3.3. Badan Permusyawaratan Kampong
Sebagaimana menindaklanjuti Undang-undangan Nomor 32 tahun 2004 tentang pemrintahan daerah, dan Peraturan Bupati Aceh Singkil Nomor 188.45
253 2007 tentang Badan Permusyawaratan Kampong BPK sebagai mitra Pemerintahan Desa. BPK adalah badan perwakilan yang terdiri atas pemuka-
pemuka masyarakat di desa yang berfungsi mengayomi adat istiadat, membuat peraturan desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat serta
melakukan pengawasan tehadap penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Peraturan Bupati Aceh
Singkil Nomor 188.45 253 2007 tampak bahwa peran BPK lebih dominan, selain memberi masukan kepada Kepala Desa BPK juga dapat membatalkan
kebijakan yang akan dibuat menjadi keputusan dan mengawasi pelaksanaan kebijakan tersebut, BPK dapat meminta pertanggungjawaban kepada Kepala
Kampong sebagai pelaksana.
1. Kedudukan Badan Permusyawaratan Kampong BPK
a. BPK berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Kampong.
b. BPK berfungsi menetapkan Peraturan Kampong bersama Kepala
Kampong, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.
2. Tugas dan Wewenang Badan Permusyawaratan Kampong BPK
a. Membahas rancangan peraturan Kampong bersama Kepala Kampong
Desa. b.
Bersama-sama Kepala Kampong Desa menetapkan APB-Kampong.
Universitas Sumatera Utara
c. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan Kampong dan
peraturan Kepala Kampong Desa. d.
Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Kampong Desa. e.
Membentuk panitia pemilihan Kepala kampong Desa. f.
Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi masyarakat.
g. Menyusun tata tertib Badan Permusyawaratan Kampong BPK.
3. Hak Badan Permusyawaratan Kampong BPK
a. Meminta keterangan kepada Pemerintah Kampong.
b. Menyatakan pendapat.
c. Mengajukan rancangan peraturan Kampong.
d. Mengajukan pertanyaan.
e. Menyampaikan usul dan pendapat.
f. Memilih dan dipilih.
g. Memperoleh tunjangan.
4. Kewajiban Anggota Badan Permusyawaratan Kampong BPK
a. Mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dan menaati segala peraturan perundang- undangan.
b. Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintah
Kampong c.
Mempertahankan dan memelihara hukum Nasional serta keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
d. Menyerap, menampung, menghimpun, dan menindaklanjuti aspirasi
masyarakat. e.
Memproses pemilihan Kepala Kampong. f.
Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan.
g. Menghormati nilai-nilai sosial budaya dan adat-istiadat masyarakat
setempat. h.
Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga kemasyarakatan.
5. Kewajiban Badan Permusyawaratan Kampong BPK
a. Badan Permusyawaratan Kampong mempunyai kewajiban menyampaikan
informasi hasil kinerja kepada masyarakat. b.
Penyampaian hasil kinerja Badan Permusyawaratan Kampong, disampaikan paling sedikit satu kali dalam setahun.
c. Penyampaian hasil kinerja Badan Permusyawaratan Kampong dapat
dilakukan melalui pertemuan atau media cetak.
Universitas Sumatera Utara
Berikut ini adalah struktur Badan Permusyawaratan Kampong BPK Napagaluh Kecamatan Danau Paris:
Gambar 3 Struktur Badan Permusyawaratan Kampong BPK Napagaluh Kecamatan
Danau Paris
Sumber: Profil Desa Napagaluh 2010
3.4. Kelompok Simpan Pinjam Perempuan SPP 1. Sejarah singkat terbentuknya Kelompok Simpan Pinjam Perempuan di
Desa Napagaluh
Masyarakat Desa Napagaluh merupakan masyarakat yang secara umum bersifat homogen dan memiliki sifat kekeluargaan yang erat. Adat-istiadat dan
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat masih terpelihara dengan baik. Rasa sosial yang terjalin selama ini masih sangat kental mungkin karena adanya
perasaan senasib dan saling membutuhkan.
Ketua BPK
Sudianto Bancin
Wakil Ketua BPK
Mansah Meka
Sekretaris BPK
Alboin Berutu
Anggota
Jonggol Berutu
Anggota
Murtin Berutu
Anggota
Karwan Berutu
Anggota
Bating Tumangger
Universitas Sumatera Utara
Sebelum terbentuknya Kelompok Simpan Pinjam Perempuan SPP, masyarakat perempuan yang ada di Desa Napagaluh telah memiliki
perkumpulan perempuan yang lebih di kenal dengan istilah ”arisan” yang dibentuk di masing-masing dusun atas dasar mereka merasa senasib. Arisan ini
menjadi suatu wadah bagi para perempuan untuk jadi saling berbagi baik masalah pribadi maupun masalah keluarga mereka. Pertemuan dilakukan sebulan sekali,
sembari mereka kumpul mereka berbagi berkat seperti makan bersama di rumah anggota yang telah ditentukan. Mereka juga melakukan cabut nomor untuk
pertemuan berikutnya dan mendapat yang uang tarikan. Seiring dengan hadirnya program PNPM Mandiri Pedesaan dari
pemerintah pada Tahun 2006 yang salah satu agendanya adalah untuk memberdayakan kaum perempuan, maka hal ini menjadi suatu harapan bagi
masyarakat terutama perempuan untuk dapat hidup mandiri dan meningkatkan taraf hidupnya. Salah satu program dari PNPM Mandiri Pedesaan untuk
memberdayakan perempuan di desa tersebut adalah membentuk Kelompok Simpan Pinjam Perempuan SPP.
Setelah kehadiran SPP banyak anggota dari arisan tersebut yang membentuk kelompok yang baru sebanyak 10 orang tiap kelompok untuk
membentuk kelompok SPP, namun kegiatan arisan tetap berjalan seperti sebelumnya sebab masih ada anggota arisan yang tidak ikut serta dalam kegiatan
SPP, sementara anggota lain memiliki kelompok ganda yakni aktif di kegiatan arisan dan kegiatan SPP.
Arisan dan SPP pada umumnya berbeda baik dalam pengelolaan maupun pemanfaatannya. Dana pinjaman dari SPP digunakan sebagai modal usaha untuk
Universitas Sumatera Utara
masing-masing anggota dengan tujuan terwujudnya pemberdayaan bagi masyarakat khususnya perempuan. SPP dikelola oleh kelompok yang terdiri dari
ketua, sekretaris dan bendahara dan anggota. Selain itu ada aturan yang mengikat bagi masing-masing anggota apabila terjadi pelanggaran dalam pelaksanaannya.
Sementara arisan tidak memiliki tujuan yang jelas sebab uang atau dana yang diperoleh dari arisan dapat digunakan anggota sesuai dengan keinginannya,
sehingga tidak terlihat adanya pemberdayaan di dalamnya. Dalam arisan aturan dan sanksi serta ADARTnya juga tidak jelas. Hal inilah yang menjadi perbedaan
dasar antara arisan dengan SPP. Kelompok Simpan Pinjam Perempuan yang ada di Desa Napagaluh telah
berjalan sejak Tahun 2007 dan telah terjadi perguliran. Pembentukan Kelompok Simpan Pinjam Perempuan SPP di Desa Napagaluh berawal dari Musyawarah
Desa Khusus Perempuan MKP yang dilakukan di Balai Pertemuan Desa. MKP dihadiri oleh kaum perempuan yang ada di Desa Napagaluh dan dilakukan dalam
rangka membahas gagasan-gagasan dari kelompok-kelompok perempuan dan menetapkan usulan kegiatan. Usulan yang disampaikan harus mempertimbangkan
hasil penggalian gagasan yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah gagasan dari kaum perempuan rampung, maka gagasan tersebut
akan dibawa pada Musyawarah Desa Perencanaan. Kemudian dilakukan pengajuan proposal yang akan diverifikasi oleh Tim Verifikasi dan dilakukan
pengesahan.
Universitas Sumatera Utara
3. Kewajiban Pengurus Kelompok a. Kewajiban Pengurus
1. Menyusun rencana kerja serta rencana anggaran biaya dan
pendapatan tahunan kelompok. 2.
Melaksanakan rencana kerja yang telah disahkan oleh rapat anggota.
3. Mengadakan rapat anggota dan rapat pengurus.
4. Memberikan laporan pertanggungjawaban secara menyeluruh
mengenai keadaan dan perkembangan kegiatan kelompok.
b. Tugas Ketua Kelompok