Kinerja Petugas Satlak PB Kota Tanjungbalai pada fase kesiapsiagaan

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Kinerja Petugas Satlak PB Kota Tanjungbalai pada fase kesiapsiagaan

bencana banjir Kinerja petugas Satlak PB pada penelitian ini adalah kemampuan menilai resiko, perencanaan siaga, mobilisasi sumber daya, pendidikan dan pelatihan, koordinasi, mekanisme respon, manajemen informasi dan gladisimulasi seorang petugas pada fase kesiapsiagaan bencana banjir yang secara teknis dan administrasi mempunyai kewenangan yang tergabung dalam wadah, proses dan sistem Satuan Pelaksanaan Penanggulangan Bencana Kota Tanjungbalai. Kinerja petugas penanggulangan bencana pada fase kesiapsiagaan ini, merupakan tanggung jawab Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan dilaksanakan secara bersama-sama dengan masyarakat dan lembaga usaha UU No. 24 Tahun 2007. Kinerja petugas adalah prestasi kerja atau hasil kerja output baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai petugas persatuan periode waktu dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Gibson 1987 berpendapat bahwa ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap kinerja : 1 Faktor individu : kemampuan, ketrampilan, latar belakang keluarga, pengalaman kerja, tingkat sosial dan demografi seseorang, 2 Faktor psikologis : persepsi, sikap, kepribadian, pembelajaran dan motivasi 3 Faktor organisasi : Universitas Sumatera Utara struktur organisasi, desain pekerjaan, kepemimpinan, sistem penghargaan reward system Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja petugas Satlak PB Kota Tanjungbalai adalah sbb: kemampuan menilai resiko yang dominan berada dalam kategori baik 60,5, perencanaan siaga yang dominan berada dalam kategori baik 74,4, mobilisasi sumber daya yang dominan berada dalam kategori baik 69,8, pendidikan dan pelatihan yang dominan berada dalam kategori baik 60,5, koordinasi yang dominan berada dalam kategori baik 72,1, mekanisme respon yang dominan berada dalam kategori baik 72,1, manajemen informasi yang dominan berada dalam kategori baik 55,8, dan gladisimulasi yang dominan berada dalam kategori baik 76,7. Secara keseluruhan indikator kinerja berada dalam kategori baik. Dari hasil penelitian ini juga diperoleh sebagai berikut : karakteristik petugas yang dominan berada pada kelompok umur dominan pada usia 40-49 tahun sebanyak 15 orang 34,9, sedangkan yang paling minimal yaitu usia 20-29 tahun sebanyak 6 responden 14; mayoritas laki-laki yaitu 39 responden 90,7; masa kerja responden mayoritas pada masa kerja 0-10 tahun yaitu 18 responden 41,9; latar belakang pendidikan mayoritas D3S1 berjumlah 19 reponden 44,2; riwayat jabatan responden mayoritas kabid yaitu 23 responden 53,5. Mayoritas responden yang belum pernah menangani bencana berjumlah 15 responden 34,9. Sedangkan secara statistik, hasil yang dapat disimpulkan secara keseluruhan dari penilaian kinerja petugas Satlak PB ini adalah bahwa kinerja Satlak PB Kota Universitas Sumatera Utara Tanjungbalai pada fase kesiapsiagaan penanggulangan bencana banjir rendah oleh karena tugas dan fungsi Satlak PB yang telah ditetapkan sesuai Keputusan Gubernur Sumatera Utara No. 362492 Tahun 2002 dianggap tidak relevan lagi dengan kondisi pada saat ini. Dalam keputusan ini kesiapsiagaan hanya memiliki ruang yang sempit dalam suatu system manajemen penanggulangan bencana, sedangkan pada saat ini tuntutan masyarakat dan pemerintah sendiri adalah ingin melakukan manajemen penanggulangan bencana secara proaktif dimana kesiapsiagaan sangat diprioritaskan karena lebih efektif dan dapat mengurangi resiko bencana. Terjadi dualisme dalam hal ini dimana tugas dan fungsi penanggulangan bencana terlaksananya system penanggulangan bencana sesuai amanah UU No. 24 Tahun 2007.

5.2. Pengaruh Faktor Individu Kemampuan terhadap Kinerja Petugas