Selama minggu ke–4 embriologi, lengkung kedua mesodermal membentuk blastema yang oleh saraf ketujuh dibagi menjadi stapes,
interhiale dan laterohiale. Pada minggu ke–5 dan ke–6 arteri stapedius yang merupakan arteri dari lengkung brankial ke–2 menembus stapes primitif dan
berubah bentuk menjadi lingkaran, kemudian arteri ini mengalami regresi tapi sering juga persisten, inilah yang sering mengakibatkan perdarahan pada
saat operasi telinga tengah. Dalam minggu ke–8 sendi inkudostapedial terbentuk dan pada minggu ke–10 stapes digambarkan berbentuk seperti
sanggurdi. Tulang interhiale akhirnya menjadi muskulus stapedius beserta tendonnya sedangkan hubungan antara laterohiale dengan kapsul otik
mebentuk dinding anterior kanalis fasialis dari prosesus piramidalis Wright, 1997.
Proses terbentuknya inkus dimulai pada usia 16 minggu, leher maleus terbentuk usia 17 minggu dan stapes usia 19 minggu. Bentuk dan ukuran
maleus, inkus dan stapes sama pada saat lahir dan dewasa. Manubrium maleus tidak pernah menjadi tulang dan tetap sebagai tulang rawan.
Perubahan bentuk dari maleus dan inkus berlanjut setelah lahir dengan pembentukan tulang sekunder dan tersier sedangkan stapes tetap
Wright, 1997.
2.2 Anatomi Telinga Tengah
Telinga adalah organ fungsi pendengaran dan pengatur keseimbangan. Secara anatomi telinga dibagi menjadi tiga bagian yaitu
Universitas Sumatera Utara
telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam Soetirto, Hendarmin, Bashiruddin, 2004. Telinga tengah terdiri dari membran timpani, kavum
timpani, tuba eustachius dan prosesus mastoideus Dhingra, 2007.
Membran Timpani
Membran timpani dibentuk dari dinding lateral kavum timpani yang memisahkan liang telinga luar dari kavum timpani. Membran timpani ini
berbentuk oval dan mempunyai ukuran panjang vertikal rata-rata 9-10 mm, dan diameter antero-posterior kira-kira 8-9 mm, tebal kira-kira 0,1 mm.
Membran ini tipis, licin dan berwarna putih mutiara Dhingra, 2007. Membran timpani terdiri dari tiga lapisan, lapisan luar terdiri dari epitel
skuamosa, bagian medial merupakan lanjutan dari mukosa telinga tengah. Lapisan tengah merupakan lapisan fibrosa yang terdiri dari dua lapisan yaitu
lapisan radial dan sirkuler sirkumferensial. Lapisan dalam dilapisi epitel kuboidal Yates dan Anari, 2008.
Secara anatomis membran timpani dibagi dalam dua bagian yaitu: 1.
Pars Tensa, merupakan bagian terbesar dari membran timpani merupakan suatu permukaan yang tegang dan bergetar dengan
sekelilingnya yang menebal dan melekat di anulus timpanikus pada sulkus timpanikus pada tulang dari tulang temporal.
2. Pars Flaksida atau membran
Sharpnell, letaknya di bagian atas
muka dan lebih tipis dari pars tensa. Pars flaksida dibatasi oleh
Universitas Sumatera Utara
dua lipatan yaitu plika maleolaris anterior lipatan muka dan plika maleolaris posterior lipatan belakang Dhingra, 2007.
Kavum Timpani
Kavum timpani mempunyai bentuk ireguler, bagian lateral terdapat lekukan, antara dinding lateral dan dinding medial kavum timpani terisi udara.
Kavum timpani terdiri dari tiga bagian yaitu supero-inferior berhubungan dengan membran timpani disebut epitimpani atau atik, yang terletak dipinggir
atas dari membran timpani. Setentang membran timpani adalah mesotimpani dan dibawah pinggir membran timpani disebut hipotimpani Colman, 1993;
Yates dan Anari, 2008. Kavum timpani mempunyai enam dinding yaitu bagian atap, lantai,
dinding lateral, dinding medial, dinding anterior dan dinding posterior Helmi, 2005; Dhingra, 2007.
Atap kavum timpani dibentuk oleh lempengan tulang yang tipis disebut tegmen timpani. Tegmen timpani memisahkan telinga tengah dari fossa
media Helmi, 2005; Dhingra, 2007. Lantai kavum timpani dibentuk oleh tulang tipis yang memisahkan
lantai kavum timpani dari bulbus vena jugularis yang dinding superiornya dibatasi oleh lempeng tulang yang mempunyai ketebalan yang bervariasi,
bahkan kadang-kadang hanya dibatasi oleh mukosa dengan kavum timpani Helmi, 2005; Dhingra, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Dinding medial kavum timpani memisahkan kavum timpani dari telinga dalam, ini juga merupakan dinding lateral dari telinga dalam. Dinding ini pada
mesotimpani menonjol kearah kavum timpani yang disebut promontorium. Tonjolan ini oleh karena didalamnya terdapat koklea Helmi, 2005; Dhingra,
2007. Dinding posterior kavum timpani dekat keatap, mempunyai satu
saluran disebut aditus yang menghubungkan kavum timpani dengan antrum mastoid melalui epitimpani. Pada bagian posterior ini, dari medial ke lateral
terdapat eminensia piramidalis yang terletak di bagain supero-medial dinding posterior, kemudian sinus posterior yang membatasi eminensia piramidalis
dengan tempat keluarnya korda timpani Helmi, 2005; Dhingra 2007. Dinding anterior kavum timpani sebagian besar berhadapan dengan
arteri karotis, dibatasi lempengan tulang tipis. Dibagian atas dinding anterior terdapat semikanal nervus tensor timpani yang terletak persis di atas muara
tuba eustachius Helmi, 2005; Dhingra, 2007. Membran timpani merupakan dinding lateral kavum timpani,
sedangkan dibagian epitimpani dinding lateralnya adalah skutum yaitu lempeng tulang yang merupakan bagian pars skuamosa tulang temporal
Helmi, 2005; Dhingra, 2007. Isi kavum timpani terdiri dari :
1. Tulang-tulang pendengaran maleus, inkus, stapes. 2. Dua otot, yaitu muskulus tensor timpani dan muskulus stapedius.
Universitas Sumatera Utara
3. Saraf korda timpani, merupakan cabang dari nervus fasialis masuk ke kavum timpani dari kanalikulus posterior yang menghubungkan
dinding lateral dan posterior. 4. Saraf pleksus timpanikus adalah berasal dari nervus timpani cabang
dari nervus glosofaringeus dan dengan nervus karotikotimpani yang berasal dari pleksus simpatetik di sekitar arteri karotis interna
Dhingra, 2007.
Tuba Eustachius
Tuba eustachius disebut juga tuba auditori atau tuba faringotimpani bentuknya seperti huruf S. Tuba ini merupakan saluran yang
menghubungkan antara kavum timpani dengan nasofaring Helmi, 2005. Tuba eustachius terdiri dari dua bagian yaitu bagian tulang yang
terdapat pada bagian belakang dan pendek sepertiga bagian dan bagian tulang rawan yang terletak pada bagian depan dan panjang duapertiga
bagian Helmi, 2005. Fungsi tuba eustachius adalah sebagai ventilasi telinga yang
mempertahankan keseimbangan tekanan udara didalam kavum timpani dengan tekanan udara luar, drainase sekret yang berasal dari kavum timpani
menuju ke nasofaring dan menghalangi masuknya sekret dari nasofaring menuju ke kavum timpani Healy dan Rosbe, 2003; Helmi, 2005.
Prosesus Mastoideus
Universitas Sumatera Utara
Prosesus mastoideus baru terbentuk pada usia satu tahun, antrum mastoideum adalah ruangan pertama dan yang terbesar yang terdiri dari sel-
sel mastoid. Sel-sel ini berhubungan satu dengan lain dan pertumbuhan dari sel-sel mastoid tiap orang berbeda. Pneumatisasi prosesus mastoideus
menurut tipe perkembangannya dibagi atas prosesus mastoideus sklerotik, diploik dan pneumatik. Bila drainase tidak baik pada mastoid akan mudah
terjadi radang Helmi, 2005.
2.3 Fungsi Telinga Tengah