i. Tahap Pemberdayaan Masyarakat Menuju Kemandirian
1. Tahap Pembelajaran bagi masyarakat dan pemda untuk memahami
pengelolaan pembangunan partisipatif Meski bersifat stimulan, BLM memiliki peran besar untuk pelaksanaan
kegiatan awal pengintegrasian perencanaan partisipatif ke dalam sistem perencanaan pembangunan reguler. Peran pendamping fasilisator konsultan
sangat diperlukan terutama dalam inisiatif dan prakarsa. Diperlukan waktu sekitar 2 tahun, tergantung kondisi wilayah dan kesiapan masyarakat.
2. Tahap Kemandirian
Masyarakat, pemda, konsultan dan fasilisator sudah merupakan mitra sejajar. Masyarakat dan pemda dapat mengakses berbagai sumber dana yang ada.
Perencanaan partisipatif telah ditetapkan sebagai peraturan daerah. Peran fasilisator konsultan difokuskan pada supervisi dan penguatan kapasitas pelopor
relawan masyarakat agar mampu memfasilitasi kegiatan masyarakat di wilayahnya, diperlukan waktu 2 tahun.
3. Tahap Keberlanjutan
Masyarakat mampu menghasilkan keputusan yang rasional dan adil, dan mampu membangun kemitraan dengan berbagai pihak. Kebijakan dan
penganggaran pemda lebih pro-poor . Keberadaan fasilisator konsultan atas permintaan masyarakat pemda sesuai keahlian yang dibutuhkan. Kemitraan
masyarakat, pemda dan kelompok peduli berlangsung secara sinergis sebagai penggerak pembangunan, diperlukan waktu setidaknya 1 tahun. Tujuan dan
strategi yaitu terbentuknya masyarakat yang mandiri dan dapat mengakses berbagai program yang diperlukan dari tahun 2007-2015.
Universitas Sumatera Utara
Proses pemberdayaan masyarakat; 1.
Refleksi kemiskinan a
Identifikasi kemiskinan b
Merumuskan persoalan kemiskinan yang dihadapi c
Merumuskan penyebabnya d
Identifikasi potensi untuk menanggulanginya 2.
Pertemuan masyarakat a
Tahap belajar awal menggali kebersamaan b
Berdemokrasi c
Kesadaran akan eksistensi diri 3.
Sosialisasi di masyarakat a
Pemetaan sosial b
Sosialisasi program 4.
Pnyusunan Rencana Identifikasi dan prioritasi
Penyusunan rencana program penanggulangan kemiskinan. Pengorganisasian masyarakat : lembaga masyarakat dibentuk ditetapkan,
dimiliki, dan dikelola untuk memenuhi kebutuhan bersama. 5.
Pelaksanaan kegiatan: pembentukan penetapan kelompok swadaya masyarakat pelaksana kegiatan media bersama untuk meyelesaikan
masalah secara mandiri. 6.
pemetaan swadaya a
Merumuskan kebutuhan dan potensi yang ada b
Memecahkan persoalan dengan potensi yang dimiliki.
Universitas Sumatera Utara
7. Penerima manfaat: kelompok swadaya masyarakat dan masyarakat miskin lainnya .
j. Ketentuan Dasar