordinasi dan konsolidasi Satlak PB, mengirimkan Tim Reaksi Universitas Sumatera Utara Cepat ke daerah bencana serta menyiapkan Satgas PB; 2 mengirimkan bantuan Satgas PB ke daerah bencana bila diperlukan; 3 memberikan bantuan sarana dan prasarana yang diperlukan antara lain penyediaan tempat penampungan sementara korban bencana, bantuan tenaga medis paramedis, obat-obatan, pakaian dan bahan makanan; 4 melaporkan kejadian bencana dan penanggulangannya kepada gubernur. c. Sesudah terjadi bencana Mekanismenya adalah 1 melaporkan jumlah korban bencana, perkiraan jumlah kerugian, jumlah kebutuhan rehabilitasi, dan rencana penempatan kembali korban bencana kepada gubernur; 2 memberikan bantuan dan melaksanakan rehabilitasi atau rekonstruksi pemukiman, fasilitas sosial dan fasilitas umum di daerah bencana; 3 mendorong terciptanya situasi dan kondisi bagi kelancaran pemerintahan dan pembangunan. Kepmen Dalam Negeri No.131 tahun 2003

4.1.3. Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat Kesbangpol dan