Pemeriksaan audiometri penting untuk menentukan fungsi konduktif dan fungsi koklea. Dengan menggunakan audiometri nada
murni pada hantaran udara dan hantaran tulang serta penilaian diskriminasi tutur, besarnya kerusakan tulang-tulang pendengaran
dapat diperkirakan dan bisa ditentukan manfaat operasi rekonstruksi telinga tengah untuk perbaikan pendengarannya.
d. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan radiologi dari mastoid perlu untuk melihat perkembangan pneumatisasi mastoid dan perluasan penyakit. Foto
polos dan CT Scan dapat menunjukkan adanya gambaran kolesteatoma dan keadaan tulang-tulang pendengaran juga dapat
diperhatikan.
e. Pemeriksaan mikrobiologi
Pemeriksaan mikrobiologi sekret telinga penting untuk menentukan bakteri penyebab OMSK dan antibiotika yang tepat
Ballenger, 1997; Mills, 1997; Helmi, 2005.
2.5.9 Komplikasi
Adams 1989 mengemukakan klasifikasi komplikasi sebagai berikut : A.
Komplikasi di telinga tengah : 1.
Perforasi membran timpani persisten 2.
Erosi tulang pendengaran 3.
Paralisis saraf fasialis
Universitas Sumatera Utara
B. Komplikasi di telinga dalam :
1. Fistula labirin
2. Labirinitis supuratif
3. Tuli saraf sensorineural
C. Komplikasi di ekstradural :
1. Abses ekstradural
2. Trombosis sinus lateralis
3. Petrositis
D. Komplikasi ke susunan saraf pusat
1. Menigitis
2. Abses otak
3. Hidrosefalus otitis Kenna dan Latz, 2006.
2.5.10 Penatalaksanaan
Ada dua hal yang penting diperhatikan apabila kita merawat penderita OMSK yaitu kelainan patologi yang berperan sebagai sumber infeksi di dalam
telinga tengah serta seberapa jauh kelainan patologi tersebut sudah mengganggu fungsi pendengaran Wang, Nadol, Austin
et al , 2000; Yuen,
Ho, Wei et al
, 2000. Prinsip terapi OMSK tipe benigna adalah konservatif atau
medikamentosa. Bila sekret keluar terus-menerus, maka diberikan obat pencuci telinga berupa larutan H
2
O
2
3 selama tiga sampai lima hari. Setelah sekret berkurang maka terapi dilanjutkan dengan memberikan obat tetes
Universitas Sumatera Utara
telinga yang mengandung antibiotika. Secara oral diberikan antibiotika sesuai kultur dan tes sensitivitas Alper, Dohar, Gulhan
et al, 2000; Djaafar, 2004.
Bila sekret telah kering tetapi perforasi masih ada setelah diobservasi selama 2 bulan, maka idealnya dilakukan miringoplasti atau timpanoplasti.
Operasi ini bertujuan untuk menghentikan infeksi secara permanen, memperbaiki membran timpani yang perforasi, mencegah terjadinya
komplikasi atau kerusakan pendengaran yang lebih berat, serta memperbaiki pendengaran Djaafar, 2004.
Prinsip pengobatan pada OMSK tipe maligna adalah pembedahan, yaitu mastoidektomi. Jadi bila terdapat OMSK tipe maligna maka terapi yang
tepat adalah dengan melakukan mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasti. Terapi konservatif dengan medikamentosa hanyalah
merupakan terapi sementara sebelum dilakukan pembedahan. Bila terdapat abses retroaurikular, maka insisi abses sebaiknya dilakukan tersendiri
sebelum kemudian dilakukan mastoidektomi Veldman, Braunius, 1998; Djaafar, 2004.
2.6 Gangguan Pendengaran pada Otitis Media Supuratif Kronis