4.4.2. Definisi Operasional Variabel
a. Otitis media supuratif kronis adalah radang kronis telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan riwayat keluarnya sekret
dari telinga otorea lebih dari tiga bulan baik terus menerus ataupun hilang timbul.
b. Otitis media supuratif kronis tipe benigna: 1. Perforasi letaknya sentral pada pars tensa, perforasi dapat
subtotal atau total. Bila perforasi total, masih nampak pinggir membran timpani annnulus timpanikus.
2. Jarang terdapat granulasi atau polip. 3. Sekret mukoid atau mukopurulen dan baunya tidak seberapa.
c. Otitis media supuratif kronis tipe maligna: 1. Perforasi letaknya di marginal atau atik. Bila perforasi total, maka
annulus timpanikus tidak ada lagi. 2. Sering terdapat granulasi dan polip.
3. Sekret purulen dan berbau busuk. d. Gangguan pendengaran adalah gangguan proses mendengar yang
berdasarkan letak lokasi kelainannya terbagi atas tiga jenis yaitu: 1. Tuli konduktif, dimana kelainannya terletak mulai dari telinga
luar sampai ke telinga tengah. 2. Tuli sensorineural, dimana kelainannya terletak pada telinga
dalam dan pusat pendengaran.
Universitas Sumatera Utara
3. Tuli campur, dimana kelainannya merupakan gabungan dari tuli konduktif dan sensorineural.
e. Derajat gangguan pendengaran berdasarkan Derajat ketulian ISO International Standard Organization
: 0 – 25 dB : normal
25 – 40 dB : tuli ringan 40 – 55 dB : tuli sedang
55 – 70 dB : tuli sedang berat 70 – 90 dB : tuli berat
90 dB : tuli sangat berat Soetirto, Hendarmin Bashiruddin,2004
f. Untuk menentukan perforasi membran timpani digunakan cara Booth seperti yang dikutip oleh Irwan 1995:
Perforasi sentral : perforasi 50 dari lebar membran timpani Perforasi subtotal: perforasi 50-75 dari lebar membran timpani
Perforasi total : perforasi 75 dari lebar membran timpani
Perforasi atik : perforasi yang letaknya di pars plasida
g. Lama sakit adalah mulai penderita mengalami keluhan sampai datang berobat ke RSUP H. Adam Malik Medan dinyatakan dalam
bulan dan tahun.
4.5 BahanAlat Penelitian